Indahnya Menjaga Hak dan Kewajiban

Religi452 Views

Oleh: Aswan Nasution

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.”
(QS. Asy-Syu’ra: 183).

Syaihk Sa’ad Yusuf Muhammad Abu Aziz dalan bukunya berjudul Mausu’ah Al-Huquq Al-Islamiyah.

Beliau menceritakan suatu kisah yang sangat menarik untuk disimak, yaitu suatu malam, Abu Firas, nama lengkapnya Rabi’ah bin Ka’ab Al-Islami.

Ia termasuk ahlu Shuffah dan pelayan kesayangan Nabi-menyediakan air wudhu Rasulullah SAW.

Selesai berwudhu, beliau hendak membalas kebaikan Abu Firas, sambil berkata, “Wahai Abu Firas, engkau sudah lama menjadi pelayanku.

Karena itu mintalah sesuatu kepada ku.” Abu Firas, “Wahai Rasul, aku ingin bersamamu di surga.”

Nabi Muhammad bertanya balik,
Adakah permintaan yang lain selain itu? Abu Firas menjawab, “Hanya itu wahai Rasul.”

Nabi Muhammad berkata, “Jika begitu, bantulah aku mengabulkan permohonan itu dengan engkau memperbanyak sujud.” (HR. Muslim).

Banyak pesan dan nilai yang bisa dipetik dari hadits ini, salah satunya adalah kita belajar tentang kesadaran memenuhi hak dan kewajiban, tentang memberi dan menerima, tentang bagaimana hak dan kewajiban itu harus seimbang.

Rasulullah merasa bahwa sudah lama Abu Firas memberikan pelayanan terbaiknya dalam rangka memudahkan urusan-urusan beliau sebagai utusan Allah SWT yang sangat sibuk.

Seperti menyiapkan air wudhu’, mengantar pesan, membelikan barang keperluan beliau, memanggil sahabat ini dan itu, dan kegiatan yang lain sebagai seorang pelayan.

Tapi, apakah Rasulullah melupakan kebaikan-kebaikan Abu Firas begitu saja?

Ternyata tidak, karenanya, malam itu beliau benar-benar hendak berterima kasih kepada pelayan itu dengan menawarkan apa yang dia inginkan.

Walaupun, pinta Abu Firas ternyata tidak dapat diduga oleh Nabi sebelumnya; masuk surga dan menjadi pendamping beliau di surga.

Baca Juga :  Rayon IKSASS se-NTB akan gelar Lombok Bersholawat

Jadi, status Abu Firas boleh seorang pelayan, tapi mimpi besarnya untuk masuk surga bahkan mendampingi Nabi tidak boleh surut.

Jadi, hidup yang indah itu adalah jika ada kerja memberi dan menerima.

Ada hak dan ada tanggung jawab. Ada orang yang pantas menerima penghargaan sebaik-baiknya.

Karena memang ia telah menuntaskan kewajiban-kewajibannya dengan sangat baik.

Sayangnya, tidak sedikit orang yang berpikir bahwa hidup ini hanya menerima hak tanpa ada kewajiban yang harus dilaksanakan.

Hidup ini hanya diservis tanpa mau memberi pelayanan sebaik-baiknya.

Padahal, sekali lagi, hidup ini akan indah jika ada memberi dan menerima, take dan give.

Dengan demikian, seharusnya kita mengetahui hak dan kewajiban kita di antaranya adalah;

Apa hak Allah bagi Hamba dan apa hak seorang hamba kepada Allah, hak orangtua kepada anak dan apa hak anak kepada orangtua.

Demikian juga, hak suami istri, hak muslim, hak bertetangga, hak anak yatim, hak bertamu, hak jalan, hak malu, hak persahabatan.

Dan hak para ulama, hak rakyat dan pemimpin, hak keluarga dan masih banyak lagi.

Akhirnya, semoga Allah SWT menjadikan kita hamba yang pandai menjaga hak dan kewajiban.

Serta selalu membimbing kita kepada jalan yang dicintai dan diridhai-Nya, Aamiin. Wallahu a’lam.