Hikmah Spiritual Yang Terpenting Dari Puasa

Religi891 Views
     Oleh: Aswan Nasution

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

“Jika Seorang Tidak Menghindari Dusta Dan Tetap Melakukan Kebohongan Ketika Puasa.

Maka Tuhan Tidak Membutuhkan Apa Yang Dilakukannya Dalam Diri Dari Makan Dan Minum “.

Saudara-saudaraku…!
TUJUAN utama spiritual Islam adalah untuk membangun kedekatan seseorang dengan Tuhannya.

Jika iman berperan membimbing seorang Muslim kepada jalan menuju Tuhan.

Puasa bertujuan untuk mengatasi kelemahan yang paling mendasar dari manusia.

Yakni kecenderungan untuk bertindak berdasarkan dorongan nafsu semata.

Puasa bukan sekedar untuk merasakan rasa lapar atau haus, ia juga merupakan usaha.

Untuk menahan diri dari segala dorongan untuk melakukan tindakan yang merusak.

Nabi Muhammad SAW, menyatakan “Jika seseorang tidak meninggalkan dusta dan tetap melakukan kebohongan ketika berpuasa.

Maka Tuhan tidak membutuhkan dirinya untuk menahan diri dari makan dan minum”.

Saudara-saudaraku…!
Oleh karenanya semestinya hasil dari puasa adalah terkendalinya semua dorongan fisik yang terjadi tanpa disadari.

Dengan cara ini ketergantungan seseorang terhadap nafsu-nafsu maupun dorongan biologis.

Terjauhkan dan berubah menjadi dorongan yang relatif lebih terkendali.

Dan seorang Muslim hanya akan dikendalikan oleh Tuhannya, yang pada gilirannya membawanya kepada kedekatan dengan Tuhan.

Oleh karena itu hikmah spiritual yang terpenting dari berpuasa adalah melatih hasrat (will-power) dan pengendalian diri.

Yang memang sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam setiap bidang kehidupan.

Berpuasa secara terus menerus selama 30 hari semakin mempertajam hasrat ini dan membuat pengendalian diri menjadi suatu kebiasaan.

Hal ini terbukti kebenarannya sebagaimana banyak dialami oleh umat Islam.

Dimana setelah selesai menunaikan ibadah puasa Ramadhan mereka masih merasa seperti puasa.

Keuntungan diperolehnya ketajaman hasrat ini adalah semakin besarnya pengaruh positif terhadap kehidupan manusia.

Baca Juga :  Berbagi Terhadap Anak Yatim Balasanya Adalah Syurga

Sangatlah penting untuk memelihara kemampuan yang baru diperoleh ini sepanjang tahun sampai Ramadhan berikutnya.

Rasulullah SAW sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis setiap minggunya di luar bulan Ramadhan.

Saudara-saudaraku…!
Beliau juga menganjurkan umatnya untuk melakukan hal yang sama atau memilih cara lain.

Yang dapat dilakukan secara rutin, walaupun puasa ini sifatnya adalah sunnah.

“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 184).

Wallahu a’lam bish shawab.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Afwan.