Empat Rahasia di Balik Kelezatan Hidangan Lombok

BERBAGI News – TANAH Lombok tak hanya subur. Hampir seluruh daratan dan perairannya menghasilkan berbagai komoditas yang bercita rasa lebih spesifik. Terasa lebih lezat dan gurih.

Baik beragam tumbuhan maupun hasil sungai dan laut. Baik hasil budidaya atau tumbuh dan hidup secara alamiah.

Kualitas cita rasa itu diyakini berhubungan erat dengan letak geografis, iklim, dan efek secara geologis.

Keberadaan Gunung Rinjani, misalnya. Berbagai spesies laut banyak berkumpul di perairan tak jauh dari gunung berapi yang masih aktif ini.

Belum diketahui pasti jenis zat atau senyawa dari aktititas gunung yang mengundang hewan-hewan laut berdatangan.

Umumnya gas vulkanik yang dilepaskan melalui ventilasi di dasar laut mengandung karbon dioksida, helium, nitrogen, dan argon.

Mata air yang mengalir dari Gunung Rinjani juga disebut-sebut berperan menjadikan sejumlah tumbuhan memiliki rasa nikmat yang beda.

Air sungai yang terus mengalir sepanjang waktu dari kaki gunung ini, berdampak positif pada sebagian wilayah Lombok, sehingga lahan pertanian berfungsi terus-menerus.

Bahkan di lahan kritis pun sejumlah tanaman tumbuh dengan sempurna. Ambil contoh tanaman tembakau Lombok yang sekarang bahkan menjadi salah satu komoditas eksklusif sebagai oleh-oleh bagi para pengunjung yang mendatangi pulau seribu masjid ini.

Lombok telah dinyatakan sebagai satu dari empat wilayah penghasil tembakau terbaik dan berkarakter, selain Deli, Soppeng, dan Pulau Madura.

Salah satu sungai yang diandalkan sebagai sumber irigasi adalah Kali Jangkok. Inilah sungai terpanjang di Lombok. Hulu sungai berada di kawasan Rinjani, alirannya berakhir di Ampenan.

Di wilayah hulu, aliran sungai juga dimanfaatkan warga untuk kolam aneka jenis ikan air tawar. Selain itu, dari sumber air yang sama, banyak warga menyandarkan hidup sebagai petani kangkung.

Baca Juga :  Bolehkah Tidak Bayar Pinjaman di Pinjaman Online Legal?

Siapa tak kenal kangkung Lombok? Jenis komoditas ini begitu diminati tak hanya masyarakat lokal. Berton-ton kangkung Lombok dikirim ke berbagai kota besar se-Indonesia setiap harinya.

Uniknya, meski varietas yang sama juga dapat tumbuh dengan baik di daerah lain, namun karakter rasanya tak sama dengan yang dibudiya di Lombok. “Kangkung Lombok beda rasanya dengan kangkung di Bali atau Jawa. Begitu renyah dan empuk,” kata Budayawan Lombok, Drs H Lalu Anggawa Nuraksi.

Anggawa mengatakan, lezatnya kuliner Lombok, dipengaruhi tiga hal. Pertama kondisi alam yang membuat hampir semua bahan baku masakan lebih unggul, ke dua tangan terampil para ran atau peracik kuliner, ke tiga adanya bumbu atau bahan kunci yang digunakan.

“Ada sedikitnya empat rahasia di balik kelezatan masakan Sasak. Pertama kualitas bahan baku karena karunia alam, lainnya adalah adanya bahan-bahan wajib pada takaran terasi, garam, dan minyak kelapa,” ujarnya.

Menurut Anggawa, masyarakat setempat menggunakan terasi yang berbeda dengan yang dipasarkan di daerah lain.

Cara pengolahan bahan masakan ini juga memiliki metode tersendiri yang sudah berlangsung sejak turun-temurun, di samping kualitas bahan baku.

Rasa kuliner yang spesifik juga ditentukan bahan dari minyak kelapa. Menu plecingan, misalnya. Minyak yang digunakan bukan dari bahan kelapa sawit pabrikan, tapi dari perasan santan buah nyiur yang diproses sendiri, sehingga masakan memiliki kekhasan rasa.

Mengomentari keberadaan para ran, ia mengaku mengetahui pembuat jenis masakan dari nuansa yang dirasakan di lidah. Sebab walaupun masakan yang diolah sama jenisnya, belum tentu rasanya sama.

“Saya tahu siapa ran-nya ketika diundang pesta, dari khasnya rasa. Masing-masing ran punya kekhasan. Ini tentu dari pengalaman meracik yang diturunkan dari nenek-moyang,” ungkap Anggawa. (Buyung Sutan Muhlis/Bersambung)