Isu-Isu dan Problematika dalam Dunia Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Suara Mahasiswa1017 Views

BERBAGI News – Pendidikan adalah suatu hal yang penting bagi seluruh orang, karena pendidikan merupakan suatu bentuk berdasarkan ujud seni dan budaya insan yang terus berubah, berkembang dan menjadi suatu cara lain yang paling rasional dan memungkinkan buat melakukan suatu perubahan atau perkembangan. Jika pada analisis pancasila mempunyai empat wangsit dasar yang bisa sebagai acuan pada penyelenggaraan pendidikan, yaitu: 1) humanisme yang menurut keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa. 2) persatuan yang menurut keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa. 3) kerakyatan yang menurut keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa, dan 4) keadilan yang menurut keimanan pada Tuhan Ynag Maha Esa, (Muhaimin, 2006:87). Sinergisitas antar keempat wangsit dasar ini pada penyelenggaraan pendidikan akan mengujudkan warga yang andal menggunakan keimanan yang kuat, menjunjung tinggi nilai humanisme dan persatuan, dan warga yang berdemokrasi dan berkeadilan, sebagai akibatnya bisa mengatasi problematika pendidikan dan menghadapi tantangan arus gelobal yang makin kompleks.

Namun dalam saat ini hampir 2 tahun sudah berlalu global menghadapi perkara besar. Yang mana bermula berdasarkan munculnya suatu pandemi penyakit yang menggemparkan global lantaran sudah banyak memakan korban jiwa, penyakit ini bernama virus corona atau tak jarang di sebut dengan Covid-19. Hampir seluruh aspek kehidupan mengalami perubahan-perubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan dan mendebarkan semua global.

Sosial distance sebagai pilihan berat bagi setiap negara, menerapkan kebijakan untuk pencegahan penyebaran virus ini, lantaran kebijakan ini berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan. Pembatasan hubungan sosial rakyat bisa mengganggu laju pertumbuhan dan kemajuan pada banyak sekali bidang kehidupan tetapi nir terdapat pilihan lain lantaran cara inilah yang paling efektif.

Hubungan sosial yang semakin hari semakin melemah, global perekonomian pun juga melemah. Semua sudah mencicipi pengaruh berdasarkan virus covid-19 ini terutama dalam global pendidikan. Semula proses belajar mengajar dilakukan menggunakan tatap muka antara pengajar dan siswa, namun sekarang proses belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh menggunakan dan memanfaatkan jaringan internet, ada beberapa aplikasi seperti Google Clasroom, Zoom Meeting, Google Meet, Google Form,Telegram, Whatsapp, Skype dan teknologi infprmasi dan komunikasi (TIK) lainnya. Hal ini dilakukan menjadi bentuk upaya berdasarkan pemerintah pada pencegahan penularan virus covid-19 ini. Tentunya memiliki pengaruh besar, dalam perkembangan pendidikan anak, ketika ini di tuntun untuk belajar secara mandiri, belajar secara daring (pada jaringan).

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 mengenai Pembelajaran secara daring dan bekerja berdasarkan rumah pada Rangka Pencegahan Pencemaran COVID-19, Bahwa untuk mengoptimalkan intruksi pemerintah yang berkaitan dengan physical distancing maka KBM diubah ke sisitem daring.

Pembembelajaran daring atau online yang diterapkan saat ini merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka secara langsung antara guru dengan siswa akan tetapi pembelajaran dilakukan melalui internet. Ini merupakan tantangan besar bagi seorang guru, karena dalam kondisi seperti ini para guru pun dituntut untuk bisa mengolah, mendesain media pembelajaran (medi online) sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk mencegah kebosanan siswa dalam proses pembelajaran model daring tersebut.

 Dalam penerapan belajar online ini, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan pembelajaran yang dipicu oleh beberapa faktor: pertama, siswa yang belum memiliki gadged, siswa yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi. Kasus ini dapat dijumpai pada siswa tingkat TK dan SD (sekolah dasar). Selain itu masalah utama yang dialami siswa adalah jaringan yang tidak memadai. Hal ini menjadi tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua karena orang tualah yang dituntut mendampingi siswa dalam peroses kegiatan belajar online tersebut, kenyataannya tak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan menghambat keaktifan siswa dalam proses belajar online atau daring.

Baca Juga :  Ubah Sampah Jadi Kompos dan Souvenir

Dalam hal pendampingan orang tua pembelajaran jarak jauh, memang diperlukan komitmen dari orang tua agar bersedia meluangkan waktu untuk mendampingi anak didik ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran. Melakukan pengawasan pada anak dengan meminta jadwal proses pembelajaran, memeriksa atau mengecek tugas yang di kerjakan anak. Meluangkan waktu adalah satu-satunya kunci dalam pendampingan terhadap anak didik selama peroses pembelajaran jarak jauh.

Dan yang kedua, kurangnya intraksi fisik antara guru dan siswa karena dalam pembelajaran online siswa hanya diberikan tugas melalui via whatsapp. Sehingga kebanyakan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada penjelasan-penjelasan awal dari guru mengenai tugas yang di berikan pada siswa. Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan guru tanpa memberikan penjelasan secara rinci terlebih dahulu, akibatnya menyebabkan banyak siswa yang mengeluh dan tidak bersemangat dalam mengerjakat tugas yang telah diberikan oleh guru.

Dari segi manfaat, dilakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) telah menempatkan proses pendidikan ditanah air kearah digitalitas. Akan tetapi disisi lain, hal itu juga menimbulkan hambatan. Bagi daerah yang mengalami kendala akses internet dan tidak gawai karena rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, pembelajaran jarak jauh cukup sulit untuk dilaksanakan. Selain itu, dalam proses belajar mengajar yang membutuhkan praktek secara langsung juga mengalami kendala.

Kurangnya intraksi langsung antara guru dan siswa, otomatis berkurang lah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan seorang guru kedalam diri seorang siswa, yang menyebabkan degredasi moral pada anak atau siswa, karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar, mentransferkan ilmu pengetahuan (pelajaran) saja, tetapi seorang guru juga dituntut untuk mendidik dalam pembentukan akhlak dan karakter siswa.

            Adapun beberapa masalah pendidikan yang sering menonjol, diantaranya: pendidikan telah kehilangan objektivitasnya, masih jauh dari realitas yang dihadapi peserta didik di masyarakatnya, pendidikan belum mendewasakan peserta didik, pendidikan tidak menumbuhkan pola berpikir kritis, belum menghasilkan manusia terdidik, apalagi berahklak, pendidikan masih membelenggu, belum mampu membangun individual belajar, belum mampu menghasilkan kemandirian, serta belum mampu memberdayakan dan membudayakan peserta didik (Djohar,2013:3).

            Beberapa solusi yang diberikan pemerintah adalah terdapat beberapa peraturan yang telah dengan jelas mengatur dan memberikan gambaran mengenai proses pembelajaran jarak jauh dilaksanakan seperti surat edaran No.15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Masa Darurat Penyebaran Covid-19, fleksibilitas penggunaan dana BOS untuk mensubsidi kuota guru dan siswa merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi mahalnya biaya kuota dalam rangka pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Pemerintah dalam waktu ini telah berubah kebijakan menurut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai syarat New Normal menggunakan protokoler yang ketat berdasarkan kebijakan social distancing atau physical distancing sebagai dasar aplikasi belajar menurut tempat tinggal menggunakan pemanfaatan teknologi menjadi media pembelajaran yang secara tiba-tiba, nir heran menciptakan energi pendidik dan siswa kaget termasuk orang tua. Dari aneka macam keluhan diatas bisa sebagai tantangan bagi dunia pendidik, bagaimana cara mereka menaruh motivasi pada siswa pada saat melakukan pembelajaran online ini. Seorang pendidik wajib sanggup menginovasi dirinya dan siswa, maksudnya guru/dosen disini wajib sanggup membangkitkan semangat motivasi siswa menggunakan penerangan materi dan tugas yang tidak sinkron menggunakan aneka macam metode belajar yang menarik.

Baca Juga :  Intip Cara Produksi Gula Aren Tradisional Desa Karang Bayan

Saat ini sangat dibutuhkan media sosial pemerintah misalnya TVRI bergeser fungsi dari hiburan sebagai ruang pembelajaran secara nasional dan tv swasta, mampu dimanfaatkan supaya siswa makin menerima ilmu yang poly menggunakan kualitas yang sama dikota juga di desa. Generasi milenial, kini mungkin telah lebih kondusif belajar dirumah, daripada repot menggunakan segudang peraturan apabila keluar rumah. Oleh karenanya pemerintah segera bertindak menaruh kelonggaran untuk menaruh pulsa murah buat pelajar, supaya mereka mampu online setiap saat, ini jua sekaligus mengurangi beban orang tua, lantaran bagi kaum milenial pulsa/paket lebih krusial daripada makan atau jajan lainnya.

Banyak juga mahasiswa merasa stres karena pada ketika belajar, mahasiswa juga masih wajib membantu orang tua mengurusi pekerjaan rumah,  masak, membereskan tempat tinggal dan lain-lain, karena tidak enak melihat orang tua mengerjakan hal tersebut, ini disampaikan sang mahasiswa saat diskusi via Whatsapp. Permintaan berdasarkan Mahasiswa supaya tugas jangan terlalu banyak diberikan sang Dosen, bila terdapat tugas usahakan diberikan saat relatif longgar supaya mereka tetap fokus dan imun tubuh mereka tetap terjaga, soalnya jika beban terlalu berat maka mereka mengerjakan tugas akan asal-asalan. Mereka perlu waktu untuk istirahat supaya mereka tetap konsentrasi agar ilmu yang diterima mampu meresap. Yang mereka sukai adalah menjawab soal-soal yang memberikan mereka hiburan, supaya mereka tertarik membaca atau berupa video/ppt. Sebenarnya mereka juga ingin membentuk disiplin yang tinggi pada tempat tinggal mereka. Dengan terbentuknya pola pikir yang siap unggul pada menghadapi kompleksitas dan kerumitan yang akan timbul dalam masa mendatang, sebagai bekal penting bagi setiap individu. Sadar tidak sadar bahwa persaingan makin ketat dimasa yang akan datang. Masa pandemi covid-19 ini akan masuk sebagai new normal, walau mahasiswa masih penuh keterbatasan mereka permanen berusaha keras demi masa depan yang lebih cerah.

            Akan tetapi disisi lain pendidikan dihadapkan dengan beberapa tantangan, yang mana tuntutan untuk menyiapkan generasi yang cerdas dan berkarakter, serta tantangan globalisasi pendidikan yang diramalkan tahun 2030. Globalisasi telah membawa perubahan pada semua lini kehidupan, dimulai pada globalisasi politik sejak tahun 1945, disusul dengan globalisasi ekonomi pada sekitar tahun 1970-an dan globalisasi budaya tahun 2000-an.

             Kelebihan dan kekurangan secara online secara sadar ataupun tidak, kita wajib mengakui bahwasanya sekolah atau kuliah online pun menaruh imbas positif atau kelebihan misalnya: lebih mengenal teknologi, mengenal sistem PJJ, sedikit mengurangi exploitasi isal pada penggunaan kertas, dsb. Adapun kekurangannya misal: Tugas menumpuk berkedok sekolah atau kuliah online, jaringan yang tidak stabil, boros paket data bagi mahasiswa yang umumnya sanggup kita akses perdeo pada lingkungan kampus.

Setelah pendidik mampu menguasai berbagai sarana pembelajaran online, maka akan tercipta pemikiran mengenai metode dan model pembelajaran lebih bervariasi yang belum pernah dilakukan oleh pendidik. Misalnya, guru membuat konten video kreatif sebagai bahan pengajaran. Dalam hal ini, guru lebih persuasif karena membuat peserta didik semakin tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru melalui video kreatif tersebut. Peserta didik tentu akan dapat memahami apa yang dijelaskan oleh guru melalui video kreatif yang dibuat oleh guru tersebut. Sehingga dengan adanya penerapan model pembelajaran di rumah ini, membuat siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran secara online.

Baca Juga :  Siap Siap Sanksi !, Buang Sampah Sembarangan di Kota Mataram

Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada siswa, juga dapat menimbulkan kreativitas dikalangan siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu produk pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan pemikiran melalui analisis mereka sendiri, tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang telah disampaikan oleh guru. Adanya pandemi covid-19 juga memberikan hikmah yang lainnya. Pembelajaran yang dilakukan di rumah, dapat membuat orang tua lebih mudah dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan belajar anak secara langsung. Orang tua lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak dirumah. Hal tersebut akan menimbulkan komunikasi yang lebih intensif dan akan menimbulkan hubungan kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua. Orang tua bisa melakukan pembimbingan secara langsung pada anak tentang materi pembelajaran yang belum dimengerti anak. Dimana sebenarnya orang tua merupakan institusi pertama pada pendidikan anak. Dalam kegiatan pembelajaran secara online yang diberikan guru, maka orang tua bisa memantau sejauh mana kompetensi dan kemampuan anaknya. Kemudian ketidakjelasan menurut materi yang diberikan sang guru, menciptakan komunikasi antara orang tua menggunakan anak semakin terjalin menggunakan baik. Orang tua bisa membantu kesulitan materi yang dihadapi anak.

 Hikmah selanjutnya yaitu penggunaan media misalnya handphone atau gadget, dapat dikontrol buat kebutuhan belajar anak. Peran orang tua semakin diharapkan pada melakukan supervisi terhadap penggunaan gadget. Hal tadi menaruh pengaruh yang positif bagi anak, pada memanfaatkan teknologi buat hal-hal yang berguna. Anak cenderung akan memakai handphone buat mengakses banyak sekali asal pembelajaran berdasarkan tugas yang diberikan sang guru. Sehingga akan menciptakan anak menghindari penggunaan gadget dalam halhal kurang berguna atau negatif.

Walaupun banyak tenaga pendidik, siswa juga rakyat yang belum siap menghadapi era revolusi industri 4.0, pembelajaran daring pada tengah pandemi covid-19 ini seakan-akan memaksa seluruh insan wajib siap terhadap perkembangan teknologi ketika ini. apabila di lihat pada perspektif sosiologi, kebijakan ini adalah langkah yang sempurna dilakukan pada syaat misalnya ini. Seperti terdapat akselerasi supaya rakyat lebih cepat maju, menggunakan teknologi internet sekarang, contohnya menggunakan belanja menggunakan system online, lebih disukai rakyat dan mengurangi waktu dan biaya transfort, apalagi masa covid-19. Lantaran lebih kondusif dan sehat. Kita harapkan semoga pandemi covid-19 lekas berakhir, seluruh warga bangsa senantiasa sehat dan proses kehidupan bisa berjalan normal pulang menggunakan membentuk insan insan baru yang mempunyai pola pikir positif yang sarat solidaritas sosial

Kesiapan wajib ditumbuhkan pada diri setiap pendidik dan peserta didik, menggunakan itu pembelajaran jarak jauh akan terasa tidak jauh tidak sinkron menggunakan pembelajaran tatap muka dan tetap memberi semangat pada peserta didik. Kebiasaan pula wajib perlahan dengan membiasakan diri menggunakan peraturan yang wajib dilakukan waktu ini. (non)