Inspiratif.. Empat Sosok Kepala Desa di Loteng adalah Mantan TKI

Lombok Tengah, BERBAGI News – Menjadi seorang Kepala Desa adalah incaran setiap pemuda dan para pengusaha desa, bahkan seluruh masyarakat desa (yang dapat memenuhi setiap persyaratan calon). Di negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia, siapa saja boleh jadi pemimpin Kepala Desa. Toh tak ada yang mustahil bagi seorang yang mau berjuang.
 
Di Lombok Tengah ada empat desa yang kepala desanya rata rata eks TKI, seperti yang dihimpun oleh wartawan Berbagi News diantaranya, Lalu Faizin Abdul Kadir Kades Muncan yang pernah menjadi TKI ke Malaysia, Maknun Kades Tanak Beak adalah  mantan TKI Malaysia, Widianto Kades Kopang Rembiga eks TKI Jepang dan Herman Kades Sintung mantan TKI Korea dan Jepang. Jum’at (27/11).

Pekerjaan Kepala Desa  tidak terlalu susah, namun aspek yang sangat penting serta sedikit rumit yang dikelola pemerintah desa adalah administrasi desa. Sedikit itu, artinya tidak rumit-rumit amat.

Seperti halnya Kepala Desa Kopang Rembiga, Widianto berawal dari Ketua Kepemudaan di masyarakat  bisa menjadi seorang pimpinan desa meski waktu itu saingan berjumlah Sembilan orang yang ikut serta dalam pemilihan Kepala Desa.

“saya berawal jadi ketua  pemuda di desa, sepulang menjadi TKI di Jepang memiliki usaha jasa travel dan harus menentukan pilihan menjalani usaha atau ikut dalam pemerintahan, awalnya tidak ada minat karena dorongan masyarakat yang membuat saya tentukan pilihan untuk ikut pencalonan.  Masalah terpilih atau tidak bagi saya bukan suatu masalah” ucapnya disela sela Sosialisasi aplikasi Portal Desa Digital di ruang kantor kepala desa.

Sementara ditanya tentang modal awal untuk menjadi seorang kepala desa, Ucok sapaan akrab kades kopang Rembiga menjawab “modal atau investasi utama menjadi seorang Kepala Desa adalah investasi  sosial dan bukan investasi  uang, dan dilahirkan dari alam, tidak bisa dibuat buat, tidak pilih kaum tidak pilih kasih biarkan masyarakat yang menilai”, tegasnya.

Baca Juga :  Saudi Kembali Distribusikan Al-Qur'an dan Kurma di Indonesia

Beda halnya dengan Kepala Desa Tanak Beak, Maknun setelah mengalami kegagalan dua kali dalam pencalonan Anggota Dewan memilih menjadi TKI ke Malaysia dan alhasil setelah pulang dari perantauan Maknun sempat menjadi Anggota BPD dua periode yang mendapat dukungan dari pemuda dan masyarakat yang kurang puas dengan pelayanan pemerintah desa sebelumnya.

“program program yang saya jalani di periode pertama yang baru empat tahun berjalan sampai saat ini masih banyak yang kurang, jadi harapan kedepannya nanti  bisa mencalonkan menjadi kepala desa kembali”, harapnya.

Sementara itu Lalu Faizin Abdul Kadir, kades Muncan yang pernah menjadi TKI ke Malaysia mengatakan, “Modal awal saya maju dan dicalonkan menjadi kades adalah totalitas dari melayani masyarakat saat menjadi staf desa dan bendahara dan menjadi sekdes, dan pada saat itu rutin silaturahmi kepada warga”, jelasnya.

Hal senada juga dikatakan kades sintung, modal dasarnya maju di Pilkades adalah senantiasa aktif bersilaturahmi dan giat di aksi sosial kemasyarakatan,” ucap singkatnya.

Keempat kades ini, disaat menjabat fokus pada melayani masyarakat, mulai dari transparansi penggunaan anggaran desa, dan kecepatan dalam pelayanan “Kami melihat di negara luar lebih maju memanfaatkan dan menggunakan aplikasi, serba digital dan komputerisasi dan kami  mengadopsinya,” ucap semua kades saat menerima kunjungan Tim portal Desa Digital.

Terlepas dari itu, setiap Perangkat Desa adalah orang-orang berkompeten, yang sebelum direkrut menjadi Aparatur Desa, sudah melalui beberapa tahapan ujian.  Jadi apa lagi yang perlu diragukan dari seorang Perangkat Desa, meski memiliki latar belakang hanya seorang mantan TKI.