Budayawan: Bubur Beaq dan Bubur Puteq ungkapan Syukur kepada Yang Maha Kuasa

Senggigi, BERBAGI News – Budayawan Sasak, Raden Muhammad Rais, menjelaskan bahwa Bubur Beaq (bubur merah) dan Bubur Puteq (bubur putih) merupakan bagian dari tradisi Suku Sasak yang ditujukan untuk mengungkapkan syukur kepada Yang Maha Kuasa.

“Ketika Nabi Nuh mengarungi lautan dan menepi saat makanan habis di satu tempat, hingga menemukan umbi-umbian, itulah latar belakang bubur puteq dan bubur beaq,” katanya usai gelaran festival di kantor Desa Senggigi. Sabtu (06/11/2021).

Raden juga menjelaskan Bubur puteq bahan dasarnya pertama santan dari kelapa hijau, kedua dari tujuh umbi-umbian yang dijadikan satu. Tujuh umbi-umbian bermakna tujuh langit.

Sementara itu, ditempat yang sama Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. H. Zulkieflimansyah menyatakan Festival Bubur Beaq dan Bubur Puteq yang digagas Perum LKBN Antara Biro NTB dan dan Yayasan Tangan Berbagi Indonesia bersama Pemerintah Desa Senggigi bisa menjadi agenda tahunan.

“Konsepnya sederhana, tapi benar-benar menarik,” katanya.

Baca Juga :  Lomba Merangkai Gebogan di Bali