Selamat Jalan Tamu Allah

Religi915 Views

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”. (QS. Al Hajj : 27).

“Selamat jalan bagi para calon jamaah haji. Selamat melakukan ibadah haji. Laksànakan segala manasik haji dengan penuh keihklasan, dan penghayatan, sehingga nanti dapat kembali membawa teladan bagi masyarakat dan bangsa.

Juga menjadi hamba Allah yang siap mengemban amanah dan risalah khalifah di muka bumi sebagaimana yang telah diamanatkan kepada Nabi Adam as, dan anak cucunya sampai akhir zaman”.

“Labbaikallaahumma Labbaiik. Labbaiika laa Syariika laka labbaiik. Innal Hamda wani’ mata laka wal Mulk laa syariika lak”.

Demikianlah ucapan talbiyah berkumandang mengiringi keberangkatan jamaah haji Indonesia menuju Baitullah di Makkatul Mukarramah.

Semuanya berangkat dengan satu harapan mendapatkan haji yang mabrur, dengan satu niat hanya menjalankan perintah Allah Swt.

Sebagaimana yang telah dijanjikan Allah melalui Rasul-Nya. “Al Hajju Al Mabruur laisa lahu Jazaaun illal Jannah”. Tiada imbalan yang setimpal bagi haji yang mabrur melainkan Surga”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah kembali memanggil muslim yang mampu untuk dapat ke Baitullah, menyaksikan langsung tanda-tanda kekuasaan Allah, menyaksikan langsung jejak langkah perjuangan Rasulullah Saw.

Sehingga mereka benar-benar dapat menjadi Hamba Allah dan Ummat Nabi Muhammad, yang selalu taat, tunduk dan patuh atas segala perintah dan larangan-Nya.

Perjalanan haji dengan demikian merupakan perjalanan suci, dimana seluruh proses dan kegiatan dari sejak berangkat sampai kembali ke tanah air merupakan kegiatan yang bernilai ibadah, perjalanan yang mengikuti anjuran Rasulullah Saw:

“Janganlah kamu bersemangat untuk berpergian kecuali berpergian ke tiga tempat : Masjid al Haram (di Kota Makkah), Masjidku (Masjid Nabi di Kota Madinah), dan Masjid Al Aqsha)”. (Muttafaq ‘alaih).

Oleh karena itu perjalanan menuju ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji tidak boleh disamakan dengan wisata biasa, karena perjalanan haji adalah perjalanan ritual untuk melaksanakan kegiatan yang suci dan sakral.

Sehingga seluruh rentetan proses perjalanan tersebut dari sejak niat, biaya perjalanan, segala kegiatan sejak keberangkatan sampai kembali ke tanah air adalah merupakan ujian yang akan dinilai Allah sebagai suatu ibadah dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda.

Rasulullah Saw bersabda: ” Biaya yang dikeluarkan untuk Jihad Fi Sabilillah. Satu dirham (yang dikeluarkan untuk biaya haji tersebut) untuk diganti dan dibalas dengan tujuh ratus kali lipat.” (Hadist riwayat Ahmad dan Turmudzi).

Ingatlah bahwa haji adalah jihad dan perjuangan yang penuh dengan pengorbanan dan ketabahan.

Jangan sampai ibadah haji yang telah kita persiapkan sedemikian lama dengan biaya yang tidak sedikit, rusak dan cacat disebabkan kita tidak dapat menahan emosi dalam menghadapi ujian dan cobaan.

Untuk mendapatkan haji yang mabrur, untuk meraih surga tentu diperlukan niat yang suci, perbuatan yang suci, perkataan yang suci dan hati yang suci dan mampu melawan segala godaan dan sukses dalam setiap cobaan.

Terkait dengan pelaksanaan ibadah haji tersebut , ada hal menarik yang harus kita perhatikan bagi jamaah haji.

Bahwa dalam suatu riwayat mengatakan; “Berhaji adalah perjalanan menuju serambi surga. Siapa yang memaknai hajinya dengan benar, maka surga adalah ganjarannya…”.

Akhirnya mari wahai kaum muslimin dan muslimat kita iringi dengan do’a dan harapan, untuk para jamaah haji Indonesia pada tahun ini dengan ucapan:

“Selamat jalan para jamaah haji, Selamat jalan wahai dhuyuufurrahman, Selamat jalan wahai tamu Allah …Labbaikallahumma labbaik… Bismillahi Majraaha wa mursaha….

Semoga menjadi Hajjan mabrura, wa Sa’yan Masykuura wa Tijaratan Lan Tabuura. Selamat jalan… Semoga menjadi haji yang Mabrur… “. Amien ya rabbal a’lamiin.

Wallahu a’lam bish shawab.
Afwan…Selamat membaca dan Semoga ada manfaatnya.

Baca Juga :  Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan