Pengaruh Musim Hujan Terhadap Masyarakat Desa di Lombok Timur

Opini755 Views

Oleh : Rodi Angga Putra
Mahasiswa Program Studi Sosiologi Universitas Mataram

BERBAGI News – Musim hujan atau disebut juga dengan musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan rata-rata curah hujan dalam waktu tertentu secara tetap. Musim ini hanya terjadi di wilayah tropis, contohnya adalah Indonesia. Musim hujan pada lingkungan pedesaan sangat berdampak pada perekonomian masyarakat, Desa Lendang Nangka Utara merupakan salah satu desa yang berkecamatan di Masbagik yang dimana sebagaian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian nanas, pertanian padi dan tukang kuli bangunan.

Bekerja pada sektor pertanian nanas dan kuli bangunan memang sangat bergantung pada musim, dimana kedua jenis pekerjaan tersebut sangat cocok jika pada musim panas atau awal musim hujan, akan tetapi bagaiaman jika musim hujan total datang?. Musim hujan di desa lendang nangka utara memang sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat setempat karna bisa dikatakan pada rata-rata di desa lendang nangka utara adalah bekerja sebagai petani nanas, petani padi dan tukang kuli bangunan.

Desa Lendang Nangka Utara yang berkecamatan di Masbagaik Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu desa yang sebagaian besar masyarakatnya bekerja pada sektor pertanian nanas dan untuk kaum laki-laki muda kebanyakan bekerja sebagai tukang kuli bangunan.

Datangnya musim hujan tentu mempengaruhi harga nanas dipasar, seperti yang diketahui pada umumnya nanas sangat cocok di konsumsi pada saat musim panas atau musim kemarau akan tetapi jika pada saat musim hujan datang peminat atau konsumen nanas sangat sedikit sehingga hal ini tentu memberi angka kerugian bagi para petani nanas dan harga nanas di pasaran menjadi anjlok akibat dari pengaruh musim hujan, sebagaimana yang di ungkapkan oleh salah satu warga asli Desa Lendang Nangka Utara, Amaq Ayu yang bekerja sebagai penendak (tengkulak) nanas sudah hampir dua belas tahun, ia mengungkapkan keluh kesahnya.

Baca Juga :  Eksistensi Pengobatan Mertuq Pada Suku Sasak

“corona dan musim hujan ini membuat harga nanas anjlok dipasar, sekarang harga nanas 10 ribu dapat 25 biji, yang dulunya itu 6 biji saya jual bisa seharga 10 ribu”. Amaq Ayu juga mengaku mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil panen nanas.

Dipasar banyak para pemasok yang biasanya mengambil nanas bisa sampai mematok harga 1 jutaan sekarang mereka hanya berani mengambil sampai harga 200 ribu saja. Hal ini tentu kerugian besar bagi para petani dan pemasok nanas di Desa Lendang Nangka Utara sebab musim hujan menurunkan daya tarik konsumen dan ditambah lagi pada saat ini masyarakat sedang berada pada ekonomi rendah akibat Covid-19.

Masyarakat Desa Lendang Nangka Utara yang bekerja pada pertanian nanas tiap tahunnya selalu mengeluh jika nanas yang di tanam harus panen pada musim hujan karena faktanya musim hujan memang menghancurkan harga pasaran nanas.

Terlepas dari pekerjaan masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian nanas kerugian serupa juga di alami oleh masyarakat yang bekerja sebagai tukang kuli bangunan, seperti yang diketahui untuk membangun suatu bangunan baik itu bangunan rumah, bangunan toko atau bangunan lainnya, tentu membutuhkan musim panas untuk dapat beroperasi dengan efisien, mustahil pembangunan dapat di lakukakan pada saat musim hujan oleh karena itu pada saat musim hujan datang tidak sedikit masyarakat desa yang berani membangun rumah atau bangunan lainya. Masalah inilah yang kemudian membuat masyarakat desa lendang nangka utara khususnya kaum pria banyak kehilangan mata pencaharianya dari pengaruh musin hujan. Tukang kuli bangunan di desa ini terbilang banyak oleh karna itu jika musim penghujan datang banyak kepala rumah tangga yang menjadi pengangguran sampai musim hujan berakhir.

Baca Juga :  Bijak Menyikapi Perayaan Hari Valentine Demi Terciptanya Esensi Kasih Sayang dan Keharmonisan Sebenarnya

Pengaruh musim hujan pada masyarakat Desa Lendang Nangka Utara tentu tidak selalu negatif atau merugikan akan tetapi ada juga yang di untungkan seperti pedagang-pedagang kecil seperti dagang gorengan, dagang cilok, dagang bakso, dagang soto dan lain-lain. Rata-rata ketika musim hujan pendapatan mereka naik karena banyak peminat yang membeli, dari sektor pertanian yang membutuhkan perairan cukup seperti pertanian padi dan jagung juga cukup untung di desa ini karna tidak perlu khawatir dengan perairan yang sudah terpenuhi dengan sendirinya.

Bagaimana Masyarakat Desa Lendang Nangka Utara Menyikapi Musim Hujan
Masyarakat Desa Lendang Nangka Utara terutama bagi warga yang berkerja sebagai petani tentu memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menyambut datangnya musim hujan, ada dua sikap masyarakat terhadap musim penghujan yakni :
Sikap Positif
Masyarakat yang bersikap positif atas kedatangan musim hujan adalah warga yang memang bekerja sebagai petani yang membutuhkan air banyak seperti petani padi. Pedagang kecil seperti dagang gorengan, bakso dan lain-lain yang juga serupa dimana musim hujan pendapatan mereka naik karena peminat konsumen semakin tinggi.
Sikap Negatif
Masyarakat yang bersikap negatif atas kedatangan musim hujan adalah warga yang bekerja di sektor pertanian nanas, dimana panen mereka pada saat musim hujan membuat harga nanas di pasar anjlok sehingga pendapatan para petani nanas di desa lendang nangka utara turun. Sikap negatif juga ditunjukan oleh para masyarakat desa yang berprofesi sebagai kuli bangunan, sebab dengan datangnya musim hujan membuat mereka tidak dapat bekerja.

Sikap-sikap yang di tunjukan oleh warga masyarakat di desa ini tentu di akibatkan oleh pengaruh dari musim hujan, namun terlepas dari persoaalan sikap ini masyarakat desa lendang nangka utara memiliki solusi untuk tetap mendapatakan penghasilan yakni dengan mencari pekerjaan yang lain seperti menjadi pengrajin kayu membuat meja, lemari dan alat rumah tangga lainnya yang bisa dikerjakan di rumah.

Baca Juga :  Televisi Sebagai Media Utama Informasi dan Kampanye Atasi Covid-19

Bagi remaja di desa ini terutama laki-laki yang tidak sekolah biasanya ketika musim hujan datang banyak dari mereka yang keluar daerah untuk mencari pekerjaan seperti pergi ke Bali dan Sumbawa, faktanya setiap tahun pada saat musim hujan di desa lendang nangka utara banyak warga yang kehilangan pekerjaan karena di desa ini tidak banyak lapangan pekerjaan yang bisa dijadikan tempat kerja, bisa dikatakan penghasilan masyarakat di desa ini tergantung dari keadaan atau situasi musim. (Rodi)