Renungan, 20 Mei Sebagai Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah357 Views

BERBAGI News – SETIAP tanggal 20 Mei diperingati Bangsa Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang besar, dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dati 250 juta yang mayoritas adalah muslim, dalam sejarahnya bangsa kita ini telah mengalami banyak perubahan. 3,5 abad bangsa kita dijajah oleh Belanda, Inggris, Jepang.

Dalam sejarah muncul pahlawan-pahlawan, tokoh-tokoh pergergerakan, yang berusaha yang membebaskan bangsa ini agar menjadi bangsa yang merdeka dan bermartabat, dan hadir pula putra-putra bangsa, mulai awal tahun kemerdekaan sampai era sekarang yang mencurahkan segala kemampuan untuk menjunjung tinggi martabat dan harkat bangsa ini.

Hingga saat ini kita adalah bagian dari sejarah Indonesia yang In sya Allah masih panjang. Terkait dengan hal itu ada sebuah ungakapan yang perlu kita simak bahwa, “Perjuangan bangsa Indonesia belum selesai” begitulah kalimat yang sering kita dengar.

Kita adalah pewaris sejarah dan akan mewariskan sejarah pula kepada generasi berikutnya. Tiap generasi telah diuji Allah dengan problem yang berbeda-beda. Semua itu adalah karunia Allah dan sebagai ujian untuk mengetahui siapa diantara kita (anak bangsa ini) yang paling baik amalnya (beprestasi dalam membangun bangsa dan negaranya).

Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Mulk ayat 1-2. “Maha suci Allah yang Mengusai (segala) kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang Menciptakan mati dan hidup, untuk Menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 1-2).

Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2022 tahun ini. Mari kita renungkan bersama sebagai anak bangsa, bahwa bangsa Indonesia tak luput dari ujian dan cobaan Allah yang menguji bangsa kita saat ini dengan masalah besar yaitu krisis moral, krisis ahklaq yang berimplikasi kepada berbagai lini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Dekat, Masjid Kuno Bayan Beleq, Tonggak Sejarah Islam di Tanah Lombok

Kita anak-anak bangsa dan generasi penerus banyak merasa terjebak/ berada dalam sistem yang korup, tidak bermoral. Kendati pun dalam pandangan hidup bangsa, Pancasila sila ke-2 mengamanatkan “Kemanusiaan yang adil dan beradab, “dan Sila ke-5 mengamanatkan. “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesa.” Tetapi kerusakan moral yang terjadi di negeri ini seakan tak berhenti dan silih berganti.

Apa yang salah dengan kita, sehingga bangsa ini mengalami krisis moral yang panjang ini semakin banyak orang yang pandai di negeri ini dengan ide-ide cemerlang; semakin banyak ahli hukum tata negara, tata pemerintahan, ahli militer, pakar kependidikan, pakar kebudayaan, pakar teknologi, birokrat, dan ahli-ahli yang lain sebagainya.

Semua ikut nimbrung menyampaikan gagasan-gasasannya agar negara ini segera bangkit dan maju sebagai adanya negara-negara lain yang sudah lama maju dengan pesatnya, tetapi negara kita bukan semakin baik tapi kelihatannya semakin bertambah ruwet saja.

Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah; sebenarnya apa yang dibutuhkan oleh negara ini dan apa yang bisa kita berikan untuk negara ini?

Marilah kita introspeksi pada diri kita sendiri! Mungkin saja kita memberikan kepada bangsa ini sesuatu yang kita anggap terbaik tetapi sebenarnya tidak dibutuhkan oleh negara ini. Atau sebaliknya, mungkin juga negara ini meminta sesuatu yang sederhana yang ada pada diri kita tapi kita enggan untuk memberikannya.

Sebagai pakar hukum mungkin telah berupaya memberikan banyak gagasan untuk negeri ini, tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negeri ini sesuàtu yang sangat sederhana yaitu orang-orang yang taat terhadap hukum yang telah disepakati.

Mungkin saja telah banyak pakar pendidikan yang juga memberikan gagasan untuk negeri ini, tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negeri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang-orang yang berakhlak mulia yang menjadi suri tauladan dan bermanfaat bagi sesama.

Baca Juga :  “PENYIHIR” Rusia di Perang Lombok (Bagian Dua)

Mungkin juga telah banyak pakar tata negara yang berupaya menggagas negeri ini agar
mempunyai struktur pemerintahan yang ideal, tetapi sebenarnya yang dibutuhkan negeri ini sesuatu yang sederhana yaitu orang yang disiplin dalam bekerja.

Dengan demikian, kita sebagai bangsa Indonesia yakinlah bahwa kita akan memberikan yang terbaik untuk kemajuan dan kejayaan bangsa ini.

Namun marilah kita introspeksi diri apakah yang kita berikan untuk negara ini benar- benar untuk kita lakukan dengan ikhlas sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pahlawan bangsa kita terdahulu demi bangsa dan negara atau hanya untuk memperjuangkan ego kita dan kepentingan politik serta golongan masing- masing?

Wallahu a’lam bishawab.
Selamat membaca. Semoga bermanfaat.