Cinta Adalah Fitrah Manusia Yang Sejati

Agama, Inspira, Ngaji969 Views

BERBAGI News – DALAM mengarungi lalu lintas kehidupan, manusia tidak pernah luput dari perihal ingin di cintai dan mencintai, memimiliki, bahkan menguasai.

Karena, hal yang demikian adalah merupakan fithrah yang sejatinya dimiliki oleh setiap manusia di permukaan bumi ini.

Seperti wanita, anak, dan harta kekayaan, pangkat, jabatan, kekuasaan dan dengan sejenisnya.

Semuanya itu adalah merupakan hiasan yang senantiasa menyejukkan pandangan manusia dan hiasan dunia untuk memberikan rasa kebahagiaan bagi manusia.

Akan tetapi, acap kali manusia terjebak dengan cintanya, karena menjadikan cintanya itu apa yang ada tersebut di atas menjadi prioritas paling utama.

Padahal, secara tidak disadari, apa yang telah dimiliki, dicintainya itu, ia sedang dibuai, terpesona oleh kenikmatan dan kebahagian sesaat.

Maka, tak sedikit dari manusia, ketika cinta telah meresap dan melekat dalam hati sanubarinya, akan menempuh segala cara untuk mendapatkan keinginannya itu. Lebih ironis lagi apabila sampai menghalalkan berbagai cara.

Pertanyaannya, bagaimana agar manusia tidak terperangkap oleh cintanya (cinta duniawi)? Sehingga, fithrah yang diberikan Allah SWT tidak menjadi bumerang baginya di akhirat kelak. Sebaliknya, menjadi sebuah nikmat yang halalan thaiyibah, terlebih lagi diridhai-Nya.

Pertama, mendahulukan cinta kepada Allah dan Rasulnya.Sebagaimana firman Allah SWT:

“Katakannlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isrti-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” (QS. At-Taubah : 24)

Kedua, mencintai karena Allah SWT. Rasulullah SAW, dalam hadits Qudsinya yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, memberitakan, “Kelak, di hari kiamat, orang-orang yang saling mencintai karena Aku (Allah), maka demi kemenangan dan keluhuran-Ku, Aku akan memberi mereka naungan di hari tiada naungan selain naungan-Ku.”

Baca Juga :  Kemerdekaan Meraih Perubahan

Ketiga, menyadari semua yang dimiliki pada hakikatnya adalah bermuara dan kembali kepada Allah SWT.

Sebab, dengan menyadari bahwa segala apa yang dimiliki manusia hanyalah bersumber dan akan kembali kepada Allah SWT.

Dengan demikian, manusia akan selalu tabah dan sabar serta tidak boleh berputus asa ketika tidak mendapatkan apa yang menjadi keinginanya.
Lebih-lebih, ia akan menundukkan egonya yang ambusius.

Akhirnya marilah sejenak kita perhatikan peringatan Allah SWT dalam firman-Nya:

“Dijadikan indah pada(pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, dan harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di di dunia dan di sisi Allahlah
tempat kembali yang baik (surga).”

Semoga bermanfaat.Amin.
Wallahu a’lam bish shawab.