Tantangan Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

BERBAGI News – Negara-negara maju memiliki pendidikan yang baik, sehingga warganya mempunyai kehidupan yang lebih baik. Pendidikan dapat pula membawa kepada kehidupan yag lebih baik. Pendidikan sendiri  merupakan hal yang sangat diperlukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam pengembangan ini, pendidikan berguna untuk memberi penilaian logika, etika, serta estetika yang terdapat pada diri manusia itu sendiri.

Pendidikan merupakan usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga beberapa orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan.

Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan keterampilan,kemampuan mental,dan lain sebagainya. Seperti yang tertera didalam UU No.20 tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara.

Pendidikan adalah faktor penting bagi masyarakat demi maju mundurnya kualitas masyarakat atau bangsa sangat bergantung pada pendidikan yang ada pada rakyat bangsa tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Harahap dan poekatja, pendidikan adalah usaha yang secara sengaja dari orang tua yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Yang disebut orang tua tersebut merupakan orang tua anak itu atau orang yang mempunyai kewajiban untuk mendidik tersebut seperti guru, pendeta dan seorang kiyai. Pendidikan akan memberikan dampak positif bagi para generasi muda dan juga pendidikan akan menyiapkan generasi yang baik dan bagus bagi negaranya. Maka dari itu para pendidik harus membutuhkan keuletan dan kesabaran didalam mengajarnya.

Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Nasional Indonesia mengatakan pendidikan tersebut merupakan tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksud dari pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Dan merupakan sebuah program yang mengandung komponen tujuan, proses belajar mengajar antara murid dan gurunya sehingga akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih baik.

Sesuaikan dengan amanat UUD 1945 pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa sistem warga negara berhak mendapatkan pendidikan,dan ayat(3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan meyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur undang-undang.Lebih lanjut mengenai aturan tentang Pendidikan Nasional ditur dalam UU no.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat (1) undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.

Pada saat ini dunia tengah menghadapi suatu fenomena yang berbahaya yakni kemunculan sebuah virus yang menular yang bernama Corona Virus Disaesa19. Dengan hadirnya Corona Virus Disaesa19, khususnya dalam dunia hal pendidikan, proses pendidikan yang dahulunya memakai teknik tatap muka langsung bersama guru dan dosen sekarang dengan adanya keadaan darurat atau dengan mumculkan virus covid-19 ini membuat proses belajar mengajar dialihkan menjadi Daring (dalam jaringan) yakni yang mengadakan belajar mengajar secara daring atau online dengan tujuan untuk mencegah meluaskannya covid19. Tentulah ini menjadi persoalan baru,dimana tata kebiasaan dan kebudayaan yang selama ini dijalankan secara tata muka akan tetapi sekarang  harus sedikit dibengkokkan menjadi online.

Seperti yang kita ketahui di Indonesia saat ini merupakan salah satu negara yang ikut terdampak covid-19, sehingga harus melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring atau online. Biasanya kegiatan belajar mengajar dilakukan secara langsung, akan tetapi dalam beberapa bulan ini di lakukan via online. Bukan hanya tenaga pengajar yang bekerja keras dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar akan tetapi orang tua juga ikut dalam mendampingi anak-anak mereka belajar dirumah untuk ikut membantu menjelaskan berbagai macam mata pelajaran yang tidak ketahui anak-anak mereka atau kurang memahami dan menemani anak-anak mengerjakan rugas sekolah mereka.

Pemerintah pula mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat coronavirus disease (covid-19) ini selaras dengan UU NOMOR 20 Tahun 2003 pasal (3) yang berbunyi “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Situasi pendemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreaktivitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik. Tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana pengguna teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi.

Berbagai macam tantangan harus di hadapi untuk sistem pendidikan online ini,fasilitas dan sumber daya juga tidak kalah pentingnya. Faktanya masih banyak sekali anak-anak yang terkendala fasilitas untuk belajar bukan hanya murid,t api juga tenaga pendidik dan orang tua murid yang kesulitan baik dalan menyediaakan perangkat belajar seperti ponsel dan laptop maupun pulsa untuk koneksi internet. Sistem pembelajaran online ini secara tidak langsung membuat kesenjangan sosial ekonomi yang sudah terjadi sejak lama, menjadi semakin melebar saat pandemi saat ini.

Baca Juga :  Realisasi Pendidikan Karakter dalam Membentuk Sikap Intelektual

Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemenaker) mencatat lebih dari dua juta buruh dan pekerja formal dan informal yang dirumahkan, dengan kondisi seperti ini banyak orang tua kesulitan untuk mengoptimalkan pendidikan bagi anak-anak mereka. Namun dalam kondisi lain orang tua bisa berhadapan dengan pilihan yang sangat sulit antara memberi makan keluarga atau membiayai pendidikan anak. Hal ini membuat orang tua sedikit stres karena keduanya telah menjadi pilihan dan sangat-sangat cerdas dalam memikirkan kedua hal tersebut dan hal ini juga berpotensi meningkatkan angka putus sekolah yang semakin meningkat.

Sistem pembelajaran daring yang belum di siapkan secara matang ini tentunya akan berdampak pada metode pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik begitupun dengan penerimaan materi pembelajaran dari peserta didik yang sering kali tidak memahami materi yang disampaikan. Angka putus sekolah meningkat di beberapa tempat seperti papua, maluku utara dan beberapa daerah yang masuk zona merah di Indonesia. Karena angka putus sekolah yang meningkat di kota maupun di desa hal ini menyebabkan menurunnya produktivitas nasional yang membuat mereka terjebak dalam lingkaran tidak berujung.

Akan tetapi, metode yang dilakukan  secara online ini tidak efektif sehingga sulit untuk dilaksanakan dengan baik, sebab siswa ataupun mahasiswa yang melakukan pembelajaran online seperti ini hanya mengandalkan keberadaan teknologi, apalagi jika ada siswa yang gagap teknologi akan membuat siswa jadi susah untuk beradaptasi dengan alat ini.

Dalam dunia pendidikan terdapat pula isu-isu atau masalah. Terkait isu-isu dalam dunia pendidikan memang kerap terjadi dalam dunia pendidikan saat ini seperti contohnya minimnya ketersediaan dana pendidikan untuk siswa/siswi, terlebih lagi untuk wilayah-wilayah yang masyarakatnya kurang mampu. Membahas terkait dana, bukan hanya soal biaya pendidikan di suatu lembaga, akan tetapi biaya untuk kebutuhan atau fasilitas belajar mengajar seperti buku, alat tulis, seragam dan transportasi juga termasuk kedalamnya, kurangnya fasilitas dalam ruangan kelas akan mengakibatkan atau berdampak juga bagi siswa, yang dimana siswa yang tidak bisa menerima pelajaran dengan baik dan ketidaknyamanan siswa juga.

Apalagi dalam masa pandemi saat ini dalam kelangsungan dunia pendidikan, siswa dan mahasiswa yang melakukan aktivitas belajar mengajar secara daring yang dimana hal ini dapat melatih dan menjadikan kebiasaan siswa dan mahasiswa menanamkan kebiasaan menjadi pembelajaran mandiri, selain itu juga siswa dann mahasiswa juga yang dapat bekerja sama satu dengan yang lain untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran serta menghadapi permasalahan nyata yang ada. Hal ini juga  bukan sekedar menjadi tantangan untuk siswa dan mahasiswa,akan tetapi guru dan dosen juga akan mendapatkan dampaknya dalam menyampaikan edukasi dimana para dosen perlu memastikan bahwa mahasiswa memahami materi pembelajaran.

Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan sejumlah kondisi pendidikan di Indonesia saat Pandemi Covid-19 ”Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, banyak anak yang putus sekolah. Dalam arti mereka terpaksa harus bekerja kemudian persepsi orang tua bahwa kenapa anaknya tidak sekolah.Saat ini dunia pendidika yang di Indonesia telah mengalami penurunan capaian pembelajaran yang disebabkan oleh kegiatan pembelajaran dari rumah.

Kemudian dengan adanya learning lost bahwa pembelajaran dari sistem pembelajaran jaraj jauh ini banyak sekali materi pelajaran yang hilang. Yang memang sebagian besar dari anak-anak ada yang belajar tatap muka. Ketika harus belajar secara daring banyak kendalanya.

Berdasarkan Hasik Assesmen Situasi Covid19 milik Kemendikbudristek per 16 Agustus 2021, terdapat 204 ribu lebih sekolah di 194 kabupaten kota yang berada pada zona level 4. Kondisi tersebut membuat kegiatan pembelajaran masih dijalankan dari rumah dan tidak memungkinkan bagi anak-anak untuk dapat bertemu.

Zona risiko Covid-19 tidak lagi dijadikan acuan untuk penentuan kebijakan penyelenggaraan pendidikan, namun pemerintah daerah dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam pemyelenggaraan pendidikan. Jadi kondisi ini menimbulkan kemungkinan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih menjadi pilihan utama bagi sekolah. Bahwa daro 256 satuan Pendidikan masih PJJ.PJJ masih menjadi pilihan utama yang dipilih oleh sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Untuk pembelajaran tatap muka dilakukan secara terbatas. Sebesar 50 persen dilakukan secara bergantian dengan sedikit siswa yang masuk sekolah. Untuk pembelajaran di masa pandemi covid-19 saat media pembelajaran yang digunakan menggunakan kurikulum darurat. Penggunaan kurikulum sangat bervariasi. Ada yang menggunakan kurikulim PJJ, kurikulum nasioanal,ada yang kurikulum mandiri. Penggunaan kurikulum sesuai dengan kondisinya masing-masing.

Pembelajaran daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pula masih menjadi suatu kemewahan. Ini merupakan tantangan bagi semua pihak, saat ini kita harus bekerja seras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maupun teknologi yang berada di daerah-daeraah terpencil. Kondisi dalam situsi pendemi saat ini juga memaksa para pemangku kebijakan di bidang pendidikan untuk dapat  menyesuaikan diri dalam melaksanakan proses pembelajaran.  

Tak hanya soal kebutuhan atau fasilitas belajar mengajar saja, dilihat juga dari segi ekonomi, dimana bagi kalangan yag mengalami kesulitan ekonomi sehingga sulit untuk melanjutkan pendidikan mereka, hal ini dikarenakan kesulitan ekonomi maka mereka seperti anak-anak generasi penerus bangsa ini memilih bekerja untuk dapat memenuhi kehidupan biaya hidup mereka agar semakin tinggi ketimbang meneruskan pendidikan mereka.

Baca Juga :  Budaya Mencontek dan Plagiasi, Ciri-Ciri Generasi Bermental Korupsi

Maka dari itu salah satu penentu keberhasilan pembelajaran yang dilakukan secara virtual ini adalah kompetensi guru. Guru yang berusaha sedapat mungkin agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan berhasil. Disini guru berperan sebagai pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai fasilitator belajar.

Untuk memenuhi hal itu, maka disini guru haruslah memenuhi aspek bahwa guru sebagai model, perencana, peramal, pemimpin dan petunjuk jalan atau pembimbing ke arah pusat-pusat belajar. Hal ini dilakukan dimana guna untuk memudahkan mereka melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik guru-guru harus mengambil tindakan yang secara tepat yaitu dengan turun lapangan mengajar atau membagikan soal kepada siswa-siswa tersebut, khususnya apalagi untuk siswa yang berasal dari pelosok desa ataupun di desa terpencil, yang keterbatasan sarana prasarana seperti laptop atau HP, soal jaringannya yang tidak mengjangkau dan kondisi listrik yang tidak stabil yang masih sangat lemah dan yang dimana biasanya  mereka harus naik gunung dulu untuk mendapatkan jaringan itupun tidak begitu maksimal akan tetapi bisa sedikit memudahkan mereka.

Jika hal itu semua sudah terlaksanakan dengan baik, maka dalam konteks pembelajaran dapat memberikan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat, baik itu dari guru, sekolah, peserta didik dan bahkan sampai kepada orang tua wali murid yang dimana mereka telah berhasil melaksanakan kegiatan ini dengan baik dan memberikan antusiasi mensupport anak-anak mereka.

Tetapi hal ini sangat menyusahkan untuk mereka harus berjalan atau mendaki hingga sampai pegunungan tinggi, siswa yang rumahnya jauh dari pegunungan merelakan berjalan kaki demi untuk melakukan pembelajaran daring,maka dari itu kesediaan guru mengambil tindakan yang baik demi anak-anak penerus bangsa sehingga mereka tidak lagi pergi dengan berjalan kaki ke pegunungan untuk mendapatkan sinyal atau jaringan.

Mengingat berbagai masalah yang di hadapi pada masing-masing sekolah berbeda-beda,sehingga hanya beberapa sekolah saja yang menerapkan pembelajaran jarak jauh secara efektif, masih belum terkesan efisien dan itu diterapkan pada sekolah-sekolah yang memiliki alat teknologi dan sinyal yang mudah di jangkau dan memadai. Lain hal nya jika dilihat pada sekolah-sekolah yang minim/kurang memadainya peralatan daring/online, seperti daerah pelosok atau pedalaman desa maka dapat dipastikan pembelajaran online yang dilakukan kurang maksimal. Hal ini akan berdamapk sekali pada siswa akan tetapi bukan hanya siswa saja melainkan orang tua juga ikut sertakan dalam hal ini,mengapa demikian? Karena disana orang tua juga dapat berperan dengan membagi waktu mereka,bekerja sambil memantau anaknya belajar di rumah.

Sedangkan, jika dilihat lagi bagi orang tua yang kurang mampu dan belum memiliki smarphone, sudah pasti harus berusaha/mengusahakannya untuk membelikan smartphone anaknya agar dapat mengikuti pembelajaran online seperti teman-temannya dan ditambah lagi kuota yang harus dibeli setiap bulannya. Dan juga kita ketahui tidak semua orang tua dari mereka pintar atau berpendidikan, bayangkan jika orang tuanya tidak berpendidikan bahkan belum mengenal dunia pendidikan,sudah dapat dipastika tidak mampu menyelesaikan tugas anak-anaknya,dan tentu akan dibuat tambah stress sengan adanya pembelajaran daring tersebut, apalagi bagi saudara atau tetqangga kita yang bertempat tinggal dipedalaman desa.

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dan fundamental. Pemerintah sebagai penyandang dana utama pendidikan melalui APBN dalam Inpres No. 4 Tahun 2020 dinyatakan di perlukan langkah, langkah cepat, tepat, focus, terpadu dan sinergi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan, realokasi anggaran serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan covid-19, termasuk di dalamnya di bidang pendidikan.

Sekolah sebagai lembaga penyelenggraan pendidikan harus bersiaga memfasilitas perubahan apapun menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan timgkah laku harus menjadi pijakan kuat ditengah petkembangan teknologi dan arus percepatan informasi,program-program pendidikan yang dilakukan sekolah harus benar-benar disampaikan kepada murid, terlebih dengn media daring tetap saja pihak sekolah harus benar-benar memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan. Penekanan belajar dirumah kepada murid harus benar-benar mendapa kawalan agar guru-guru yang mengajar melalui media daring tetap halus dan cerdas dalam meyampaikan pelajaran-pelajaran yang wajib dipahami oleh murid. Sekolah yang memiliki dana cukup bisa juga dengan memfasilitas siswa dengan membelikan paket data untuk mendukung pembelajaran daring dalam kondisi ini sangat terpaksa sekolah juga bisa membuat kebijakan dengan penugasan maupun tes secara luring, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Kemendikbud telah mengeluarkan protokol kesehatan di sekolah untuk panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021. Diantaranya wajib memakai masker, mempersiapkan sarana cuci tangan dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan serta desinfektan, menjaga jarak minimal 1,5 meter.

Upaya yang hendak dilakukan pemerintah dalam hal ini adalah memberikan bantuan kuota gratis  setiap bulannya kepada siswa maupun mahasiswa, karena pembelajaran secara daring ini memakankan banyak kuota dengan menggunakan aplikasi bukan hanya WA saja  akan tetapi juga dengan menggunakan bermacam-macam media aplikasi seperti: zoom, google meet, goggle clasrrom dan lain-lain, memberikan bantuan  dana kepada masyarakat kurang mampu apalagi yang berada dalam pedalaman desa agar bisa membeli smathpone untuk memudahkan anak-anak mereka untuk mengikuti  sekolah atau pembelajaran mengajar saat ini.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN Unram Peduli Bencana, Siswa SD Bangket Molo diberikan Simulasi Tanggap Bencana

Disamping itu, langkah pembelajaran daring harus efektif. Guru bukan membebani murid dalam tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di rumah. Guru bukan hanya memposisikan sebagai pentransfer ilmu,akan tetapi tetap saja mengutamakan “ing ngarso sung tulada”. Peran orang tua juga dalam pembelajaran daring sangat penting, orang tua bisa mendukung kegiataan daring dengan mendampingi siswa belajar, berbagi handphone, memastikan kelancaran jaringan internet. Tidak kalah penting juga memberikan motivasi anak agar terus mau mengikuti pembelajaran. Orang tua harus membuka cakrawala dan tanggungjawab orang tua bahwa pendidikan anaknya harus dikembalikan pada upaya orang tua dalam mendidikan mental, sikap dan pengetahuan anak-anaknya.

Kerjasama antara orang tua, guru dan siswa juga sangat penting. Dalam situasi sekarang ini kondisi belajar membutuhkan adanya kerja sama kolaborasi antara guru, orang tua dan siswa. Proses belajar sekarang adalah kombinasi antara guru, murid dan orang tua.

Pendidikan merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia untuk Indonesia emas 2045, yang adil dan sejahtera, aman dan damai serta maju dan mendunia. Pendidikan yang akan menentukan bagaimana masa depan bangsa ini, apakah menjadi masa bangsa yang beradab, cerdas dan siap berkompetisi di era globalisasi. Atau menjadi bangsa yang tenggelam dalam berbagai persoalannya sendiri. Kualitas pendidikan kita yang masih kurang maksimal masih harus melakukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar, kurikulum pendidikan, hingga daya saing pendidikan nasional. Mari kita perbaiki strategi antar dunia pendidikan dan dunia lapangan kerja.

Reformasi pendidikan menjadi tanggung jawab kita sebagai generasi muda penerus bangsa ini. Mari bersama memperbaiki semua aspek baik dari sistem rekrutmen tenaga pendidik, hingga komponen lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Tugas untuk mencerdaskan bangsa dan membuat bangsa ini menjadi berkarakter budaya hanya tugas kementerian pendidikan dan kebudayaan tapi tugas kita semua apalagi di masa pandemi covid-19.

Pandemi covid-19 ini menjadi salah satu alasan untuk kita bisa bersama-sama melakukan upaya mengenai sejumlah persoalan genting pendidikan di indonesia. Karena mengyangkut masa depan kualitas pendidikan serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Selain dari kendala di dunia pendidikan Indonesia di masa pandemi saat ini ada hal positif yang bisa di peroleh yaitu dengan sistem pembelajaran yang dilakukan secara daring atau online peserta didik bisa banyak melakukan kegiatan di rumah sehingga dapat mempermudah orang tua untuk memonitoring anak-anak.

Selain itu dengan sistem daring ini atau online ini tenaga pendidik dan peserta didik bisa meningkatkan kreaktivitas diri dengan power point yang menarik sehingga peserta didik tidak bosan dan peserta didik juga bisa lebih kreatif saat mendapat tugas membuat video pembelajaran. Pada dasarnya setiap yang terjadi mempunyai dampak positif dan negatif termasuk dalam pandemi saat ini. Walaupun dampak yang didapatkan atau yang diakibatkan sangat besar terutama di dunia pendidikan, hal ini tidak bisa menjadi alasan untuk berhenti berjuang meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia demi mewujudkan Indonesia emas 2045.

Memberikan beasiswa bagi siswa yang berpretasi dan memberikan wawasan kepada orang-orang yang tidaak mampu bahwa pendidikan merupakan hal yang penting, pemerintah juga yang seharusnya memperhatikan atau menggantikan fasilitas yang sudah rusak dan menambahi fasilitas yang kurang pada lingkungan sekolah, lebih mendirikan sekolah dipelosok-pelosok negeri dan mengusahakan agar anak-anak di seluruh dunia Indonesia bersekolah.

Bantuan ini sangat-sangat dapat membantu untuk siswa, mahasiswa dan masyarakat pula, jadi upaya pemerintah hendak memperhatikan hal tersebut. Sehingga apa bila semuanya sudah terlaksana atau sudah didapatkan oleh siswa, mahasiswa dan masyarakat, maka hal itu sudah memberikan sedikit keringanan mereka untuk melakukan belajar/mengajar dengan baik, begitu jugah untuk masyarakat kurang mampu dapat memberikan penghidupan yang terarah.

Maka dari itu karena masih dalam situasi pandemi ini, yang diharapkan pemerintah menghilangkan virus covid-19 ini, pemerintah memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat agar mematuhi segala peraturan kesehatan yang sudah dikeluarkan pemerintah seperti mematuhi 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dan juga menghindari kerumunan banyak orang karena dari tindakan itu juga virus cepat masuk dalam tubuh manusia, maka dari itu masyarakat perlu kesadaran sendiri dalam peraturan-peraturan yang sudah dikeluarkan pemerintah saat ini, guna memutuskan mata rantai virus covid-19.

Jika masyarakat sudah menerapkan dengan baik peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah maka segala aktivitas dapat berjalan dengan biasanya, apalagi dalam dunia pendidikan dimana yang melahirkan anak-anak bangsa ke masa yang akan datang, jika hal ini terus berlanjut  dengan melakukan pembelajaran secara daring ilmu yang mereka dapatkan akan kurang karena mereka yang hanya mengndalkan teknologi terkadang mereka ada yang benar-benar sedang melakukan aktivitas belajar dengan teknologi tersebut dan ada juga yang menghabiskan waktu sia-sia dengan menyalahkan gunakan untuk bermain game online, hal ini sangat tidak efektif sekali untuk siswa malahan ini membuat melemahnya daya pikir mereka nantinya.

Maka dari itu masyarakat lebih disiplin lagi mematuhi prokes seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari suatu perkumpulan banyak orang, sehingga virus ini menghilang dari muka bumi atau cepat berlalu sehingga proses pembelajaran bisa terlaksanakan seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung. Dan juga sehingga anak-anak bangsa yang mempunyai bakat setinggi langit bisa memulai kembali aktivitas mereka  dengan biasanya, tanpa ada lagi  hambatan apapun. (dwi)