Vaksin dalam Perspektif Sosiologi Kesehatan

Kesehatan437 Views

BERBAGI News – Akhir tahun 2019 dunia di kejutkan dengan munculnya penyakit baru yang di kenal dengan Corona (Covid-19). Munculnya Covid tersebut menjadi salah satu permasalahan global dan di anggap senagai darurat kesehatan masyarakat. Pada awal tahun 2020 tepatnya pada bulan maret WHO menetapkan sebagai pandemic karena jumlah kasus yang terus meningkat sangat pesat.

Pandemi Corona virus telah memunculkan tantangan baru untuk di atasi oleh masyarakat, secara khsusus mengenai bagaimana negara merespon dan mencegah dan menghentikan penyebaran virus jauh lebih luas. Banyak negara melakukan kebijakan yang di terapkan di dalam wilayahnya seperti kebijakan lockdown, atau menjaga jarak sosial yang di sebut Social Distancing. Banyak negara yang menunjukan keberhasilan, akan tetapi tidak sedikit juga negara yang tidak efektif sehingga perlunya intervensi tidak hanya dari penerapan protokol kesehatan namun juga hal lain yang dapat memutus rantai penyebaran penyakit tersebut. Salah satu upaya yang di lakukan ialah melalui vaksinasi. Vaksinasi di nilai sebagai salah satu solusi dalam upaya penanggulangan Covid-19. Berbagai instusi riset di berbagai negara bergegas untuk mengembangkan varian vaksin dengan karakteristik masing-masing.

Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami dampak dari pandemi juga mengeluarkan kebijakan vaksinasi warga negara yang bertujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-10 di indonesia. Namun di tengah masyarakat terjadi pro dan kontra terkait pelaksanaan vaksin tersebut, banyak masyarakat mempertanyakan apakah masyarakat wajib melakukan vaksinasi atau tidak. Selain itu juga masyarakat mempertanyakan keefektivitas dari vaksin Covid-19 karena munculnya berbagai isu-isu di kalangan masyarakat.

Meskipun vaksin di laksanakan secara gratis dan sudah memiliki persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sudah mendapat persetujuan majelis ulama indonesia bahkan presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang melakukan vaksinasi sebagai bentuk keamanan dari vaksin tersebut. namun fakta yang ada di lapangan masih banyak masyarakat indonesia yang meragukan dan bahkan menolak keras untuk di vaksin karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menumbuhkan imun yang kuat melalui vaksinasi serta banyak berita dan isu-isu yang beredar di tengah-tengah masyarakat.

Baca Juga :  250Rb - 275Rb, Tarif PCR di RSUD NTB

Menurut teori Talcot Parsons yakni struktural fungsional yang di mana terdapat 4 elemen yang saling berhubunga sehingga menjdi sistem yang utuh, di antaranya :
a. Adaptasi, artinya masyarakat melakukan penyesuaian terhadap lingkungan yang kapan saja bisa berubah dan berkembang
b. Pencapaian tujuan, perumusan dan perencanaan sehingga dapat mencapai tujuan yang di inginkan bersama
c. Integrasi, hubungan keterkaitan yang erat antar fungsi yang lain sehingga terjadi keselarasan fungsi
d. Pemelilharaan pola, menjaga dan memilihara pola yang sudah ada sehingga sistem dapat terus berjalan dengan baik.

Berdasarkan teori Talcot Parsons tersebut maka dapat kita kaitkan dengan permasalahan vaksin yang ada di masyarakat yakni dimana masyarakat di tuntut untuk beradaptasi dengan keadaan munculnya Covid-19 yang banyak membawa perubahan di sendi kehidupan agar dapat mencapai tujuan bersama yakni memutus tali penyebaran covid-19 melalui berbagai upaya seperti menjaga jarak, menerapkan protokol kesehatan hingga melakukan vaksinasi. Hal ini di harapkan masyarakat mampu menjaga kebiasaan tersebut sehingga tujuan bersama bisa tercapai. Dalam hal ini ketika masyarkat enggan ataupun menolak untuk melakukan vaksinasi dalam upaya pencegahan maka sistem yang lain akan terganggu sehingga tujuan dalam pemutusan rantai penyebaran Covid-19 bisa terganggu atau bahkan tidak berjalan.

Berkaitan dengan proses vaksinasi, setiap orang berhak memilih pelayanan kesehatan yang di inginkan namun bukan berarti suatu pembenaran untuk menolak vaksinasi karena dalam pandemic Covid-19 kemungkinan orang yang menolak vaksin tersebut sudah terpapar Covid-19 namun karena tingkat imun yang kuat sehingga Covid-19 tidak menganggu kesehatan mereka, akan tetapi ketika dia berhubungan dengan orang lain baik secara langsung ataupun tidak lansung virus tersebut dapat menular kepada orang lain yang belum tentu imun yang dia miliki tidak sekuat orang yang menularkan sehingga perlu adanya pencegahan yaitu dengan melakukan vaksinasi. (L1C019036) Elina Sopian