Pupuk Langka di NTB, KKN Tematik Unram Ajak Warga Desa Teruwai pakai Limbah Ternak

BERBAGI News – Nusa Tenggara Barat merupakan Provinsi dengan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan peternak. Petani dan peternak di NTB sangat bergantung pada hasil pertanian dan peternakan baik untuk hidup sehari-hari, untuk biaya pendidikan anak maupun untuk tabungan masa depannya.

Ada beberapa kendala yang dihadapi petani di Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, khususnya, salah satu kendala yang sangat berdampak kelangkaan pupuk yang merupakan kebutuhan utama dari tanaman yang diproduksi oleh petani, baik itu padi, jagung, palawija dan lainnya.

Menanggapi permasalahan tersebut, Ketua Kelompok KKN Tematik Unram Desa Teruwai, Lalu Wahid mengajak untuk memanfaatkan limbah kotoran ternak yang ada di Kelompok tani ternak Tunas Karya II untuk dijadikan pupuk organik.

Desa Teruwai terpilih sebagai kelompok penerima program 1000 desa sapi dari Kementrian Pertanian untuk dikelola menjadi pupuk organik padat dan cair.

“Kegiatan pengolahan limbah kotoran ternak ini dilakukan di kandang 1000 desa sapi, tepatnya di dusun Terap, Desa Teruwai, yang dilangsungkan pada tanggal 3-7 Januari 2022, dari pengumpulan bahan sampai dengan pengolahannya,” kata Wahid.

Untuk pengolahan pupuk organik padat sendiri dimulai pencampuran bahan sampai pengemasan membutuhkan waktu selama kurang lebih 30 hari dan untuk pupuk organik cair dari awal pencampuran bahan sampai dengan pengemasan membutuhkan waktu selama dua minggu.

Selaku ketua kelompok Ternak, Kepala Dusun (Kadus) Terap, Sumardi, mengatakan, keberadaan mahasiswa KKN sangat membantu, dikarenakan peternak-peternak lain belum bisa memaksimalkan waktu untuk mengolah limbah kotoran ternak untuk menjadi pupuk.

“Kesibukan kami, Pagi dan sore kita harus pergi mencari pakan untuk ternak kami,” katanya, Jum’at (7/1/2022).

Kelompok KKN Unram desa Teruwai berharap, dapat membantu para petani untuk memenuhi kebutuhan pupuk, kegiatan ini juga dapat membantu meningkatkan ekonomi peternak lewat penjualan produk pupuk organik.

Baca Juga :  Buang Sampah Sembarangan: Warga Gubug Mamben Kota Mataram Terjangkit Demam Berdarah

Selanjutnya pupuk akan dibawa contohnya ke Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB untuk uji lab,. Hal ini bertujuan untuk menganalisis kandungan untuk haranya, apabila sudah lulus uji lab berarti sudah bebas dipasarkan keluar daerah. (KKN).