Ilmu Yang Bermanfaat

Agama, Ngaji710 Views

Oleh: ASWAN NASUTION

BERBAGI News – ILMU disebut bermanfaat apabila mengandung kebaikan (mashlahat), memiliki nilai-nilai positif bagi sesama manusia ataupun alam.

Namun, manfaat tersebut menjadi kecil artinya bila faktanya tidak membuat pemiliknya semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Imam Malik bin Anas RA, mendeskripsikan tentang ilmu yang bermanfaat itu.

Ia berkata, “Yang disebut ilmu bermanfaat itu bukanlah
kepandaian atau banyak meriwayatkan sesuatu (hadits).

Melainkan nur (cahaya) Allah yang Maha suci yang dimasukkan ke dalam hati manusia.

Dan juga yang selalu menerangi pemiliknya dalam setiap saat, baik dalam keadaan jelas (zahir) atau tersembunyi (khali).”

Dengan ilmu, derajat seseorang akan terangkat, menyelami hidup ini dengan penuh semangat dan optimistis.

Dan terbukanya tabir kegelapan, serta semakin kokoh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, pada Surat Al-Mujadallah ayat ; 11:

“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian dengan beberapa derajat.”

Lalu, bagaimana cara memperoleh ilmu yang dapat menerangi hati kita dari kegelapan?

Imam Syafi’i RA, ketika masih menuntut ilmu pernah mengeluh dan mengadukan suatu problematika kepada gurunya.

Kata beliau, “Wahai Guru, mengapa ilmu yang sedang kukaji ini susah dipahaminya?”

Lalu Imam Waki’ RA (Sang Guru) menjawab, ” Ilmu itu ibarat cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.” (Diwan al-Syafi’i).

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya bagi penuntut ilmu selalu berhati bersih, mempunyai perangai dan akhlak yang mulia.

Dan menjauhkan maksiat, serta meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela (al-akhlak-al-madzmumah) yang jelas-jelas tidak disukai Allah dan Rasul-Nya.

Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari sifat tamak (rakus) terhadap urusan duniawi dan tidak pernah digunakan menzalimi sesama.

Baca Juga :  Apakah Rezeki Kita Masih Kurang?

Wallahu a’lam bish shawab.

Nashrum minallahi wa fathun qariib wa basysyiril mukminin.