Pembelajaran Masa Pandemi

Opini, Pendidikan747 Views

Oleh: Kristin Yuli Wardhani, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 1 Sumbawa Besar.

BERBAGI News – Pandemi COVID-19 mengharuskan elemen pendidikan untuk melakukan pembelajaran dengan beberapa pilihan, salah satunya pembelajaran secara online. Praktiknya mengharuskan pendidik maupun peserta didik untuk berinteraksi dan melakukan transfer pengetahuan secara online, dengan memanfaatkan platform jejaring social, website, dan lainnya.

Penutupan sekolah menjadi langkah mitigasi untuk meminimalisir penyebaran wabah pada anak-anak, dengan melaksanakan belajar dari rumah. dan kondisi tersebut mengharuskan guru untuk melakukan inovasi dan adaptasi terkait pemanfaatan teknologi yang tersedia untuk mendukung proses pembelajaran melalui online.

Selama masa pandemi COVID-19 pembelajaran online banyak kendala yang dia alami guru, antara lain:

Pertama, kompetensi guru dalam menggunakan teknologi akan mempengaruhi kualitas program belajar mengajar. Oleh karena itu sebelum diadakan program belajar online sebaiknya para guru diberikan pelatihan terlebih dahulu. Bagi guru muda, mereka menjadi lebih cepat belajar dan menjadi mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran. Namun beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan pembelajaran online dan perlu pendampingan, sehingga guru-guru yang berkendala tidak bisa menggunakan IT siswa diminta untuk datang mengambil dan mengantar tugasnya.Guru – guru sekarang sudah mulai melakukan pengembangan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan dan webinar yang bertemakan pembelajaran online seperti webinar pembuatan animasi pembelajaran, pelatihan Google For Education, pelatihan classroom dan masih banyak lagi. Diharapkan dari pelatihan yang diikuti dapat melakukan pembelajaran online atau daring menjadi maksimal

Kedua, fasilitas yang mendukung kelancaran pembelajaran online seperti laptop, komputer ataupun handphone yang akan memudahkan guru untuk memberikan materi belajar mengajar secara online.begitu juga yang dihadapi oleh siswa. Ada siswa yang mempunyai kendala yang tidak mempunyai HP dan paket . Harus menunggu orang tua pulang kerja baru dapat mengerjakan tugas dari guru. Kadang siswa juga kendala tidak mempunyai paket data internet otomatis tidak dapat mengirimkan tugas atau sekedar mengabsen di wa grup.Untuk  paket sekarang ini pemerintah sudah memberikan kepada setiap siswa paket data yang tiap bulannya dikirimkan di nomor hp mereka, begitu juga dengan guru – guru juga mendapatkan dari pemerintah dan juga dapat dari dana BOS yang dibelikan atau diisi pulsa setiap mencairan selama masa pandemi, sehinnga pembelajaran daring atau online bias berjalan.

Baca Juga :  Kuliah Cuma Belajar, Benarkah..? Pengalaman Merdeka Belajar dari Kampoes Djoeang FH UNSA

Ketiga, guru belum memiliki budaya belajar jarak jauh. Sebab selama ini sistem belajar dilaksanakan melalui tatap muka. Guru terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan murid-murid, dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para guru perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hasil belajar.Selama masa pandemi ini mau tidak mau guru harus banyak belajar mengenai cara belajar online atau daring. Karena tuntutan yang mengharuskan adanya perubahan sehingga pembelajaran daring dapat dilakukan.

Keempat adalah kejenuhan yang dirasakan oleh guru dengan penutupan sekolah atau libur sekolah yang terlalu panjang. Guru dulunya terbiasa berada di sekolah dan berinteraksi dengan sejawat dan murid-muridnya.Jika pembelajaran dilakukan dengan berbagai macam cara atau metode belajar daring, pembelajaran yang dilakukan selama masa pendemi ini tidak akan membosankan.Tinggal guru yang membuat dan mengatur strategi belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien selama masa pandemi

Kelima adalah kesiapan pendidik dan peserta didik untuk berintereaksi secara online. Infrastruktur yang mendukung pembelajaran online secara gratis melalui berbagai ruang diskusi seperti Google Classroom, Whatsapp. Fitur Whatsapp mencakup Whatsapp Group yang dapat digunakan untuk mengirim pesan teks, gambar, video dan file dalam berbagai format kepada semua anggota.

Seperti halnya di kelas tatap muka, penggunaan gaya mengajar tertentu atau serangkaian gaya harus diperluas untuk mengatasi gaya belajar yang berbeda saat mengajar online. Pengajaran dan pembelajaran yang sukses tergantung pada semua peserta yang memiliki sikap yang diperlukan untuk berhasil di lingkungan online.

Komunikasi orang tua dan pendidik sangat penting untuk diperhatikan, mewujudkan kemandirian belajar peserta didik selama masa pandemic COVID-19. Komunikasi perlu dibangun dengan memperhatikan beberapa hal seperti berikut. Menggunakan bahasa yang simple, yang mudah dipahami dan juga dapat memotivasi psikis siswa. Guru harus mampu memahami kondisi atau keadaan siswanya, serta guru mampu memberi makna dari pesan atau informasi haruslah jelas dan bermanfaat.

Baca Juga :  Milad 76 Tahun HMI : Berlayar menyelaraskan Tujuan

Kemudial hal terpenting guru juga harus mampu menanamkan sifat respek dan saling menolong apabila ada siswa lain yang mengalami kesulitan. Bisa saja dalam situasi ini siswa yang menolong guru dalam berbagai hal, misalnya kesulitan dalam menggunakan aplikasi, begitu juga dalam berkomunikasi guru dapat menanamkan jiwa demokratis kepada siswanya, yang ditunjukkan dengan memberikan kebebasan saling memberikan masukan selama pembelajaran daring, saling mendengar atau mengerti dengan keadaan dan mampu meberikan solusi dari setiap masalah yang dialami dalam mengembangkan strategi yang diperlukan untuk mengajar dan belajar secara online dengan sukses membutuhkan pemahaman tentang gaya belajar dan bagaimana mereka dapat ditangani dengan baik di lingkungan online.

Semoga pandemi ini mampu merubah pola konvensional guru ke era virtual berbasis tekhnologi dengan tetap memupuk nilai kebersamaan dan persaudaraan. (red)