Menjadi Pribadi Al Amien

Agama501 Views
 Oleh: Aswan Nasution

“Sesungguhnya dalam pribadi Rasulullah terdapat contoh teladan yang baik.” (QS. Al Ahzab : 21).

DISAAT masyarakat hidup dalam kegelapan, kegalauan dan kecemasan, dimana tidak ada seorangpun manusia yang dapat dipercaya, maka di saat itulah masyarakat mendambakan kehadiran seorang sosok pribadi yang dapat mengubah hidup mereka.

Pribadi yang jujur, dan pribadi luhur. Pribadi yang dapat menjadi pembela bagi yang lemah, dan penuntun bagi yang yang kuat. Pribadi yang dapat memberikan siraman nilai-nilai kehidupan yang dapat memberikan solusi aras setiap persoalan, memecahkan setiap persoalan dan problematika kehidupan.

Sosok manusia yang selalu mengasihi yang lain, selalu menjadi ikatan persaudaraan tanpa mengenal pangkat, jabatan, kedudukan dan kasta serta kaya dan miskin.

Mereka semua mengharapkan kedatangan seorang pelopor pembangunan, penegak keadilan, pembela kaum dhuafa, yang dapat mengangkat derajat budak dan wanita sama mempunyai kedudukan yang sama dengan manusia yang lain.

Hewan juga membutuhkan ketenangan hidup, sehingga mereka tidak dibasmi dan diburu seenaknya tanpa ada peratutan dan kasih sayang dari manusia yang sombong yang hanya mementingkan nafsu belaka.

Para pemimpin dan tokoh masyarakat mendambakan kehidupan yang tenang, tanpa takut oleh kerusuhan dan demonstrasi dari rakyat kecil. Para keluarga juga mendambakan kehidupan rumah tangga yang harmonis, kehidupan perkawinan yang mempunyai aturan, suami dan istri yang dapat jaminan atas kelangsungan keturunan dan kehidupan.

Di saat itulah, lahir seorang manusia bernama Muhammad dari rahim seorang Ibu bernama Aminah dan Ayah yang bernama Abdullah.

Dia manusia biasa yang lahir di lingkungan masyarakat yang begitu jahiliyah, tetapi sejak kecil, dia tidak terpengaruh oleh budaya dan tradisi masyarakat jahiliyah yang ada disekitarnya.

Baca Juga :  Istiqamah Sebagai Pembentuk Karakter Diri

Sebaliknya, sejak kecil dia telah memperlihatkan sikap dan tindakan yang terpuji, sikap yang dapat dijadikan contoh dan teladan bagi masyarakat di sekitarnya. Dia benar-benar menhadi pribadi terpuji, pribadi “Muhammad”, pribadi yang mempunyai kreadibilitas mulia bagi seluruh masyarakat.

Walaupun dilahirkan dalam lingkungan yatim, dan dibesarkan dalam keadaan piatu, beliau tidak menyandarkan hidupnya kepada orang lain, tetapi dia berusaha sendiri menjadi pengembala kambing di tengah padang pasir yang tandus.

Di usia yang sangat muda beliau telah dapat memberikan solusi secara bijaksana dan menyelesaikan pertikaian antar kepala suku yang ribut dalam meletakkan batu hajaral aswad. Dia juga memimpin kelompok pemuda yang selalu berinisiatif untuk menegakkan keadilan dan menumpaskan kebathilan di tengah masyarakat.

Di saat khianat dan munafiq meraja lela, maka kejujurannya menjadi buah bibir setiap orang, ucapannya menjadi mutiara kehidupan dan tindakannya menjadi panutan.

Dia juga selalu memikirkan bagaimana memperbaiki masyarakat disekitarnya yang tekah rusak dan hidup tidak beraturan, sehingga beliau “Tahannus” di Gua Hira untuk merenung dan berpikir mencari solusi yang tepat dan bijaksana.

Dia benar-benar menjadi pribadi Muhammad, pribadi yang mempunyai sifat-sifat dan akhlak terpuji, pribadi yang dapat memberikan tuntunan bagi masyarakat, Sehingga digelar dengan nama “Al Amien”, pribadi yang dapat dipercaya oleh siapa saja, pribadi yang mempunyai kredibilitas dimanapun dia berada, pribadi yang dapat mnjadi penawar bagi yang resah, penolong bagi yang lemah, penuntun bagi yang kuat.

Muhammad SAW pribadi yang dapat memberikan solusi atas setiap persoalan dan sikap serta karakter dan akhlaknya dapat menjadi teladan bagi setiap orang. Dia menjadi penolong bagi orang miskin, sehingga dia berkata “Tidaklah beriman seorang kamu jika kamu tidur dengan perut yang kenyang sedanhkan kamu mengetahui bahwa disampingmu masih ada iramg yang sedang kelaparan.”

Dia menjadi penuntun bagi yang kaya, dengan perintah zakat, infaq, dan sedekah sehingga harta dan kehidupan di dunia dan di akhirat. Dia mengangkat masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang berakhlak. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq”. Dia menjadi contoh teladan bagi setiap orang serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Baca Juga :  Akad Nikah, Sebuah Perjanjian Yang Agung

Dengan demikian, pertanyaannya, sudahkah kita dapat menjadi sosok pribadi Al Amien, pribadi yang terpercaya baik di dalam keluarga, ditengah kantor, di dalam masyarakat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh beliau? Sudahkah ibu-ibu muslimah dapat menjadi “Aminah” ibu yang dapat dipercaya dan mengasuh anak menjadi Al Amien? Sudakah ayah-ayah menjadi “Abdullah”, hamba Allah yang dapat mendidik putra- putrinya berpribadi AlAmien?

Insya Allah semuanya kita bertekad dan sungguh-sungguh menjadi pribadi-pribadi muslim yang terpercaya dan terpuji sehingga menjadi sinar dan contoh teladan bagi kehidupan semua orang dimana saja kita berada. Wallahu A’lam Bish Shawab.