Menuzulkan Al-Qur’an dalam Seluruh Aspek Kehidupan

Agama566 Views

BERBAGI News – “Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam yang mulia.” [QS: Al-Qadr:1]

DALAM bulan Ramadhan. Umat Islam biasanya melakukan tadarus Al-Qur’an dan juga memperingati malam Nuzulul Qur’an.

Kedua kegiatan ini adalah merupakan sarana pendidikan kepada umat Islam agar dapat membaca, mengkaji, memahami, dan menghayati serta mengamalkan Al-Qur’an.

Dengan demikian berarti kita dapat me-nuzul-kan Al Qur’an dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari.

ALLAH SWT memuliakan Ramadhan melebihi bulan lain, dengan memilih suatu malam yang penuh keberkahan dari malam Ramadhan sebagai waktu yang tepat untuk menurunkan kitab suci Al-Qur’an.

Selain Al-Qur’an, beberapa kitab suci lain diturunkan oleh Allah dalam bulan yang mulia ini seperti suhuf Nabi Ibrahim As yang diturunkan pada permulaan Ramadhan. Kitab Taurat kepada Nabi Musa As diturunkan pada hari ke-16 bulan Ramadhan dan Kitab Injil kepada Nabi Isa As di turunkan pada hari ke-13 dalam bulan Ramadhan. [Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azim, 1922].

Berdsarkan peristiwa penurunan kitab suci [al-Samawi] dalam bulan Ramadhan, jelaslah betapa agung dan mulianya Ramadhan.

Banyak orang yang tidak menyadari ketinggian peristiwa agung ini, dan mereka hanya merasakan kelebihan Ramadhan dari bulan lain hanya dari hal tidak boleh makan dan minum pada siang hari dan sholat tarawih di malam hari.

Padahal Ramadhan, bulan yang dipilih oleh Allah untuk menurunkan Al-Qur’an kepada umat manusia di samping merupakan rahmat dan mempunyai nilai keberkatan yang tidak terhitung.

Yang dimaksud dengan malam Nuzulul Qur’an [penurunan al-Qur’an] dalam bulan Ramadhan ialah penurunan dari Lauh Mahfuz ke Bait-al-‘Izzah di langit dunia secara keseluruhan yang berlangsung pada malam Lailatur Qadar.

Kemudian Al-Qur’an yang telah tersimpan di Bait al-‘Izzah tersebut diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun kepada Nabi Muhammad Saw yang diawali dengan surat Al-Alaq ayat 1-5, dengan ayat Iqra’ bismirabbika yang turun pada malam 17 Ramadhan sewaktu Rasul berada di Gua Hira.

Baca Juga :  Mengenal Al-Jam'iyatul Washliyah di Cairo Mesir

Allah berfirman dalam Al Qur’an; “Sesungguhnya Kami menurunkannya [al Qur’an] pada malam penuh berkah.” [QS. Ad-Dukhan; 3].

Dalam surat yang lain juga disebutkan; “Sesungguhnya Kami telah menurunkan [al-Qur’an] pada malam kemuliaan.” [QS. Al-Qadr: 1].

Maksud ketiga-tiga ayat itu jelas menyatakan bahwa kitab suci Al Qur’an diturunkan pada suatu malam yang penuh keberkahan, malam Lailatul Qadr, salah satu malam dalam bulan Ramadhan.

Ayat-ayat itu juga menunjukkan cara penurunan al-Qur’an pada kali pertama ini adalah secara keseluruhan, dan penurunan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw di Gua Hira.

Ini adalah penurunan peringkat kedua yaitu secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad Saw, yang dimulai dalam bulan Ramadhan dan diteruskan dalam bulan-bulan yang lain selama 22 tahun, 2 bulan 22 hari sesuai dengan problematika dakwah yang dihadapi oleh Muhammad Saw.

Setiap sesuatu yang Allah Swt taqdirkan, sudah tentu ada hikmahnya. Jadi hikmah penurunan Al-Qur’an ke Bait al-‘Izzah sebagai penghormatan dan pengagungan Al-Qur’an dengan cara memberitahu kepada seluruh penghuni langit [malaikat], bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir diturunkan kepada Rasul terakhir untuk seluruh umat manusia.

Hikmah yang lain adalah untuk meningkatkan keghairahan dan kesediaan Nabi Muhammad Saw untuk menerima Al Qur’an dan bertujuan untuk menghilangkan rasa ragu dan syak dalam diri umat manusia tentang keaslian Al Qur’an, juga meningkatkan keimanan mereka kepada kitab suci Al-Qur’an.

Sebagai pelajaran dari peristiwa ini, kita benar-benar yakin bahwa Al-Qur’an yang diturunkan ini adalah sebagai kitab petunjuk yang benar dan paling terakhir diturunkan oleh Allah Swt kepada Rasul terakhir, Nabi Muhammad Saw, semata-mata untuk membersihkan akidah hamba-Nya dari ajaran lain.

Selain itu,Al Qur’an diturunkan untuk memperbaiki amal ibadah umat manusia serta menjelaskan cara kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan umat dunia dan akhirat.

Baca Juga :  Ibadah Qurban, Sebagai Pelambang Keadilan Sosial

Dalam bulan Ramadhan, bulan Al-Qur’an pada tahun 1434 Hijriah ini, marilah kita sama-sama kita jadikannya sebagai titik awal untuk mengamalkan segala ajaran yang dibawa oleh Al-Qur’an, seperti membaca, mempelajari dan menghayati dan mengamalkan serta mendakwahkan Al-Qur’an.

Dengan demikian diharapkan tadarus kita dapat mempunyai makna plus bagi kehidupan setelah Ramadhan. Inilah sebenarnya tujuan daripada Nuzulul Qur’an dan Tadarus yang telah menjadi kebiasaan kita dalam bulan suci Ramadhan.

Semoga dengan Ramadhan ini kita dapat mengadakan evaluasi terhadap segala sikap hidup kita melalui kajian ayat-ayat penting yang kita baca dalam tadarus Al Qur’an.

Dan inilah caranya agar kita dapat me – nuzul – kan Al Qur’an dalam kehidupan kita setiap hari. Semoga ada manfaatnya dan Selamat membaca serta mengamalkannya. Wallahu a’lam bish showab.