Waspada Demam Berdarah Pada Anak

Kesehatan482 Views

Oleh. Mutiara Rachawati Soeseno, S.Stp., M.Keb.
Pemerhati Kesehantan Ibu dan Anak, Dosen Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes-Mataram

BERBAGI News – Berdasarkan siaran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa puncak musim penghujan diprediksi berlangsung pada Januari hingga Februari 2021, perubahan suhu yang yang terjadi, menyebakan sejumlah penyakit berbahaya muncul, antara lain demam berdarah dengue (DBD) yang harus kita waspadai bersama. Nyamuk bertelur di musim hujan, hal ini dikarenakan tempat berkembang biak dan pertumbuhan larva nyamuk pada genangan air di musim penghujan.

DBD dapat menyerang segala usia, mulai dari bayi, balita, anak-anak hingga orang dewasa. Ada perbedaan gejala DBD, agak berbeda gejala demam berdarah yang muncul pada bayi dan balita lebih sulit terdeteksi dengan orang dewasa.

Dari berbagai kasus DBD yang ada dilapangan, beberapa bayi yang terserang demam berdarah bisa jadi tidak menunjukkan gejala yang spesifik, sehingga Ibu harus lebih waspada dengan perubahan kondisi tubuh pada anak
Secara umum para Ibu bisa melihat gejala demam tinggi, pilek, dan batuk anak-anak kita, demam bisa berlangsung selama seminggu dan mencapai suhu 38-40 derajat celsius. Kemudian dapa bayi akan menunjukkan tanda-tanda seperti lebih sering rewel, menangis, mudah mengantuk, gelisah, timbul ruam, hingga sering muntah, serta demam naik turun akan lebih jelas terlihat. Kita ketahui bahwa DBD merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti.

Para Ibu pelindung anak-anak perlu mewaspadai DBD merupakan penyakit yang seriau untuk negara tropis seperti Indonesia, karena nyamuk aedes aegypti sangat kondusif hidup dan berkembang pada perpaduan suhu panas dangan curah hujan yang cukup tinggi, sehingga Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, hampir setiap tahun mengkampanyekan pencegahan DBD, karena kasus DBD cenderung meningkat pada puncak musim penghujan sekitar bulan Januari dan Februari.

Baca Juga :  Ini Cara Warga di Lombok Barat Agar Tetap Sehat Dimasa Covid-19

Begitu juga para Ibu yang menjadi warga Kota Mataram, beberapa waktu lalu Dinas Kesehatan Kota Mataram memberiakan berbagai edukasi penangan DBD, kita para Ibu perlu memperhatikan siaran Dinas kesehatan kota mataram tersebut, Dinas Kesehatan Kota minta warga kota termasuk kita para Ibu untuk lebih waspada terhadap penyakit DBD yang muncul di musim hujan seperti sekarang, karena februari potensi kenaikan kasus DBD bisa terjadi, hal ini disebabkan kondisi cuaca sekarang tidak menentu, kadang hujan dan kadang panas.

Para Ibu yang budiman DBD dapat dicegah, mencegah jauh lebih baik dari pada mengobati, untuk itu para ibu perlu diperhatikan beberapa poin di bawah ini agar terhindar dari DBD: sering-sering lah memakai pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk melindung kulit anak kita dari gigitan nyamuk; gunakan obat anti nyamuk saat beraktivitas; pasang kelambu nyamuk guna menghindari serangan nyamuk saat si kecil sedang tidur; pasang kasa pada lubang pintu dan jendela di rumah untuk mencegah masuknya nyamuk; usahakan tidak ada genangan air di rumah untuk mengurangi berkembang biaknya nyamuk, bisa dengan membalik ember bekas genangan air saat tidak terpakai dan pastikan ada saluran air mengalir di bawah pot tanaman agar air tidak menggenang, hal ini bisa dilakukan secara mandiri dirumah.

Untuk program berkelompok guna mengantisipasi penularan DBD para Ibu tangguh bisa mengajak Ibu-Ibu yang lain di sekitar komplek/perumahan atau pun Ibu PKK dan kader posyandu guna mengadakan gerakan 3M sesuai dengan program Kementerian Kesehatan yaitu menguras, menutup, dan mengubur. Program 3M ini sudah lama digadang-gadang sebagai cara ampuh untuk menekan angka penyebaran DBD di Indonesia.

Baca Juga :  Pasca Pandemi, LPKS Bali Tosha Lombok Kochi Tahap 2 PCR 4 Peserta Magang ke Jepang

Ibu bisa menjadikan 3M sebagai program PKK, Kader Posyandu atau program ibu-ibu pengajian. para Ibu bisa galakan gerakan:

  1. Menguras, hal ini dilakukan dengan membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
  2. Menutup, langkah ini dilakukan dengan menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sejenisnya.
  3. Mengubur barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.

Ibu tangguh, harus cerdas, dan cermat, guna mencegah terjangkitnya anak-anak kita dari DBD.
Salam untuk seluruh “Ibu Tangguh” dari GSM Mataram