Sedekah Menjadi Sarana Penyucian Diri

Agama, Ngaji1053 Views

Penulis: ASWAN NASUTION
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Al-Jam’iyatul Washliyah Prov. Nusa Tenggara Barat dan Pengurus MUI Prov. Nusa Tenggara Barat (Komisi Dakwah).

BERBAGI News – SERING KALI kita beranggapan sedekah hanya berguna bagi penerima sedekah itu sendiri.

Jarang sekali disadari bahwa sedekah (tangan yang suka berbagi) adalah yang sangat dahsyat faedah bagi pelakunya.

Secara rohani, sedekah menjadi sarana penyucian diri dari dosa dan sifat kikir.

Allah SWT berfirman;
“Ambillah sedekah (zakat) dari sebagian harta mereka. Dengan sedekah, kamu membersihkan dan menyucikan mereka.”
(Qs. At-Taubah : 103).

Secara sosial, sedekah memupuk solidaritas dan pemberdayaan harkat ataupun martabat kaum lemah, fakir, miskin, dan yatim (baik dalam pengertian nasab maupun sosial, yaitu mereka yang tidak punya kerjaan).

Kalangan ekonomi tertinggal banyak terbantu, seperti mempercepat pemerataan kesejahteraan yang mampu menekan angka kriminalitas secara signifikan.

Sedekah akan berfungsi sebagai neraca keadilan yang menjembatani ketimpangan sosial di tengah masyarakat.

Kondisi lingkungan sosial tidak sehat bila orang kaya menghabiskan uang puluhan juta rupiah untuk hiburan, sementara banyak orang miskin tidak makan tiga hari tiga malam.

Urwah bin Zubair menyindir bila orang kaya tidak dermawan, lantas apa bedanya dengan orang miskin ?

Belum lagi, adanya fakta seorang ibu tega membunuh anak dan membuang anaknya karena tak mampu membelikan susu (karena lapar).

Jika kita melek sedekah dan suka berbagi kepada sesama serta sadar masih banyak tetangga yang miskin, dan juga banyak lagi berita tragis itu tidak perlu terjadi.

Makna etimologis sedekah sejajar dengan arti keimanan (ashshidqu), yaitu upaya membenarkan keimanan dengan perbuatan.

Termasuk, keimanan palsu jika seseorang mengaku mukmin, tetapi ia tidak dermawan.

Baca Juga :  Para Suami, Bersabar Atas Sifat Buruk Istri

Rasulullah SAW bersabda ;
“Prilaku dermawan, bukti keimanan.”(HR.Muslim).

Sebaliknya, Allah SWT sangat keras peringatan-Nya, bahwa orang yang menghardik pengemis dan anak yatim sebagai mendustakan agama dan keimanan.”
(QS.Al-Ma’un ; 1-3).

Ingatlah, ada janji besar bagi mereka yang suka berbagi antar sesama dan meringankan beban orang lain.

Sabda Rasulullah SAW,
“Barang siapa meringankan seorang mukmin dari kesulitan dunia, Allah kelak akan meringankannya dari kesulitan di hari kiamat.”
(HR.Muslim)

Kesenjangan tidak akan menganga lebar apabila lahir orang-orang dermawan yang mau menyisihkan harta guna membantu orang-orang yang berkekurangan.

Kedudukan orang dermawan begitu mulia di hadapan Allah, mereka suka memberi dan berbagi
(sedekah) dikala senang dan susah, mereka itu orang yang dijanjikan Allah dengan ampunan dan surga seluas hamparan langit dan bumi.”
(QS. Ali-Imran : 133-134).

Nashrum minallahi wa fathun qariib wa basysyiril mukminin.
Wallahu a’lam bish shawab.