TikTok Sebagai Alat Propaganda

Opini868 Views

Penulis : Malik Abdul Aziz, Universitas Mataram

BERBAGI News – Dengan mengikuti kemajuan dan trend zaman informasi menyebar luas melalui dunia maya atau internet. Salah satu contohnya aplikasi tiktok. Tiktok merupakan suatu aplikasi short video yang dimana penggunanya bisa membuat konten tentang cerita, berita, dance tips and trick dan sebagainya.

Aplikasi tiktok yang marak digunakan saat ini bisa menjadi ancaman terhadap berbagai Negara, mengapa bisa demikian dikarenakan pada aplikasi ini berita sangat mudah tersebar entah berita tersebut benar atau salah. Aplikasi ini merupakan aplikasi tempat menonton video, membuat video dan lain – lain.  Aplikasi ini juga bisa digunakan sebagai media promosi.

Namun, dibalik itu semua aplikasi ini sangat berbahaya karena aplikasi ini bisa disalah gunakan sebagai alat propaganda yang sangat ampuh. Hal yang bisa dilakukan orang – orang di dalam tiktok untuk melakukan suatu propaganda yaitu dengan cara memberikan pengaruh entah itu pengaruh positif maupun negatif. Pada  tahun 2019 ISIS melakukan propaganda melalui aplikasi ini ia berusaha untuk merekrut anak – anak muda pengguna tiktok sebagai target mereka untuk menjadi bagian dari ISIS. Dengan adanya upaya tersebut, beberapa dari akun tiktok propaganda ISIS yang sempat mengunggah video korban yang dijadikan parade di jalanan, lagu tentang ISIS hingga para pendukung ISIS yang sangat bangga menjadi bagian dari ISIS. (Sumber disini).

Kebijakan tiktok setelah ISIS melakukan propagandanya melalui aplikasinya. Pada awalnya aplikasi ini sebenarnya telah melarang akun yang memposting konten yang berbau terorisme, namun kelamahan dari tiktok ialah ia belum mampu untuk mendeteksi tentang konten yang berbau terorisme seperti ini. Lalu kebijakan yang diambil oleh tiktok dengan kasus seperti ini ialah menghapus akun tersebut. Menurut saya hal yang dilakukan tiktok ini tergolong sangat terlambat sebab video tersebut sudah terlanjur dilihat dan viral. Berbeda dengan platform video lainnya seperti youtube ia bisa mendeteksi konten yang berbau seperti itu secara auto dan langsung menghapusnya. (Sumber disini).

Baca Juga :  Inflasi dan Pandemi

Selain Isis yang melakukan propaganda melalui tiktok. Militer Myanmar juga menjadikan tiktok sebagai alat propaganda dengan cara menyebarkan ancaman terhadap seluruh pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer. Ditemukannya sekitar 800 video militer Myanmar menjalankan propagandanya video tersebut terus beredar. Namun, Dewa Administrasi Negara Myanmar tidak memberi respon soal ancaman melalui tiktok tersebut. (Sumber disini).

Tiktok merupakan aplikasi yang berasal dari China yang digunakan oleh militer Myanmar. Sementara Facebook dari Amerika sudah mengantisipasi hal tersebut dengan cara memblokir semua halaman yang berkaitan dengan propaganda Myanmar.

Orang – orang di tiktok dengan gampang saja membuat berita tidak benar atau biasa disebut hoax dikarenakan pada akun tiktok kita bisa menggunakan nama palsu.

Menurut saya berdasarkan banyak hal yang saya temukan tiktok memang bisa dijadikan alat propaganda bukan hanya untuk propaganda berskala besar saja. Melalui aplikasi ini juga bisa memengaruhi hal – hal kecil terutama wanita. Banyak orang saya temukan terpengaruh oleh aplikasi ini. Dalam hal tingkah laku, gaya hidup dan lain – lain.

Sangat diharapkan untuk para pengguna media sosial khususnya tiktok harus bisa untuk menyaring atau memilah segala informasi. Di cek dahulu kebenaran dari informasinya yang berada di konten tersebut apakah benar atau hoax atau berita palsu yang merugikan dan memicu terjadinya suatun konflik.

Sebagai pengguna media sosial kita harus cerdas dalam menyikapi berita yang tersebar, jangan membaca berita secara sepotong. Jangan mudah mempercayai info yang cepat sekali beredar. Harus hati – hati juga dengan konten propokatif yang mengangkat hal – hal yang sensasional, juga harus mengecek keaslian hal tersebut hoax atau fakta.  Dibalik sisi negatif dari aplikasi tiktok banyak juga sisi positifnya tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Jadi kita sebagai pengguna harus bisa menyaring hal positif dan negatif yang ada. (red)