Berbagi Tanpa Pamrih

Agama, Ngaji1172 Views

BERBAGI News – Amal perbuatan baik atau berbagi kepada sesama sekecil apapun haruslah dilandasi dengan keihklasan,karena tanpa keikhlasan amal perbuatan itu akan sia-sia belaka.

Allah SWT hanya akan melihat perbuatan hamba-Nya yang Ikhlas, yaitu yang berbagi atau berbuat baik semata-mata untuk mendapatkan ridha-Nya.

Karena yang tahu kedalaman keihklasan seseorang adalah dirinya sendiri dan Allah SWT, karena Dia Maha Mengetahui yang tampak dan yang tersembunyi.

Justeru, orang yang menampak-nampakkan secara demonstratif keihklasannya di muka umum, yang perlu kita pertanyakan.

Apalagi dengan berulang kali mengucapkan kepada orang lain, “Aku ikhlas kok”, itu indikasi bahwa sebetulnya dia sedang terganggu keihklasannya.

Ketika seseorang itu berbagi atau berbuat baik dan masih butuh pengakuan orang lain, boleh jadi keihklasannya karena ada motif.

Menampakkan perbuatan baik sebetulnya tidak dilarang, asal tujuannya untuk memotivasi dan supaya di contoh oleh orang lain.

Jadi, meskipun menampakkan, hatinya tetap ikhkas. Hanya menampakkan itu berpotensi mengganggu keikhlasan.

Dengan demikian akan dikhawatirkan cenderung kepada perbuatan riya (pamer) maka hati dan mentalnya harus kuat betul.

Maka dari itu, Al-Quran menegaskan bahwa menyembunyikan tetap lebih baik.

“Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, menyembunyikan itu lebih baik bagimu…”
(QS. Al-Baqrah;271).

Ikhlas itu lillahi ta’ala! Do it and forget it, kerjakan dan lupakan. Dalam hal berbagi dan berderma, ikhlas adalah memberikan sesuatu kepadanya tanpa pamrih.

Janganlah pernah berpikir atau punya perasaan bahwa Allah SWT atau malaikat akan lupa, tertukar dan keliru mencatatnya untuk memberikan membalasan kepadanya.

Dalam hal ini Al-Quran menegaskan bahwa ;

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
(QS. Az-Zalzalah;7).

Baca Juga :  Menyikap Ikhlasnya Pengorbanan Nabi Ibrahim AS

Rasanya, negeri ini masih butuh orang-orang yang ikhkas. Jangan sampai terjadi orang memberikan bantuan untuk pamrih politik jangka pendek.

Apalagi saling klaim jasa dan kebaikan yang pernah diperbuatnya untuk rakyat, padahal itu adalah merupakan hak dan kewajiban serta tanggung jawab.

Berikanlah kepada rakyat yang terbaik, tanpa pamrih.
Itulah ikhlas yang sesungguhnya.

Rakyat butuh ketulusan, yaitu ketulusan para elit membantu meringankan masyarakat ekonomi sulit (elit) tanpa dikaitkan dengan politik dan
kekuasaan.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan ridha-Nya kepada bangsa dan negara ini. Aamiin.

Wallahu a’lam bish shawab.
Selamat Anda telah membacanya.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih.