Rio Wibawanto: Tips Mendaki Gunung Rinjani dari Jalur Sembalun Lombok Timur

BerbagiNews.com – Pendakian ke Taman Nasional Gunung Rinjani Secara Resmi dibuka Mulai Hari Jum’at, 14 Juni 2019.

Berdasarkan hasil Survey yang di lakukan oleh Tim Taman Nasional Gunung Rinjani ada bebera hal yang ingin kami laporkan.

Terdapat retakan di antara pos 2 dan pos 3 yang berbahaya sehingga dibuat jalur baru belok ke kiri, Ikuti petunjuk arah dan stringline.

Jangan melewati tPendaki merah. Karena masih terjadi beberapa kali longsoran di area tersebut.

Sesudah itu sebelum jembatan Pendaki harus belok kanan melewati sungai kering dengan batuan lava dan pasir sekitar 100 meter, ikuti stringline dan tPendaki arah. Lalu belok kiri menuju pos extra.

Sebelum belok di pasir Pendaki bisa ambil air dengan cara menggali pasir. Ingat ini adalah air terakhir yg bisa Pendaki bawa untuk ke pelawangan. Hemat air. Bawalah Jerigen air atau botol Refill.

Di pos 3 telah terjadi runtuhan batu besar sehingga Pendaki harus belok kanan lewat jalur baru. Sekali lagi lihat tPendaki arah.  jangan Lupa Membawa air untuk ke Pelawangan Sembalun. Karena tidak ada air di Pelawangan. Mata air yang dulu sebagian besar tertutup longsoran. Gunakan porter jika Pendaki tidak mampu bawa air.

200 meter sebelum Pelawangan Sembalun, Pendaki  harus belok kiri karena ada longsoran besar di jalur lama. Ikuti petunjuk arah, Jalur ini sedikit berpasir.

Tim Survey TNGR | Foto Stuk Rinjani

Lokasi pelawangan jangan ngecamp dekat sign board sebelum pertigaan danau, karena disitulah retakan besar saat gempa. Saat ini sudah mulai turun tanahnya. Kuatir ada gempa susulan dan longsor.

Dan untuk sementara dilarang menuju Danau maupun Puncak. Sabar. TNGR akan terus melakukan pembenahan hingga bisa normal.

Baca Juga :  Geger, Warga Pohgading temukan Kapal Laut Peninggalan Belanda

Bawa kembali sampah Pendaki, jangan potong Cemara untuk tongkat pendakian, Rinjani rapuh kawan dan hanya pohon yang mampu menahan tanah maupun batuan saat gempa  terjadi, bawalah tongkat pendakian dari awal. Selamat mendaki.

Sumber : Rio Wibawanto TNGR