Ramadhan Telah Berlalu

Agama496 Views

Oleh: Aswan Nasution

BULAN berkah telah berlalu dari kita bagaikan mimpi di saat tidur, ia berlalu dengan kebaikan-kebaikan dan keberkahan-keberkahannya.

Hendaklah masing-masing kita membuka catatan buku kita untuk menginstrospeksi diri; apa yang telah kita kerjakan, dan sejauh mana pengaruhnya tehadap amal perbuatan dan perilaku kita?

Apakah kita telah berusaha semaksimal mungkin agar hal tersebut terealisasi dan terus-menerus melakukan amal shalih atau sebaliknya, sebagaimana kebanyakan orang?

Apakah kita meneladani Salafush Shalih? Orang-orang yang hati mereka bergetar dan jiwa mereka bersedih ketika Ramadhan berakhir, karena kekhawatiran amalan mereka tidak diterima oleh Allah SWT.

Oleh karena itu mereka banyak berdo’a setelah Ramadhan agar amalan mereka diterima Allah SWT, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, sedang hati mereka takut [karena mereka tahu bahwa] sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka.” {QS. Al-Mu’minun: 60}.

Selayaknya setiap orang yang berakal dan sepatutnya setiap muslim memperhatikan keadaannya, memikirkan urusannya, mencermati tanda-tanda keberuntungan dan kerugian setelah beramal, dan yang paling penting adalah konsisten melakukan amal shalih dan mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.

Barangsiapa yang keadaannya setelah Ramadhan lebih baik dari sebelumnya, dimana ia serius melakukan kebaikan, antusias terhadap ketaatan, terus menerus menghadiri shalat-shalat berjamaah, bertaubat, komitmen, lurus dan shalih, serta jauh dari kemaksiatan, maka inilah pertanda amalnya diterima, insya Allah.

Adapun orang-orang yang keadaannya setelah Ramadhan sama dengan keadaannya sebelum Ramadhan, maka orang ini, meski telah beribadah kepada Allah di bulan Ramadhan.

Namun secepat itu pula dia mundur ke belakang, kembali kepada kemaksiatan, meninggalkan ketaatan, melanggar larangan Allah, mengikuti hawa nafsu, tidak menjaga pendengaran, penglihatan, tidak pula memelihara perkataan dan lain-lain sebagainya.

Baca Juga :  Menangkap Merebaknya Virus Corona

Maka itu adalah pertanda tidak ada yang bertambah baginya kecuali semakin jauh dari Allah SWT. Kita berlindung kepada Allah SWT dari hal tersebut.

Adapun jika umat istiqamah di atas ibadah, tidak meruntuhkan apa yang ia bangun dalam musim-musim kebaikan, tidak menyerah kepada godaan-godaan syaithan, maka sungguh ia telah berpegang kepada tali keselamatan untuk sampai ke daratan sentosa dan laut yang aman, insya Allah.

Bertaqwalah kepada Allah dan bersyukurlah kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang tidak terhitung dan pemberian-pemberian yang dianugerahkan kepada kita tanpa putus, sungguh Allah SWT telah menurunkan kepada kita nikmat dan keutamaan yang terus-menerus, mempergilirkan musim-musim kebaikan-kebaikan dan menghapuskan keburukan-keburukan kepada kita.

Selanjutnya di antara hal yang dianjurkan kepada kita pada bulan Syawal berupa puasa enam hari setelah Ramadhan, kemuadian Allah SWT menyiapkan pahala yang besar kepada kita.

Rasulullah SAW bersabda,” Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan [puasa] enam hari dari bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang masa.” [Shahih Muslim].

Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua untuk mengerjakan amal-amal kebaikan, menjauhi kemunkaran dan kemaksiatan, meneguhkan kita dengan perkataan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di saat ajal menjemput, sungguh Dia Maha Mendengar, Mahadekat lagi Maha mengabulkan permohonan.

Wallahu a’lam bish showab.