Ada Apa Dengan Usia Empat Puluh Tahun?

Agama, Ngaji990 Views

BERBAGI News – SETIAP tahap perjalanan umur manusia, kedewasaan adalah muaranya.

Dalam berbagai referensi, kedewasaan dan kematangan seseorang akan tercapai pada usia empat puluh tahun.

Allah SWT juga menyebut umur tersebut dengan jelas dalam Al-Qur’an surah Al-Ahqaf ayat : 15.

“…….sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku……………….”

Alhasil, usia empat puluh adalah usia istimewa. Usia yang mengandung tanya,
“Ada apa dengan usia empat puluh tahun?”

Di usia empat puluh tahun Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul (utusan) Allah SWT.

Maka, tak heran jika usia empat puluh tahun menjadi tolok ukur kematangan usia dan kedewasaan seseorang.

Tentunya bukan tanpa alasan dan juga tidak dilarang bagi kita untuk mencari tahu mengapa Allah menyebutnya secara jelas dan pasti.(qs.a-ahqaf:15).

Apa sebenarnya yang ada pada usia tersebut? Rahasia apakah yang dapat kita temukan di angka itu?

Hikmah dan pelajaran apa yang dapat kita ambil manfaatnya?

Itulah beberapa pertanyaan yang timbul di benak kita setelah membaca firman Allah tersebut di atas.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kita gunakan untuk membuka suatu rahasia besar. Apa rahasianya? Diantaranya adalah :

Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya beliau menjelaskan bahwa, ” Sudah tiba waktu baginya untuk memiliki kekuatan dan keperkasaan yang paling prima.

Itulah puncak keadaan dirinya yang dia tidak mungkin lagi untuk mengulanginya ataupun memilikinya lagi setelah itu.

Itulah penghabisan masa muda, masa sempurna badan dan kejernihan pemahaman.

Jika kita merenungkan sabda Rasulullah SAW;
“Umur umatku berkisar antara enam puluh tahun sampai tujuh puluh tahun. Sangat sedikit yang melewati umur tersebut.”
(HR.At-Tirmidzi).

Baca Juga :  Tawaddhu', Tanpa Takabbur

Jika jatah umur kita 60 tahun, maka kita yang saat ini telah berusia 40 tahun, sama artinya telah menghabiskan dua pertiga dari usia kita.

Adapun jika jatah usia kita 70 tahun, maka kita masih diberikan kesempatan Allah 30 tahun lagi untuk menambah bekal menuju perjalanan abadi tersebut.

Dengan demikian, tidak sepantasnya kita berharap memiliki kesempatan yang lebih panjang dari itu demi menghibur diri atau untuk beragan-angan.

Karena apa yang telah kita capai sama sekali tidak mencerminkan usia kita, ataupun kita belum dapat memuaskan nafsu yang terlanjur diperturutkan.

Terlebih lagi umat yang umurnya, melebihi batas yang telah diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW sangat singkat dan sedikit sekali.

Imam Masruq berkata :
“Apabila salah seorang di antara kalian telah berumur 40 tahun, hendaklah dia bersikap waspada terhadap Allah SWT.”

Al-A’masy meriwayatkan bahwa Ibrahim An-Nakha’i pernah berkata tentang para salaf :

“Mereka mencari dunia, maka ketika sampai usia empat puluh tahun, maka mereka pun mencari akhirat.”

Sangatlah tepat jika di usia 40 tahun ini kita melakukan muhasabah (itropeksi) dan menghitung ulang secara total atas semua yang kita lakukan dan kita capai.

Wallahu a’lam bish shawab.

Selamat, Anda sudah membacanya. Terima kasih.