Kejujuran Versus Kebohongan

Religi423 Views

BERBAGI News – “Sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa kepada surga. Seseorang yang selalu memelihara kejujuran, akhirnya dia ditulis sebagai yang jujur.

Dan sesungguhnya kebohongan akan membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa kepada neraka. Seorang yang senantiasa berbohong akhirnya dia akan ditulis sebagai pembohong”. [HR. Imam Bukhari].

PENJELASAN  Rasulullah SAW di atas memberikan isyarat yang nyata bahwa kejujuran itu akan membuka pintu kebaikan yang tersimpan, dimana di dalamnya terdapat kesejahteraan, kedamaian dan ketenangan.

Orang yang jujur dalam melakukan tugasnya akan memperoleh dua keuntungan: dia akan mendapat tempat di hati orang lain dan akan mendapat kepercayaan.

Kepercayaan merupakan karunia yang tak dapat diukur dengan materi, karena di situlah letak martabat dan harga diri seseorang.

Penghargaan masyarakat pada seseorang bukanlah karena penampilan, gelar, harta, nasab dan keturunannya atau pangkat, jabatannya, tapi lebih karena kejujurannya.

Selanjutnya, kejujuran juga akan membawa kepada ketenangan batin.

Batin yang tenang tanpa tekanan akan melahirkan pikiran-pikiran jernih.

Sehingga statemen dan curahan ide dan pandangannya akan menjadi solusi dari problematika yang dihadapi oleh orang lain.

Inilah makna hadits Rasulullah bawa “kejujuran itu adalah thuma’ninah.” [ketenangan]” [HR. Tirmdzi].

Kejujuran dapat dimanifestasikan dalam berbagai kondisi sebagaimana berikut.

Pertama, dalam pembicaraan, yang bersangkutan jujur dalam menyampaikan informasi dan jujur dalam berkomunikasi.

Hal ini akan menjauhkan diri seseorang dari fitnah atau memfitnah orang lain.

Kedua, jujur dalam bermuamalah atau transaksi bisnis, niscaya akan melahirkan suasana kompetisi bisnis yang sehat, jauh dari spekulasi yang bisa menimbulkan gejolak pasar yang tidak menentu.

Ketiga, jujur dalam sikap dan penampilan, yaitu menampilkan jati diri yang sebenarnya, tanpa kamuflase, tanpa basa basi. 

Baca Juga :  Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Rasulullah mengatakan: “Seseorang yang merasa puas dengan sesuatu yang bukan miliknya bagaikan seseorang yang memakai dua pakaian kepalsuan.” [HR. Muslim].

Kejujuran dalam sikap dan perilaku semacam itulah yang akan membawa kepada suatu masyarakat yang penuh dengan rahmat serta jauh dari laknat.

Adapun kebohongan akan membawa kepada bencana, fitnah antarsesama, saling curiga, dan menghilang rasa kepercayaan pada sesama.

Sehingga menyebabkan orang mudah melontarkan tuduhan dan tudingan yang akibatnya melahirkan kebencian dan permusuhan.

Rasulullah SAW memberikan peringatan keras kepada orang yang suka menipu dalam sabdanya: “Tidakkah masuk golongan kami [Muslim] orang-orang tukang tipu.”

Hidup orang yang suka menipu-baik dalam memberikan informasi, dalam bisnis maupun dalam sikap dan penampilan-tidak akan pernah tenang.

Begitu kedoknya terbuka, masyarakat mengetahui kelicikan dan muslihatnya, maka habislah harga dirinya, hidupnya akan dikucilkan di masyarakat.

‘Sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak percaya’, begitu kata pepatah. Wallahu A’lam Bishsahawab.