Ekologi Sosial Perspektif Karl Marx

Opini441 Views

BERBAGI News – Saat ini Indonesia sedang gencarnya melakukan pembangunan dalam berbagai bidang demi kemajuan Indonesia itu sendiri, pada tahun 2021 yang lalu Indonesia berfokus pada 5 program proyek pembangunan, hal ini sebagai program prioritas utama Indonesia untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Seperti yang disebutkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, pada tahun 2021 ada 5 program prioritas yang akan dikerjakan sesuai dengan arahan Bappenas dan Kementrian Keuangan.

Pada tahun 2021 yang diutamakan adalah tentang pembangunan infrastruktur yang tentu saja dibutuhkan oleh segenap masyarakat kemudian diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Berbagai program tersebut diantaranya yakni pembangunan proyek strategis nasional seperti bendungan, jalan tol, rumah susun dan rehabilitasi sekolah/perguruan tinggi dan gedung olahraga.

Selain pembangunan diatas, Indonesia juga fokus membangun program padat karya, food estate hingga Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), terkhusus yang sangat ramai saat ini adalah pembangunan Sirkuit Mandalika. Pembangunan ini telah rampung dan dikabarkan saat ini pemulihan ekonomi di Nusa Tenggara Barat mulai perlahan bangkit setelah sebelumnya terhambat Pandemi Covid-19.

Berbicara mengenai pembangunan, hal ini tentu saja merujuk kepada isu-isu terkait masalah lingkungan, bagaimana kondisi lingkungan Indonesia kedepannya terkhusus daerah yang ikut serta mengalami kemajuan proyek pembangunan? Isu ini sangat perlu untuk dikaji dan ditinjau demi keberlangsungan ekosistem yang lebih baik dan seimbang. Pembangunan dalam berbagai sektor terlebih industri dan pariwisata sangat membantu memajukan negara berkembang, namun demikian perlunya tindakan seimbang dari masyarakat sebagai upaya pemulihan dan menghindari degradasi lingkungan.

Degradasi lingkungan sendiri bermakna kerusakan lingkungan melalui penipisan udara, air dan tanah serta kerusakan ekosistem. Kerusakan ini tentu berkaitan  dengan segenap aktivitas manusia didalamnya. Pembangunan dalam berbagai sektor tentunya akan mengorbankan masyarakat serta lingkungan secara masif. Pembangunan dalam hal ini dapat ditinjau secara sosiologis yang didefinisikan sebagai bentuk dari perkembangan kapitalisme.

Baca Juga :  Urgensi Penanganan masalah Stunting di NTB

Sekitar ratusan tahun yang lalu Karl Marx telah memikirkan dampak kehancuran ekologis yang disebabkan oleh aktivitas kapitalisme, marx bergagasan bahwa alam sama seperti manusia yang memiliki sistem metabolisme sebagai bentuk revolusi secara terus menerus. Manusia sebagai sistem metabolisme yang bekerja didalamnya kemudian menentukan hasil metabolisme itu.

Karl Marx seorang tokoh sosiologi yang fokus kajiannya terkait kelas sosial kapitalis (kelas atas) dan borjuis (kelas bawah) juga memiliki gagasan terhadap manusia dan alam. Dalam suatu sumber Marx pernah menulis “Manusia hidup dari alam, yakni, alam adalah badannya, dan dia harus menjalankan dialog kontinu dengannya jika tidak mati”.

Dalam tulisan itu Marx seolah memberi pesan bahwa kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dengan alam, relasi antara alam dan manusia akan terus berlangsung, konsistensi keseimbangan antara manusia dan alam akan berjalan jika manusia memiliki kesadaran atas etika lingkungan.

Singkatnya, apa yang terjadi saat ini yakni masalah ekologi seperti degradasi lingkungan atau segala bentuk gangguan yang terjadi oleh alam merupakan bentuk interaksi manusia atau gerak sosial kapitalis yang ekspansif dan berkesinambungan, maka dari itu mari sebagai masyarakat yang menikmati alam agar selalu lebih waspada akan kondisi alam kedepannya serta melakukan aksi-aksi baru sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Pembangunan adalah hal yang baik dan lumrah bagi negara berkembang namun tanpa adanya tindakan preventif dan realisasi etika lingkungan oleh segenap manusia didalamnya akan secara perlahan membinasakan negara itu sendiri. (*)