Kenapa Bencana Yang Menerpa Negeri Ini Seperti Tak Kunjung Berakhir

Berbagi, Berita801 Views

BERBAGI News – Musibah dan Bencana Yang Menerpa Negeri Ini Seperti Tak Kunjung Berakhir.

Kegiatan Sosial yang diselenggarakan Yayasan Tangan Berbagi Indonesia. dikaitkan dengan kajian agama Islam yang dibina oleh Ustadz Aswan Nasution.

Disela-sela waktu yang tersisa dan singkat itu Tim Berbagi News, berkesempatan berbincang-bincang terkait dengan kondisi dan fenomena yang sedang dihadapkan kepada negeri dan bangsa ini.

Berbagi News: mohon pencerahan Ustadz, akhir-akhir ini kita bisa merasakan pedih dan sedihnya hati ini, melihat apa yang terjadi di negeri ini, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, pesawat jatuh, banyak para ulama kita yang wafat.

Ustadz: Multi bencana yang selama ini terjadi pada hakikatnya, ini adalah krisis iman. Bangsa kita belum mengenal Tuhannya dengan baik. Dia tidak mengenal dirinya sendiri dengan baik. Dan sejak lama bangsa kita belum mengenal jalan untuk hidup secara benar.

Berbagi News: Bagaimana Ustadz, ada sebagian orang melihat bencana tersebut hanya sebatas gejala alam. Apa yang terjadi hanyalah akibat pergeseran lempengan bumi yang melewati daerah tersebut.

Karena Indonesia terletak diantara dua samudera dan dua benua. Pada daerah seperti ini, aktivitas gempa bumi banyak terjadi akibat pergerseran kerak bumi yang berpangsung terus menerus.

Ustadz : Bencana yang terjadi ini memang benar fenomena alam yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika atau ilmu alam.

Dengan ilmu tersebut bisa diketahui penyebab fisiknya, tanda-tanda, dan pola-polanya.

Namun harus diingat, jauh di balik itu semua tidak lepas dari kekuasaan Allah SWT, yang Maha Mengatur Alam Semesta.

“Ialah Allah, Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Shaad : 66)

Baca Juga :  Anak-Anak Korban Banjir Senang Ikut Trauma Healing

Berbagi News: Ustadz, bagaimana sesungguhnya menurut pandangan agama Islam, fenomena alam yang sedang terjadi ini ?

Ustadz : Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan bahwa terjadinya bencana longsor dan sebagainya adalah akibat merajalelanya kemaksiatan.

“Pada umat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan bentuk muka, dan kerusuhan, ” lalu ada salah seorang dari kaum Muslimin bertanya, “Wahai Rasulullah, kapankah terjadinya hal itu?” Beliau menjawab, “Apakah di sana-sini telah banyak biduan (penyanyi) dan alat-alat musik serta khamar sudah biasa diminum?” (Riwayat at-Tirmidzi)

Selanjutnya, musibah akan menimpa pula pada seseorang yang tidak melakukan kemaksiatan, yang tinggal di tempat yang sama. Mereka terkena bencana akibat perbuatan orang lain.

Sebagaimana firman Allah SWT :
“Takutlah pada musibah yang tidak hanya menimpa orang zhalim di antara kalian saja. Ketahuilah bahwa Allah memiliki hukuman yang pedih.” (Qs. Al-Anfal : 25).

Jadi, bencana bisa terjadi karena kemaksiatan, atau diamnya orang shalih terhadap perbuatan hina tersebut.

Berbagi News : Ustadz, kesimpulannya apa yang seharusnya kita lakukan sebagai bangsa dan ummat ini, sehingga musibah dan bencana ini dapat terhindar dan jauh dari kita semua ?

Ustadz : Segera bertaubat, bencana harus diyakini sebagai peringatan keras dari Allah SWT kepada manusia yang berani berbuat maksiat.

Allah berfirman : “Dan tidaklah Kami mengirim tanda-tanda kekuasaan Kami itu kecuali untuk mebakut-nakuti mereka (agar mereka segera bertaubat).” (Qs. Al-Israa’ : 59)

Turunnya musibah merupakan teguran dari Allah SWT bagi manusia agar segera bertaubat. Bagi orang yang beriman, setiap musibah yang ada merupakan isyarat agar secepatnya kembali kejalan-Nya.

Berbagi News : Al hamdulilah apa yang telah dipaparkan tadi oleh Al-Ustadz, kiranya dapatlah kita mengevaluasi dan menginstrospeksi diri masing-masing, semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan keberkahan hidup kita, dengan harapan semoga kita bahagia di dunia dan di akhirat kelak. Terima kasih Ustadz, mudah-mudahan sehat selalu dan sukses.

Baca Juga :  Ketua ASPARNAS: Bangga dengan Program PHP2D Mahasiswa FH Unsa Kembangkan Desa Wisata Berbasis Ekologi

Wallahu a’lam bish shawab.