Keluarga Tentukan Motivasi dan Kualitas Hidup Penderita Stroke (Bag. 1)

Kesehatan1120 Views

Oleh: Lalu Rodi Sanjaya, S.Kep.Ns , Fitri Arofiati, S.Kep., Ns., MAN, Ph.D

BerbagiNews.com – Tugas seorang perawat tidak hanya memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan yang diberikan meliputi seluruh aspek kehidupan sosial, baik perseorangan, keluarga dan masyarakat luas. Perawat tidak hanya memberikan perawatan kepada masyarakat secara langsung, namun juga bisa secara tidak langsung, seperti promosi melalui media sosial, misalnya; internet, radio, televisi, media massa atau koran dan lainnya.

Tulisan yang dibuat mahasiswa dan dosen Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan pengabdian kepada masyarakat melalui media massa. Kali ini penulis mencoba memaparkan secara gamblang dan sederhana tentang manfaat dukungan keluarga bagi pasien yang mengalami stroke. Salah satunya adalah meningkatkan motivasi dan kualitas hidup anggota keluarga yang menderita stroke.

Stroke merupakan salah satu masalah besar di dunia. Kejadian stroke mencapai angka perbandingan yang cukup tinggi. Selama kurun 2013 sampa 2016 Feigin dan rekan-rekan penelitinya pada tahun 2016 lalu melakukan pencarian data kejadian stroke di dunia. Hasilnya cukup mencengangkan, kejadian stroke di seluruh dunia mencapai angka 25,7 juta . 6,5 juta meninggal dan jutaan orang lagi mengalami kecacatan akibat stroke. Peneliti selanjutnya, pada tahun 2017, Verketasubramanian dan timnya menelusuri jumlah penderita stroke di wilayah Asia. Selanjutnya bagaimanakah fenomena stroke di Indonesia. Dikutip dari laman www.depkes.go.id tentang potret sehat Indonesia dari Riskesdas tahun 2018 yang dipublikasikan 08 November kemarin, melaporkan bahwa terjadi kenaikan kejadian penyakit tidak menular dari riskesdas tahun 2013, di antaranya stroke, kanker, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi. Khususnya data stroke yang sebelumnya 7 % naik menjadi 10,9 %. Artinya kenaikan penyakit ini akan meningkatkan angka kecacatan dan kematian di Negara Indonesia. Bahkan jauh ke depan pada kondisi seperti ini akan menimbulkan munculnya gejala psikologis seperti kecemasan, depresi dan yang lainnya bagi penderita stroke sendiri dan keluarga.

Baca Juga :  Klinik Keluarga Kita, dr. Ananta: Hadir di Pedesaan dengan Konsep Pasien adalah Keluarga

Selain dampak psikologis, penderita stroke dan keluarga juga akan mengalami perubahan pada kehidupan ekonomi, sosial, fisiologis dan spritualnya. Banyaknya dampak yang bisa dialami oleh penderita stroke ini tentunya akan mengakibatkan penurunan motivasi dalam kehidupannya. Pikiran semacam ini bila tidak dicoping dengan baik maka akan dapat mengakibatkan terjadinya depresi, dan kemungkinan besar akan mengarah kepada kematian. Di sinilah perawat mengambil perannya untuk meningkatkan motivasi pada pasien stroke, tentunya pelayanan keperawatan tidak akan maksimal apabila tanpa ada dukungan dari keluarga pasien. Oleh karenanya, sebagai perawat penting untuk merangkul keluarga pasien dan berkomitmen bersama untuk memberikan yang terbaik dan mendukung kesembuhan bagi pasien. (bersambung…)