Menggali Mata Air Kebaikan Di Bulan Sya’ban

Agama1174 Views

Oleh : Aswan Nasution

Tanpa terasa, saat ini kita telah memasuki di pertengahan bulan Sya’ban (nishfu Sya’ban).

Bulan yang terletak diantara bulan Rajab dan Ramadhan ini seringkali dilalaikan banyak orang hingga Rasulullah SAW bersabda :

“Ia adalah bulan yang sering dilalaikan kebanyakan manusia, yaitu bulan yang terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan.” (HR. An-Nasa’i).

Dalam hadits ini terdapat dalil disunnahkannya untuk menghidupkan waktu-waktu yang banyak manusia lalai darinya dengan amal-amal shalih dan ketaatan.

Sayyidatuna ‘Aisyah menuturkan :
“Rasulullah tidak pernah berpuasa sunnah dalam satu bulan yang lebih banyak dari pada di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari)

Hadits ini menjelaskan bahwa bulan yang paling dicintai Rasulullah SAW untuk berpuasa padanya adalah (bulan) Sya’ban kemudian beliau menyambungnya dengan Ramadhan.

Adapun mengenai fadhilah atau keutamaan bulan Sya’ban, Rasulullah SAW bersabda :

Pada bulan ini amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang dalam kondisi berpuasa.” (HR. An-Nasa’i)

Hadits tersebut menunjukkan bahwa Sya’ban merupakan bulan “pemanasan puasa” atau prakondisi Ramadhan.

Puasa. sebagai amalan yang sangat dianjurkan di bulan Sya’ban, merupakan latihan persiapan yang diharapkan dapat memantapkan kualitas puasa Ramadhan ke depan.

Jika diibaratkan bercocok tanam, Sya’ban adalah bulan menyemai benih, dimana kita mulai merawat pertumbuhan “tanaman kebaikan”, sedangkan Ramadhan merupakan bulan kita menanam kebaikan. Artinya, kita tidak mungkin dapat memanen kebaikan kalau kita tidak pernah menanam dan merawat tanaman itu.

Pemaknaan Sya’ban sebagai bulan pemantapan Iman, persiapan mental spritual dan persatuan umat ini menjadi sangat relevan dengan konteks historis Sya’ban itu sendiri.

Karena dalam catatan sejarah, sebagaimana kebiasaan masyarakat Arab pada masa itu setiap kali bulan Sya’ban tiba, mereka saling berpencar ke berbagai penjuru demi mencari sumber-sumber mata air.

Baca Juga :  Mulailah Dari Hal Yang Kecil

Mencari sumber air di padang pasir mengandung makna perjuangan sungguh-sungguh demi mempertahankan hidup dan meraih masa depan yang lebih baik.

Oleh karenanya, marilah di bulan Sya’ban ini kita isi dengan memperbanyak amalan-amalan sunnah yang dapat me-refresh spritual dan moralitas kita sehingga nanti ketika memasuki Ramadhan kita benar-benar siap untuk berpuasa lahir bathin.

Maka hendaklah kaum Muslimin mengisi bulan ini dengan melatih diri beramal dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Seperti mulai dari memperbanyak berpuasa, memperbanyak bersedekah dan memperbanyak membaca Al Qur’an supaya jiwa benar-benar siap dalam menyambut Ramadhan Karim.

Wallahu a’lam bish shawab.