Cinta Kepada Allah dibuktikan dengan Kesetiaan dan Ketulusan Berqurban

Agama350 Views

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhan-mu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” [QS. Al Kautsar: 1-3].

BERBAGI News – BERQURBAN merupakan mànisfestasi kesyukuran umat muslim kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan. Paling tidak Ibadah qurban itu mengandung empat dimensi yakni dimensi tauhid, spritual, sosial, dan moral.

Dimensi Tauhid
Ibadah qurban memiliki nilai ketauhidan yang yang sangat kental. Ritual qurban merupakan momen untuk mengenang kembali perjuangan yang dilakukan Nabi Ibrahim AS. Beliau rela mengorbankan anak yang dicintainya yaitu Ismail untuk disembelih sesuai perintah Allah SWT. Peristiwa ini mengajarkan kepada manusia sikap bertauhid yang sesungguhnya. Beliau mampu membebaskan dirinya dari penghambaan kepada materi [anaknya] menuju penghambaan kepada Allah SWT semata. Melalui ibadah ini, ia memperlihatkan keimanan, ketundukan kepada Allah SWT.

Salah satu wujud ketauhidan manusia adalah cinta kepada Allah [“tàuhid cinta”]. Karenanya, manusia perlu dididik untuk mengaktualisasikan “tauhid cinta”. Cinta kepada Allah itu harus murni dan tulus. Tauhid cinta harus dibuktikan dengan kesetiaan dan ketulusan berqurban. Salah satu pendidikan tauhid cinta melalui ibadah Qurban.

Dimensi Spiritual
Ibadah qurban adalah manifestasi keimanan dan keikhlasan melakukan ibadah karena ingin mendapat ridha Allah SWT semata. Dalam Islam, ibadah qurban bukan sekedar mengalirkan darah hewan yang disembelih dan menbagi-bagikan dagingnya kepada sesama manusia, tetapi juga memiliki nilai serta makna spritual yang sangat dalam, serta dampak sosial yang sangat besar.

“Daging dan darah hewan qurban tidak akan sampai kepada Allah, melainkan nilai ketakwaanmu yang dapat mencapainya.” [QS. Al-Hajj : 37]. Ayat ini menggambarkan bahwa ibadah qurban mengandung dimensi spritual-transendental sebagai wujud ketundukan dan kepatuhan kepada Allah. Sikap yang ditunjukkan Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Nabi Ismail AS merupakan bukti konkret ketundukan dan ketulusan untuk mematuhi perintah Tuhan-Nya, betapapun harus mengorbankan sesuatu yang sangat berharga.

Dimendi Sosial
Dalam ibadah qurban, terdapat nilai-nilai sosial yang dimanifestasikan melalui pendistribusian daging qurban kepada orang lain, terutama kepada mereka yang lemah secara ekonomi. Agama Islam mengajarkan untuk selalu berbagi kepada sesama, apalagi dengan orang-orang yang membutuhkan. Hari raya qurban bisa menjadi momen dimana kita berbagi kepada saudara kita para kaum dhuafa. “Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah SWT. “[HR. Muslim] .

Dimensi Moral
Ibadah qurban juga mengandung pesan-pesan moral yang ditujukan dengan simbol-simbol yang ada dalam ritual ibadah qurban itu sendiri. Diantarnya adalah:
● Ibadah qurban menyiratkan bahwa sifat-sifat dan karakter hewan yang tidak mempunyai aturan, menghalalkan segala cara demi memuaskan nafsu harus dihapuskan dalam diri manusia.
● Penggantian Ismail dengan kambing kibas oleh Allah SWT memberikan pelajaran bahwa nyawa manusia harus dihargai. Allah menyatakan bahwa barang siapa yang menghilangkan nyawa seseorang manusia, seolah-olah telah menghilangkan nyawa manusia seluruhnya.
● Ibadah qurban mengandung makna pembebasan manusia dari kesewenang-wenangan manusia atas manusia lainnya. Maka Allah menggantikan Ismail dengan seekor binatang, tersirat pesan yang menyatakan agar manusia tidak lagi menginjak-injak harkat manusia dan kemanusiaan.

Dengan menyembelih hewan qurban berarti menyembelih sifat-sifat hewan yang ada pada diri manusia itu sendiri, seperti egois, serakah, rakus, tidak mengenal aturan, norma atau etika, memperkaya diri sendiri, menindas yang lemah dan arogan. Hal ini menunjukkan bahwa qurban yang dilakukan berdampak mampu memberikan kontribusi dan penyadaran untuk memperbaiki diri dengan menata tatanan sosial yang baik.

Wallahu A’lam Bish Shawab. (asw)

Baca Juga :  Padang Arafah, Sarana Pertaubatan dihadapan Allah SWT