Oleh: ASWAN NASUTION
“Anas bin Malik ra pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kemuliaan akhlak adalah di antara amal perbuatan penduduk surga.” [ HR. Ibnu Abiad-Dunya’].
BERBAGI News – TAK terasa, kita ada di bulan Rabiul Awal, yang diyakini oleh kaum Muslim sebagai bulan kelahiran Baginda Rasulullah SAW. Seperti biasa, Peringatan Hari Kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW, atau dikenal dengan Peringatan Maulid Nabi-ramai diselenggarakan oleh kaum Muslim diberbagai tempat, khususnya di Tanah Air.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya bermuara pada kesimpulan, bahwa Muhammad SAW adalah manusia teragung, karena beliau adalah nabi dan rasul yang telah diberi wahyu; beliau adalah pembawa risalah sekaligus penebar rahmat bagi seluruh alam.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sendiri tidak lain merupakan sebuah sikap pengagungan dan penghormatan [ta’zhiman wa takriman] terhadap beliau dalam kapasitasnya sebagai nabi dan rasul; sebagai pembawa risalah sekaligus penebar rahmat bagi seluruh alam itulah yang menjadikan beliau sangat istimewa dibandingkan dengan manusia lain. Keistimewaan beliau tidak lain karena beliau diberi wahyu oleh Allah SWT.
“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-[Nya].” [QS. Fushshilat {41}: 6].
Pengagungan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW sejatinya merupakan perwujudan kecintaan kepada Allah, karena Nabi Muhmmad SAW adalah kekasih-Nya.
Jika memang demikian kenyataannya maka kaum Muslim wajib mengikuti sekaligus meneladani Nabi Muhammad SAW dalam seluruh aspek kehidupannya, bukan sekedar dalam aspek ibadah ritual dan aspek tertentu saja. Allah SWT berfirman: “Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku,” [QS. Ali Imran{3}: 31].
Meneladani akhlak Nabi SAW biasanya menjadi ‘tema’ besar dalam setiap Peringatan Maulid Nabi SAW. Tentu saja karena Nabi SAW sangatlah agung. Keagungan akhlak Nabi SAW diakui Allah SWT sendiri, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya engkau berada di atas khuluq yang agung.” [ QS. Al Qalam {68}: 4].
Tentu keagungan akhlak Nabi SAW layak untuk diteladani oleh setiap Muslim yang mengaku umat beliau. Apalagi kemuliaan akhlak [ahklaqul-karimah] adalah amalan penduduk surga. Dalam hal ini, Anas bin Malik ra pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kemuliaan akhlak adalah di antara amal perbuatan penduduk surga.” [HR. Ibn Abiad-Dunya’].
Karena itu selayaknya kita sering memanjatkan doa sebagaimana yang juga sering dipanjatkan oleh Rasul SAW, “Ya Allah, tunjukilah aku pada akhlak terbaik. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menunjukkan akhlak terbaik kepadaku kecuali Engkau. Palingkanlah aku dari akhlak yang buruk. Sesungguhnya tidak ada yang bisa memalingkan keburukan akhlak dari diriku kecuali Engkau,” [HR. Ibn Abiad-Dunya’].
Dengan demikian, berdasarkan ayat Al-Qur’an dan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW hakikatnya adalah dengan cara mengamalkan seluruh isi Al-Qur’an, yang tidak hanya menyangkut ibadah ritual dan akhlak saja, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Artinya kaum Muslim dituntut untuk mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam seluruh perilakukanya: mulai dari akidah, ibadahnya; makanan/minuman, pakaian, dan akhlaknya; hingga berbagai muamalah yang dia lakukan seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hukum, dan pemerintahan.
Sebab Rasulullah SAW sendiri tidak hanya mengajari kita bagaimana mengucapkan syahadat serta melaksanakan shalat, shaum, zakat, dan haji secara benar; tetapi juga mengajarkan bagaimana mencari nafkah, melakukan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, menjalankan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik [pengaturan masyarakat], menerapkan sanksi-sanksi hukum [‘uqubat] bagi pelaku kriminal dan mengatur pemerintahan/negara secara benar.
Karena itu kita bisa menyimpulkan bahwa makna terpenting dari kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah keberadaan beliau yang telah mampu membidani kelahiran masyarakat baru, yakni masyarakat Islam; sebuah masyarakat yang tatanan kehidupannya diatur seluruhnya oleh aturan-aturan Islam. Inilah yang patut dicontoh oleh umat beliau pada saat sekarang ini. Wallahu a’lam bish shawab.
Refensi: Media Umat, Edisi 143, 25 R. Awal 1436H.
Selamat membaca semoga bermanfaat.
Wassalam; Al Faqir Aswan Nasution, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat [NTB].