Bulan Sya’ban Menjadi Jalan Meraih Puncak Kemuliaan

Religi575 Views

“Sya’ban sebagai bulan pemantapan iman, persiapan mental spritual dan persatuan umat, hal ini menjadi sangat relevan dengan konteks historis Sya’ban itu sendiri.” { Ulama}.

SYA’BAN adalah salah satu nama bulan Hijriyah yang terletak diantara dua bulan yang mulia, yaitu setelah bulan Rajab dan sebelum bulan Ramadhan.

Secara lughawi, Sya’ban juga bermakna asy-Sya’bu [bercabang-cabang] atau at-Tafriq [berpencar], lantaran banyaknya cabang dan pancaran kebaikan yang terdapat pada bulan itu [Sya’ban].

Disamping itu, kebiasaan masyarakat Arab pada zaman dahulu saat bulan Sya’ban tiba, mereka saling berpencar keberbagai penjuru demi mencari sumber-sumber mata air.

Mencari sumber air di padang pasir mengandung makna perjuangan sungguh-sungguh demi mempertahankan hidup dan meraih masa depan yang lebih baik.

Pemaknaan Sya’ban sebagai bulan pemantapan iman, persiapan mental spritual dan persatuan umat ini menjadi sangat relevan dengan konteks historis Sya’ban itu sendiri.

Karena dalam catatan sejarah, sebagaimana disebutkan di atas, kebiasaan masyarakat Arab pada masa itu setiap kali bulan Sya’ban tiba, mereka saling berpencar ke berbagai penjuru demi mencari sumber-sumber mata air.

Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa bulan Sya’ban merupakan bagian dari al-asyhur al-fadhilah [bulan-bulan utama], sebagaimana bulan Rajab, Dzulhijjah, dan Muhararam.

Bobot nilai puasa pada bulan-bulan utama lebih unggul dibanding pada bulan-bulan biasa. Berpuasa juga menjadi amalan yang jelas-jelas dicontohkan oleh Rasulullah Saw sendiri.

Semakin intensif seseorang melaksanakan ibadah di bulan ini, semakin matang pula kesiapannya untuk memasuki bulan Ramadhan.

Disinilah relevansi makna “jalan di atas bukit” bulan Sya’ban. Artinya bulan Sya’ban menjadi jalan mendaki untuk meraih puncak kemuliaan yang tersedia di bulan Ramadhan.

Menghidupkan malam Sya’ban juga sangat dianjurkan [Nisfu Sya’ban]. Maksud menghidupkan malam disini adalah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan-amalan kebaikan.

Baca Juga :  Berhaji Sepanjang Masa

Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam Nisfu Sya’ban; Allah akan mengampuni dosa orang yang minta ampun pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang yang susah.

Karena bulan Sya’ban merupakan langkah awal dalam menyongsong bulan Ramadhan, maka hendaklah kaum Muslimin mengisi bulan ini dengan melatih diri beramal ketaatan kepada Allah, mulai dari berpuasa, bersedekah dan membaca Al-Qur’an supaya jiwa benar-benar siap dalam menyambut Ramadhan.

Semoga kita semua dianugerahi umur panjang dan barokah, diberi kesempatan berjumpa dengan bulan Ramadhan. Harapannya, kita semua dapat meningkatkan kualitas kehambaan kita dan merengkuh kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin Ya Rabbal A’lamiin.

Wallahu A’lam Bishshawab.