Kisah Keberkahan Berbuat Baik Kepada Janda dan Anak Yatim

Sejarah876 Views

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Ma’un : 1-3).

DI ANTARA kisah yang berkaitan dengan keutamaan berbuat baik kepada janda dan anak yatim adalah kisah mengenai seorang lelaki ‘Alawi. Ia singgah di kota Balakh di sebuah Negara ‘Ajam (non Arab). Ia memiliki istri keturunan ‘Alawiyah dan beberapa anak perempuan.

Mereka hidup dalam kelapangan dan kenikmatan. Kemudian sang suami meninggal dunia sehingga sang istri dan anak-anak perempuannya hidup dalam kemiskinan dan kekurangan. Lantas ia membawa anak- anaknya ke Negara lain karena khawatir perasaan gembira musuh atas kesusahan hidupnya. Secara kebetulan ia meninggalkan negaranya saat musim dingin.

Ketika ia sudah sampai ke Negara yang dituju, ia membawa masuk anak-anaknya ke sebuah masjid yang tidak terpakai lagi. Lalu ia berkeliling untuk mencari makanan bahi anak-anaknya dan melintasi dua kelompok orang.

Pertama, kelompok pertama adalah lelaki muslim yang merupakan Syaihk Negara itu, dan kelompok kedua adalah orang Majusi yang merupakan penanggung jawab Negara.

Ia mulai berbicara kada kelompok muslim sambil menjelaskan keadaan dirinya kepadanya. Ia berkata, “Aku adalah wanita ‘Alawiyah. Aku memiliki beberapa anak perempuan yatim yang aku letakkan di sebuah masjid yang tidak dipakai. Malam ini aku ingin mendapatkan makanan untuk mereka.”

Syaihk Negara bertanya, “Tunjukkan bukt kepadaku bahwa engkau adalah wanita ‘Alawiyah golongan Syarifah?” Wanita itu menjawab, “Aku wanita asing dan Negara ini tidak ada seorang pun mengenalku.” Syaihk itu tersebut berpaling darinya. Lantas wanita itu pergi meninggalkannya dalam keadaan patah hati.

Setelah itu ia mendatangi lelaki Majusi dan menjelaskan keadaannya. Ia mengabarkan kepadanya bahwa dirinya bersama anak-anak perempuannya yang yatim dan ia sendiri adalah wanita golongan Syarifah yang asing.

Baca Juga :  Simpang Lima Kota Tua Ampenan

Ia juga menceritakan peristiwa yang terjadi diantara dirinya dengan Syaihk muslim. Lelaki Majusi itu berdiri dan mengutus beberapa istrinya untuk membawa anak-anak itu ke rumahnya setelah itu ia memberi mereka makanan yang paling baik, memberinya pakaian paling mewah. Dan mereka pun tidur dalam kenikmatan dan kemuliaan.

Saat malam tiba, Syaihk muslim bermimpi seolah-olah kiamat sudah terjadi dan panji sudah dipacangkan di kepala Nabi Muhammad Saw. Tiba-tiba ada sebuah istana dari zamrud hijau, terasnya dari permata dan yaqut dan di dalamnya ada kubah dari mutiara dan dan marjan.

Ia bertanya, “Wahai Rasulullah, untuk siapa istana ini?” Nabi menjawab, “Untuk seorang muslim yang mengesakan Tuhannya.” Orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, akulah orang muslim yang mengesakan Allah.” Rasulullah Saw bersabda, “Tunjukkan kepada-Ku bukti bahwa engkau muslim yang mengesakan Tuhannya.”

Perawi berkata, “Orang itu kebingungan. “Lalu Nabi bersabda kepadanya, “Saat seorang wanita ‘Alawiyah mendatangimu, engkau berkata, “Tunjukkan bukti bahwa engakau wanita ‘Alawiyah. Demikian juga tunjukkan bukti bawa engkau muslim.”

Tiba-tiba Syaihk tersebut bangun dan menyesal telah menolak si wanita itu. Kemudian ia berkeliling dan menanyakan perihal siwanita sampai ada yang menunjukkan bahwa wanita itu berada da rumah orang Majusi.

Lalu Syqihk itu mengirimkan utusan untuk menemui orang Majusi tersebut. Utusan datang dan bertemu dengan orang Majusi lalu berkata, ” Aku menginginkan wanita ‘Alawiyah dan anak-anak perempuannya. “Orang Majusi berkata, “Tidak ada jalan. Aku sudah mendapatkan keberkahan mereka.

Utusan berkata, “Ambil seribu dinar dariku dan serahkan wanita itu kepadaku. “Orang Majusi menjawab, “Aku tidak akan melakukannya. “Utusan berkata, “Engkau harus melakunnya.”

Orang Majusi berkata, “Apa yang engkau inginkan tentu aku lebih berhak mendapatkannya, dan istana yang engkau lihat dalam mimpimu duciptakan untukku. Apakah engkau memintaku menunjukkan keislaman?

Baca Juga :  “PENYIHIR” Rusia di Perang Lombok (Bagian Dua)

Demi Allah, ketika malam tadi aku dan keluargaku tidur sampai kami masuk
Islam di bawah tangan wanita ‘Alawiyah. Dan aju melihat apa yang kamu lihat dalam mimpimu. Rasulullah Saw bertanya kepadaku, “Apakah wanita ‘Alawiyah bersamamu? Aku jawab, “Ya, wahai Rasulullah. “Beliau bersabda, “Istana untukmu dan keluargamu. Engkau dan keluargamu adalah penghuni surga. Allah sudah menciptakannmu sebagai seorang mukmin sejak azali,”.

Perawi berkata, “Lantas Syaikh tersebut pulang dengan penuh kesedihan dan duka yang hanya diketahui oleh Allah saja.”

Wahai orang yang dirahmati Allah, lihatlah keberkahan berbuat baik kepada janda dan anak-anak yatim dan balasan berupa kemuliaan kepada pelakunya di dunia.

Karena dalam Ash-Shahihain, ditetapkan Rasulullah Saw bahwasanya beliau bersabda, ” Orang yang mengurus janda dan orang-orang miskin laksana pejuang di jalan Allah.”

Perawi berkata, “Aku mengira beliau bersabda, “Dan laksana orang yang shalat malam tiada henti dan orang berpuasa tidak berbuka,” Orang yang mengurus mereka adalah orang yang mengurusi urusannya dan keperluannya demi mencari keridhaan Allah SWT.

Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk hal itu dengan karunia dan kemuliaan-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah, Mulia, Penyayang, Pengampun.
Wallahu a’lam bish shawab. Semoga bermanfaat.

Dikutip dari buku “Mausu’ah Al-Huquq Al-Islamiyah Oleh Syaikh Sa’ad Yusuf Mahmud Abu Azi (terjemahan) 2021.