Bersyukurlah Maka Nikmat Pasti Terus Bertambah

Religi793 Views

Oleh : ASWAN NASUTION

KENYATAANNYA, mengapa manusia enggan bersyukur? Mengapa masih banyak manusia yang merasa hidupnya tak mujur? Mengapa selalu ada orang yang merasa tidak bahagia?

Padahal, bersyukur kepada Allah SWT bukan sekadar ekspresi rasa senang dan bahagia.

Namun Allah SWT menjanjikan, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an surat Ibarahim ayat 7, akan menambah kenikmatan kepada orang-orang yang bersyukur.

Bersyukur ketika memperoleh sesuatu yang disukai merupakan kebaikan.

Allah SWT menjanjikan tambahan nikmat kepada kaum Muslimin yang melakukannya, serta pahala yang besar.

Bersyukur atas hal-hal yang disukai memang terkesan wajar.

Bukankah ia telah diberi nikmat? Maka pantaslah bila ia bersyukur.

Namun, fakta berkata lain, Banyak orang tan mampu melakukannya.

Perhatikanlah, betapa banyak orang berkeluh kesah, atau merasa kurang apa yang telah diterimanya.

‘Aisyah RA suatu ketika berkirim surat kepada Mu’awiyah. ia menulis, “Minimal kewajiban orang yang telah menerima nikmat kepada pemberi nikmat adalah jangan menjadikan nikmat yang diberikan itu sebagai sarana untuk mendurhakai-Nya.”
Lalu, bagaimana bila kita bersyukur setelah menerima sesuatu yang tidak kita sukai? Ini pasti lebih sulit.

Kita perlu belajar ridha menerima apa pun yang diputuskan Allah SWT untuk kita.

Termasuk golongan ini adalah mereka yang mampu menahan diri atas segala situasi.

Yang mereka adalah orang-orang yang tidak mudah mengeluh dan marah-marah, apalagi menghujat.

Memang tidak mudah menjadi orang yang bersyukur, apalagi mensyukuri sesuatu hal yang tidak disenangi dihati.

Hanya orang-orang tertentu yang bisa melakukannya. Pantas jika mereka mendapatkan kedudukan khusus dan menjadi hamba pilihan.

Begitu hebatnya nilai bersyukur dan beratnya untuk diamalkan, maka diprintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk selalu berdoa, meminta kepada Allah SWT, agar diberi kelapangan hati dan pertolongan untuk bersyukur kepada-Nya, yakni :

Baca Juga :  Keberpihakan Terhadap Kaum Dhuafa

“…Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku…” (QS..Al Ahqaf : 15)

Rasulullah SAW juga selalu berdoa, Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatik (Ya Allah, tolonglah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (Riwayat Abu Dawud).

Akhirnya, bersyukur itu tidak sekadar masalah akhlak, tapi lebih fundamental, menyangkut dan terkait masalah akidah, keimanan.

Orang yang beriman pasti bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT karena rasa syukurnya akan memberikan keuntungan kepada dirinya sendiri.

Sedangkan orang-orang kafir memilih jalan untuk kufur yang akibatnya akan ditanggung sendiri.

Firman Allah SWT;
“…Dan, barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur kepada dirinya sendiri.” (Qs.Lukman : 12)

Nashrum minallahi wa fathun Qariib wa basysyiril mukminin

Wallahu a’lam bish shawab.

Penulis : Alumni 79′ Pelajar Al Qismul’ali Al Washliyah, Isma’iliyah, Medan. Fak. Syari’ah Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan. Fak. Syari’ah IAIN Mataram.