Pemenuhan Nutrisi Pada Ibu Hamil Guna Mencegah Kejadian Stunting Pada Bayi

Opini331 Views

BERBAGI News – Berdasarkan dari Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menyatakan bahwa kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD selama 90 hari hanya 33,3%, sedangkan provinsi dengan asupan zat besi 90 hari terendah merupakan provinsi Lampung sebesar 15,4%. Kondisi ini diperparah dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung energi, karbohidrat, protein, lemak, dan zat besi masih dibawah rata-rata. Pemenuhan gizi masih merupakan masalah yang serius bagi ibu hamil terutama asupan zat besi dari makanan. Nutrisi ibu hamil merupakan salah satu faktor utama penentu kesehatan ibu dan janin. Kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan dan gaya hidup yang kurang baik, membuat janin berisiko lebih tinggi mengalami gangguan, seperti berat badan lahir kurang, hambatan tumbuh kembang, hingga cacat bawaan lahir.

Nutrisi adalah faktor penting yang mempengaruhi tumbuh kembang janin sejak awal kehidupan, karena nutrisi yang tepat dan seimbang mendukung perkembangan otak, sistem daya tahan tubuh dan pertumbuhan janin sejak dalam kandungan agar tetap optimal.

Stunting atau kurang gizi kronik adalah suatu bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan, dan kurang gizi kronik. Keadaan yang sudah terjadi sejak lama, bukan seperti kurang gizi akut. Stunting dapat juga terjadi sebelum kelahiran dan disebabkan oleh asupan gizi yang sangat kurang saat masa kehamilan, pola asuh makan yang sangat kurang, rendahnya kualitas makanan sejalan dengan frekuensi infeksi sehingga dapat menghambat pertumbuhan (Unicef Indonesia, 2012). Persentase balita pendek menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensinya ≥20%.

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh stunting dalam jangka pendek terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Dampak buruk dalam jangka panjang menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi (Unicef Indonesia, 2012). Anak yang stunting sebagian besar memiliki prestasi belajar kurang, sementara anak yang tidak stunting sebagian besar memiliki prestasi belajar yang baik (Picauly, 2013).

Baca Juga :  Media Massa Tingkatkan Kecemasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stunting dipengaruhi oleh faktor pendapatan keluarga, pengetahuan gizi ibu, pola asuh ibu, riwayat infeksi penyakit, riwayat imunisasi, asupan protein, dan asupan ibu. Asupan ibu terutama saat hamil merupakan salah satu faktor yang berperan penting. Gizi janin bergantung sepenuhnya pada ibu, sehingga kecukupan gizi ibu sangat memengaruhi kondisi janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang kurang gizi atau asupan makanan kurang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan (Picauly, 2013).

Upaya perbaikan yang diperlukan untuk mengatasi stunting meliputi upaya untuk
mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif). Upaya intervensi gizi spesifik difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan anak 0-23 bulan, karena penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK (periode emas atau periode kritis/windows of opportunity) (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Adanya kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akan menyebabkan seorang anak bertubuh pendek, proses ini dimulai dari dalam rahim hingga usia dua tahun. Setelah anak melewati usia dua tahun, maka usaha untuk memperbaiki kerusakan pada tahun-tahun awal sudah terlambat. Maka dari itu, status kesehatan dan gizi ibu hamil berperan penting dalam mencegah stunting. Perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, serta sikap dalam pemenuhan kebutuhan zat gizi selama hamil. Pengetahuan yang tidak memadai dan praktik yang tidak tepat merupakan hambatan terhadap peningkatan gizi. Pada umumnya, orang tidak menyadari pentingnya gizi selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan. Perempuan sering tidak menyadari pentingnya gizi mereka sendiri (Unicef Indonesia, 2012).

Beberapa Nutrisi yang dibutuhkan oleh Ibu hamil :

  1. Protein
    Protein sangat berperan penting dalam pertumbuhan janin dan juga menjaga kesehatan ibu. Protein yang dibutuhkan oleh ibu hamil sekitar 40 hingga 70 gram protein setiap hari. Sumber protein adalah  daging, telur, tahu, susu, makanan laut termasuk ikan atau kerang, dan kacang-kacangan. Kebutuhan akan protein ini dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi tiga hingga empat porsi protein setiap harinya. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan protein harian ibu hamil, cukup dengan dua gelas susu, dan 200 gram daging tanpa lemak.
Baca Juga :  TikTok Sebagai Alat Propaganda

2. Karbohidrat
Karbohidrat yang disarankan untuk ibu hamil adalah yang mengandung zat tepung, misalnya nasi dan roti. Ibu hamil juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sebanyak 8 hingga 10 porsi setiap harinya. Karbohidrat akan diubah menjadi energi sebagai nutrisi ibu hamil dan pertumbuhan bayi di dalam kandungan. Penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat saat hamil berisiko menyebabkan bayi terlahir cacat.

3. Asam folat
Kebutuhan asam folat sejak awal kehamilan hingga usia kehamilan 12 minggu sebanyak 400 mcg per hari. Selain itu, Ibu hamil juga membutuhkan asam folat alami yang disebut folat. Sumber folat adalah sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan bayam, kacang-kacangan, alpukat, dan pepaya. Fungsi asam folat pada ibu hamil adalah mencegah kelahiran premature, membantu produksi DNA dan sel-sel tubuh, mencegah risiko penyakit dan stroke, mengurangi risiko terjadinya Neural Tube Defect.

4. Zat besi
Fungsi zat besi adalah membentuk hemoglobin yang berperan sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh ibu dan janin melalui sel darah merah. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat seiring dengan usia kehamilan. Peningkatan kebutuhan ini terutama pada trimester kedua dan ketiga. Setiap harinya, ibu hamil memerlukan setidaknya 27 mg asupan zat besi. Untuk bisa memenuhi asupan zat besi harian, ibu hamil bisa mengonsumsi daging tanpa lemak, ikan, tahu, sayuran berwarna hijau, telur, dan kacang-kacangan. Dengan memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu hamil, mempunyai beberapa manfaat bagi ibu dan juga janin. Manfaat pemenuhan zat besi pada ibu hamil adalah, menjaga kualitas kesehatan sel darah merah, mencegah ibu mengalami anemia, dan mengurangi risiko melahirkan premature. Sedangkan manfaat bagi janin dalam kandungan adalah membantu perkemangan otak yang baik dan tumbuh kembang yang optimal.

Baca Juga :  Konflik Sosial yang Terjadi di Kehidupan Masyarakat Modern dan Multikultural yang Ditinjau dari Masyarakat Pancasila

5. Serat dan vitamin

Serat dan vitamin juga sangat penting bagi ibu hamil, dimana ibu hamil membutuhkan 200-450 gram sayur dan 350 gram buah setiap harinya. Kandungan serat pada sayur dan buah berguna untuk membantu sistem pencernaan selama kehamilan dan mencegah sembelit saat hamil. Selain itu, bahan makanan ini juga mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan saat hamil, seperti vitamin dan mineral.

6. Kalsium
Sumber kalsium yang dibutuhkan ibu hamil adalah susu, sayuran dengan warna daun hijau gelap, tofu, kacang almond dan sereal. Kalsium mempunyai manfaat yang baik untuk ibu hamil dan juga janin yang dikandungnya. Untuk ibu hamil, pemenuhan kebutuhan kalsium dapat mengurangi risiko osteoporosis, dan mengurangi risiko terjadinya pre-eklampsia selama kehamilan sedangkan untuk janin dapat membantu pembentukan tulang dan gigi, serta pembentukan jantung, saraf dan otot.

7. Lemak
Saat hamil lemak dibutuhkan sebagai nutrisi ibu hamil. Tidak ada batas minimal lemak yang harus dikonsumsi setiap harinya. Meski begitu, tentu saja tidak disarankan untuk mengonsumsi lemak secara berlebihan. Selain itu, pilihlah sumber lemak nabatiyang sehat, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan alpukat.

Nutrisi setiap ibu hamil dapat berbeda-beda takarannya, tergantung kepada usia, berat badan, usia kehamilan, dan aktivitas fisik masing-masing ibu hamil. Selalu tambahkan sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan dalam menu sehari-hari untu meningkatkan asupan serat. Selain menerapkan pola makan seimbang dan bervariasi, konsumsi susu dapat membantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin selama masa kehamilan.

https://stikessurabaya.ac.id/2019/03/18/pentingnya-nutrisi-bagi-ibu-hamil/

Ekayanthi Dian., Suryani Pudji.(2019). Edukasi gizi pada ibu hamil guna mencegah stunting pada kelas ibu hamil. Jurnal Kesehatan, Vol 10 No.3