Ibadah Qurban, Sebagai Pelambang Keadilan Sosial

Agama, Ngaji953 Views

BERBAGI News – Ibadah Qurban, sebagai pelambang keadilan sosial, memang secara ritual dilaksanakan sekali setahun.

Tetapi didalam kehidupan bermasyarakat, dia haruslah tercermin dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara sehari-hari.

Bahkan dalam upaya pengamalan sila Keadilan Sosial dari Pancasila bagi seluruh rakyat Indonesia, maka hal ini harus mewarnai seluruh gerak, derap langkah pembangunan kita.

Lewat semangat “qurban” kita berusaha mengurangi jurang pemisah antara sikaya dan simiskin.

Kita tumbuhkan kembali semangat pengorbanan yang telah dicontohkan dan diberikan oleh para syuhada dan pahlawan bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tanah air.

Kini, kita sumbangkan kembali apa yang kita miliki untuk melenyapkan kemiskinan, kebodohan, keterbelankangan, dan ketertinggalan anak bangsa ini.

Dalam rangka mewujudkan dan mensyukuri nikmat kemerderkaan sebagai karunia terbesar bagi bangsa Indonesia yang Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa.

Agama memerintahkan kita menolong kepada saudara-saudara kita yang kekurangan, “wa ta’awanu ‘alal biriri wattaqwa, walaa ta’awanu ‘alal ismi wal’udwaani.”

“Bertolong-tolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan janganlah ber-tolong-tolongan dalam mengerjakan dosa dan permusuhan…” (QS.Al-Maidah :2)

Perhatian terhadap kepincangan sosial itu dengan memberi bantuan kepada kelompok masyarakat yang kekurangan tidaklah cukup hanya didasarkan kepada rasa kasih sayang saja.

Tapi hendaknya ditanam suatu kesadaran, kesadaran hak-hak sosial kemiskinan dan dipihak yang satu dan kesadaran kewajiban sosial bagi orang yang berkecukupan untuk membantu orang yang kekurangan supaya ia menjadi mampu.

Menurut pandangan, Jendral Dr.A.H.Nasution, dalam tuisannya tentang Pembangunan Bukti Kebenaran, mengatakan;

“Sebenarnya pengertian sosial kita masih tipis sekali dewasa ini. Pada lazimnya arti serta fungsi pelaksanaannya hanya terbatas pada mengurus anak yatim dengan cara mengumpulkan dana dan derma dan lagi ini hanya terbatas pada hari-hari tertentu saja seperti pada menjelang hari-hari besar Islam dan hari-hari lainya.

Baca Juga :  Belajar Dari Kehidupan dan Kesuksesan Semut

Sedangkan istilah Kesejahteraan Sosial bagi negara-negara maju telah dirubah menjadi pembangunan sosial.

Sehingga bukannya hanya masyarakat itu terus menerus menerima bantuan dari mereka yang kuat.

Sebenarnya Pancasila dan UUD ’45 adalah begitu tegas tentang keadilan sosial, seperti tersebut dalam pasal 23 serta pasal 27 sampai dengan 34.”

Dengan semangat Ibadah qurban,untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan sehari- hari yang memisahkan kaum Muslimin satu sama lain, perbedaan sosial, ekonomi, kebudyaan, etnisitas, posisi sosial dan sebagainya.

Juga tak kalah penting pada saat ini yang sangat mendesak adalah menghilangkan dan menyembelih sifat-sifat egoisme, ananiyah, seperti egoisme politik dan egois suku, dan lainnya yang sekarang cenderung semakin meningkat dalam masyarakat kita.

Ketahuilah bahwa hal ini hanya akan mengantarkan masyarakat dan bangsa kita kepada kekalahan atau kehancuran.

Ibadah qurban mendidik kita dalam menumbuhkan semangat pengorbanan, kedermawanan, keshalihan sosial dan ketauhidan sosial dalam diri kita.

Lewat Ibadah qurban kita lalu menjadi sadar, bahwa kebahagiaan itu dapat kita peroleh dengan jalan berbagi dan memberi kepada sesama, bukan menerima.

“Orang yang memberi, jauh lebih mulia daripada orang yang menerima.” Demikian sabda Nabi.

Oleh karena itu mari kita tumbuhkan kesadaran sosial dalam diri kita “rasa bahagia dalam memberi dan berbagi.”

Wallahu a’lam bish shawab.

Selamat, Anda telah membacanya.
Semoga bermanfaat adanya.
Terima kasih.