Memiliki Pribadi Muru’ah Yang Kuat

Religi513 Views

Penulis : Aswan Nasution

BERBAGI News – Manusia memiliki kepribadian yang beragam. Kepribadian yang bermacam-macam itu memengaruhi pola interaksi manusia.

Dalam kancah pergaulan antar manusia itulah, umat Islam harus menunjukkan kepribadian yang muru’ah, yakni harga diri sebagai manusia yang beriman kepada Allah SWT.

Dan sebagai orang yang beriman, harus terhindar dari segala perbuatan yang dapat merendahkan nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.

Harga diri yang tinggi akan melekat pada diri kita, jika perbuatan yang rendah, hina, dan nista itu kita tinggalkan jauh-jauh.

Mari kita perhatikan, apa kata Al Qur’an tentang ini :

-“Dan janganlah kamu merasa rendah diri dan bersedih hati, jika kamu orang yang beriman”. (QS. Ali ‘Imran : (3);139).

Dihadapan mereka yang berusaha menghancurkan kebenaran hakiki di muka bumi, kita dilarang keras oleh-Nya menunjukkan kelemahan dan duka cita.

Karen umat Islam mempunyai derajat yang lebih tinggi daripada mereka, selain juga pada hakikatnya adalah sebaik- baik makhluk yang diciptakan Allah SWT.

Untuk itu, umat Islam harus terus memperkuat akidah dan memperbanyak amal kerja nyata.

Sebab, dengan akidah yang kuat, kita akan memiliki pribadi muru’ah yang kuat pula.

Mari kita dengarkan firman Allah tentang hal ini :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, merekalah makhluk yang terbaik”. (QS. Al Bayyinah (98):7)

Sikap yang gagah kepada para penolak kebenaran menunjukkan bahwa kita mempunyai pribadi muru’ah yang yang kuat, dan inilah bukti bahwa kita sebaik-baik umat di antara umat-umat yang lain.

Mari kita dengarkan firman Allah yang berkaitan dengan hal tersebut :

“Kamulah umat terbaik yang muncul (di tengah-tengah manusia). (Sifatmu) menyuruh kepada yang makruf, melarang dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, niscaya hal itu baik bagi mereka. Sebagian (kecil) dari mereka beriman dan kebanyakan fasik”.( QS. Ali Imran (3):110).

Islam akan membawa umatnya hidup harmonis karena menuntun ke arah kebahagiaan dunia dan akhirat.

Baca Juga :  Meneladani Sikap Toleransi Rasulullah SAW

Sangatlah keliru jika ada yang memahami bahwa Islam hanyalah ajaran tentang keakhiratan, harus kita jawab dengan amalan yang konkret.

Wallahu a’lam bish shawab.