Wafatnya Ulama, Alampun Turut Berduka

Berita575 Views

Oleh : Aswan Nasution

INNALILAHI WA INNA ILAIHI RAJI’UN, kabar duka yang sangat mendalam bagi ummat Islam Indonsia atas wafatnya Ulama asal Madinah yakni Syekh Ali Jaber.

Do’a kita semoga Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan.

Umat Islam Indonesia sangat kehilangan seorang da’i dan ulama yang kita kagumi dan dicintai yang memiliki ilmu yang mumpuni dan berwawasan luas dalam beragama.

Sungguh membuat hati cukup sedih jika mendengar berita wafatnya ulama, terlebih ulama tersebut adalah ulama yang sangat giat berdakwah dan memberikan pencerahan yang banyak kepada umat.

Tak berlebihan jika menganalogikan wafatnya ulama adalah kebocoran yang tak bisa di tambal.

Ketika satu ulama berpulang kepangkuan Ilahi, memang akan ada generasi berikutnya yang menjadi pengganti, akan tetapi tetap saja tidak dalam karakter dan tingkat keilmuan yang setara.

Ketika ulama para menutup usia, manusia tidak hanya bersedih karena kehilangan sosok mereka.

Tetapi juga berduka rasa sesal yang muncul karena merasa belum maksimal mereguk ilmu para ulama warasatul anbiya.

Ketika seorang ulama wafat maka alam pun turut berduka, karena para ulama membawa ilmu berupa cahaya yang menerangi hati manusia dan ilmu itulah yang pada akhir mampu membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

Seringkali ada ucapan wafatnya ulama adalah matinya alam semesta istilah ini untuk mengambarkan betapa gawatnya kepergian seorang ulama.

Betapa tidak, lantaran ulama adalah pewaris nabi, karena melalui lisan merekalah risalah dakwah Rasulullah SAW tersebar hingga kini.

Dengan wafatnya ulama, juga berarti Allah telah mulai mengangkat ilmu dari manusia.

Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabut dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat dengan mewafatkan para ulama.

Baca Juga :  Polda NTB Launching Projek Perubahan Strategi Menuju Indonesia Bebas Narkoba

Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Ketika ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhari Muslim).

Kedudukan mulia seorang ulama tentu dikarenakan ketinggian adab dan ilmu.

Bahkan saling tinggi kedudukannya dianalogikan seperti keutamaan Cahaya Bulan Purnama di bandingkan bintang di malam hari.

Dapat kita bayangkan perbandingan yang tak sepadan antara Cahaya Bintang yang nampak setitik dengan Cahaya Bulan Purnama yang besar.Maka sangatlah wajar bila ulama disebut sebagai pewaris Nabi.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW;
“Para ulama adalah pewaris Nabi, para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya, maka telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ad-Darimi).

Para ulama pasti akan Allah akan wafatkan karena setiap yang bernyawa pasti akan merasa kematian, hendaknya kita terus semangat mempelajari ilmu dan mengamalkan apa-apa yang telah diajarkannya kepada kita.

Mari kita berdoa khususnya untuk ulama dan guru yang kita muliakan dan yang dicintai umat yakni Allahyarham Syek. Ali Jaber.

“Allahummaghfir lahu warham hu wa’aafi hii wa’fu anhu wa akrim nuzula hu wa wassi’ madkhola hu waghsil hu bilmaai wast-tsalji walbarodi wanaqqi hi minal khotooyaa kamaa yunaqqos tsaubul abyadlu minaddanasi wa abdil hu daaron khoiron min daari hi wa ahlan khoiron min ahli hi wazaujan khoiron min zaoji hi wa adkhil hul jannata wa ‘aidz hu min ‘adzaabil qobri wa fitnati hi wa min ‘adzaabin naar. Aamin ya robbal a’lamiin.

Wallhu A’lam Bish Shawab.