Keberkahan Hidup Bersama Al-Qur’an

BERBAGI News – “Demi Kitab [Al Qur’an] yang menjelaskan. Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu
malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”
[QS. Ad Dukhaan: 2-3].

SALAH SATU momentum yang penting diperingati oleh kaum Muslimin pada bulan Ramadhan adalah Nuzulul Qur’an.

Peringatan ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan fungsi dan peran penting Al-Qur’an bagi kehidupan manusia.

Sekaligus mempererat hubungan kita terhadap Al-Qur’an yang dari sini diharapkan kita bertekad untuk hidup berkah bersama Al-Qur’an.

Keberkahan artinya pertambahan atau pertumbuhan. Seseorang yang membaca dan mempelajari Al-Qur’an, meski satu jam sehari, justru akan semakin produktif.

Pekerjaan selama ini senantiasa dianggap berat, tiba-tiba dapat diselesaikan dalam waktu lebih cepat dan singkat.

Justru usai membaca dan mempelajari Al-Qur’an, satu jam nilainya sama dengan tiga jam, karena produktifitas sedang naik.

Biasanya hanya dapat menyelesaikan satu pekerjaan, hari itu justru tiga pekerjaan dapat terseleaikan.

Keberkahan itu bisa berupa kesehatan. Bukankah Allah sendiri telah menyatakan, bahwa Al-Qur’an adalah syifa [obat]. Betapa banyak orang yang sembuh dari sakit, terutama jiwanya, karena wasilah membaca Al-Qur’an?

Sebagaimana Firman-Nya dalam surah Yunus ayat: 57. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit [yang berada] dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” [QS. Yunus: 57].

Apalah artinya waktu berkurang satu dua jam, untuk membaca serta mempelajari Al-Qur’an jika ternyata dalam sehari itu kita berada dalam kondisi kesehatan yang prima?

Orang yang sehat jauh lebih bersemangat dalam menyergap banyak ilmu. Demikian juga untuk bekerja. Orang yang bekerja dalam kondisi jiwa dan raganya sehat, itu lebih produktif dan siap menghadapi tantangan.

Baca Juga :  Tangan Berbagi Salurkan Paket Sembako dan Santunan untuk Anak Yatim Piatu Tunanetra Harni Cendi Manik

Keberkahan itu bisa berupa keuntungan. Jika kita seorang pedagang, apa sulitnya bagi Allah mendatangkan orang yang berminat membeli dengan harga yang lebih baik?

Padahal bagi Allah, tidak sulit juga mendatangkan pembeli yang rewel, suka menawar harga normal bahkan menjengkelkan.

Masihkah ada keraguan dan kekhawatiran bagi kita untuk lebih giat membaca dan mempelajari Al-Qur’an? Mari hayati betul fieman Allah dalam surah Al-Isra’ ayat 82:

“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” [QS. Al-Isra’: 82].

Ayat tersebut ditutup dengan kalimat pendek, al-Qur’an tidak menambah apa-apa bagi orang zalim kecuali kerugian.

Apakah kita termasuk orang yang zalim? Jika ya, maka pantaslah ketika merasa rugi saat membaca dan mempelajari al-Qur’an.

Atau sebaliknya, kalau termasuk orang yang beriman, maka, akan mendatangkan rahmat dan keberkahan hidup bersama al-Qur’an.

Akhirnya, semoga Ramadhan tahun ini benar-benar dapat kita jadikan sebagai momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Al-Qur’an agar kita dapat menjadi manusia dan masyarakat yang Qur’ani yang memang telah lama kita nantikan.

Aamin ya rabbal a’lamin.
Wallahu a’lam bishshowab