Bijak Menyikapi Perayaan Hari Valentine Demi Terciptanya Esensi Kasih Sayang dan Keharmonisan Sebenarnya

Opini644 Views

Oleh : Reza Wira Pratama
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Matarama

BERBAGI News – Bulan Februari selalu diidentikkan sebagai bulan kasing sayang tepatnya pada tanggal 14 Februari yang dikenal dengan ‘Hari Valentine’ yang sering dirayakan oleh banyak orang. Sebagian orang biasanya menjadikan hari valentine sebagai momentum untuk menyampaikan rasa kasih sayang dan cinta kepada pasangannya. Penyampaian rasa kasih sayang dan cinta kepada pasangan umum dilakukan dengan cara memberikan coklat, bunga dan kartu ucapan manis dan romantis sebagai bentuk tanda cinta kepada orang tersayang. Akan tetapi dalam keberadaannya perayaan hari valentine dianggap haram dan dilarang oleh agama Islam. Untuk itu diperlukannya sikap bijak terhadap perayaan hari valentine demi terciptanya esensi kasih sayang dan keharmonisan sebenarnya.

Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 3 Tahun 2017 diperingatkan bagi umat muslim bahwa haram hukumnya merayakan hari valentine yang diperingati setiap tanggal 14 Februari. Hal tersebut menganut pada tiga hal yakni :

Karena hari valentine bukan termasuk dalam tradisi Islam

Hari valentine dinilai menjerumuskan pemuda muslim pada pergaulan bebas seperti seks sebelum menikah.

Hari valentine berpotensi membawa keburukan

Fatwa terkait haramnya perayaan hari valentine ini ditetapkan berdasarkan salah satu tuntutan hadis  Riwayat Abu Dawud yang mengatakan bahwa: “Dari Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka”.(H.R.AbuDawud,no.4031).

Terlepas dari banyaknya anggapan terkait haramnya perayaan hari valentine bagi umat Islam, sebagai makhluk sosial dan makhluk yang dibekali akal pikiran yang sempurna dari sang pencipta. Harus dilakukannya suatu refleksi bersama bahwa manusia harus bijak dalam menyikapi perayaan hari valentine. Bijak dalam hal ini yaitu tidak sepenuhnya merayakan hari valentine yang tidak sesuai dan  melenceng dari ajaran agama serta perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan, namun harus difilter terkait substansi yang berfokus pada inti atau isi dari perayaan itu sendiri yakni untuk menolong dan mengasihi sesama umat manusia. Selain itu esensi positif yang dapat kita ambil dan renungkan bersama dari perayaan hari valentine tersebut yaitu terjalinnya suatu hubungan yang baik dan harmonis antar sesama manusia, antar manusia dengan sang pencipta, dan antar manusia dengan lingkungan demi terciptanya esensi kasih sayang dan keharmonisan yang sebenarnya.

Baca Juga :  Kontradiksi dan Titik Temu Antara Ekosentrisme dan Antroposentrisme

Untuk mencapai esensi kasih sayang dan keharmonisan antar sesama manusia, antar manusia dengan sang pencipta, dan antar manusia dengan lingkungan sebagai bentuk sikap bijak dalam merayakan hari kasih sayang yang sebenarnya yakni:

Antar sesama manusia

Sebagian orang dalam merayakan hari valentine biasanya dilakukan dengan pasangannya dengan memberikan hadiah berupa bunga, coklat dan sesuatu yang romantis lainnya yang dilengkapi dengan perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan. Untuk itu, hal yang harus dilakukan untuk mencapai esensi kasih sayang dan keharmonisan antar sesama manusia yang sebenarnya yaitu mulai dari keluarga, harus mencintai dan mengasihi anggota keluarga dengan sepenuhnya agar tercipta keharmonisan. Kemudian yaitu kepada masyarakat, dengan cara saling mengasihi berupa saling tolong menolong ketika adanya masyarakat yang tertimpa musibah, bencana, dan membutuhkan pertolongan.

Antar manusia dengan Sang Pencipta

Untuk mencapai esensi kasih sayang antar manusia dengan sang pencipta dapat dilakukan dengan semakin taat beribadah terhadap sang pencipta dengan mencintai, meyakini segala ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya.

Antar manusia dengan Lingkungan

Esensi kasih sayang antar manusia dengan lingkungan yaitu manusia harus dapat menjaga lingkungan dengan sebaik mungkin, karena antara manusia dengan lingkungan memiliki hubungan ketergantungan yang sangat erat, manusia dalam hidupnya senantiasa berinteraksi dengan lingkungan dimana manusia itu berada. Sehingga diperlukannya rasa cinta, kasih sayang, manusia dan lingkungan dengan tidak merusaknya, demi terciptanya keharmonisan dan keseimbangan.

Penulis berharap pada perayaan hari valentine tahun ini manusia bisa menyikapinya dengan bijak terkait esensi kasih sayang dan keharmonisan yang sebenarnya dari perayaan hari valentine dengan berefleksi bersama untuk menjauhkan diri dari hal-hal dan perbuatan-perbuatan yang negatif yang mencitrakan hari valentine tersebut. Namun kita harus bisa menjadikannya sebagai sebuah momen untuk bersama-sama meningkatkan rasa kasih sayang kita terhadap sesama manusia dalam cakupan yang lebih luas tidak sebatas pasangan, rasa kecintaan dan kasih sayang terhadap sang pencipta, serta rasa kasih sayang untuk menjaga lingkungan dengan sebaik-baiknya tanpa merusaknya. (reza).