Dia dari Silsilah Orang-orang Sakti

BERBAGI News – DATUK Syeikh TGH Ahmad Tretetet bin TGH Umar Kelayu lebih banyak dikenal sebagai seorang putra ulama paling masyhur di masanya. Siapa tak kenal TGH Umar Kelayu? Guru dari sekian banyak ulama yang tersebar se-Nusantara. Ia menguasai berbagai disiplin ilmu tentang Islam, di antaranya pemahaman tentang Al-Qur’an, ilmu hadist, tasawuf, tauhid, syari’at, dan bahasa. Salah satu kitab terkenal TGH Umar Kelayu adalah Manzarul Amrad fi Bayani Qith’atin minal I’tiqad.

Ahmad Tretetet lahir dari rahim istri ke dua TGH Umar Kalayu, bernama Hajjah Raden Roro Aminah.

Jika dari garis keturunan sang ayah ia mendapatkan pengetahuan mendalam tentang ilmu-ilmu Islam, maka dari pihak ibu Ahmad Tretetet memperoleh kedigdayaan. Inilah yang menitis di tubuhnya sejak ia dalam kandungan. Kedigdayaan yang menyatu dengan dirinya bahkan sejak dilahirkan.

Di sebelah barat masjid Baiturrohman Banyuwangi, Jawa Timur, terletak makam sejumlah Bupati Banyuwangi. Semuanya keturunan Prabu Tawangalun, Raja Blambangan. Di antaranya Wiroguno II, Suronegoro, Wiryodono Adiningrat, dan Pringgokusumo.

Yang disebut terakhir bernama lengkap Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Pringgokusumo, adalah bupati ke lima Banyuwangi yang menjabat sejak 1867 sampai 1881. Dari seluruh makam yang ada, hanya makam Pringgokusumo yang paling sering dikunjungi.

Di masa hidupnya Pringgokusumo terkenal bijaksana dan sangat sakti mandraguna. Inilah yang membuatnya tak hanya disegani di wilayah Banyuwangi. Nama besarnya dikenal hingga Bali dan Madura.

Pringgokusumo seorang bupati berperawakan tinggi besar. Konon tinggi tubuhnya mencapai dua meter. Suaranya lantang. Wibawanya membuat para musuh gentar. Namun ia dikenal sebagai bupati yang rendah hati. Dalam menata pemerintahan ia terkenal sangat tegas namun begitu bijaksana.

Baca Juga :  Sosok Rara, Pawang Hujan MotoGP Mandalika

Pringgokusumo adalah kakek Raden Roro Aminah, ibunda Ahmad Tretetet.

Bicara Banyuwangi, tidak dapat dipisahkan dengan kejayaan Blambangan di masa silam. Antara tahun 1767 hingga 1772 pecah perang dahsyat antara VOC dengan Blambangan, populer disebut perang Puputan Bayu. Perang yang terkait erat dengan lahirnya Banyuwangi — hari lahir Banyuwangi ditetapkan tanggal 18 Desember 1771.

Blambangan yang popuper dengan legenda Menak Jinggo, Damar Wulan, dan tokoh-tokoh sakti lainnya.

Kesimpulannya, TGH Ahmad Tretetet yang punya pertalian darah dengan para leluhur ningrat yang digdaya, tak heran menjadikannya sosok yang memiliki banyak keistimewaan sejak kecil. Ia bukan orang biasa. (Buyung Sutan Muhlis)