Ibadah Umrah, Zikir, dan Munajat

Religi925 Views

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka [jawablah], bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi [segala perintah] Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran.” [QS. Al-Baqarah {2}: 186].

BERBAGI News – UMRAH merupakan momentum terbaik untuk mengingat Allah SWT dan mengadukan segenap hajat dan persoalan kepada Allah SWT.

Umrah merupakan karunia yang amat berharga bagi setiap Muslim. Bukan hanya untuk meraih pahala kebaikan dan keutamaan, tapi juga menggapai berbagai hajat serta penyelesaian aneka problematika kehidupan.

Karena itulah, selayaknya seorang yang menunaikan umrah tidak hanya sekedar melaksanakan ritual umrah semata-mata, tapi juga memaksimalkan waktu yang ada selama di Tanah suci untuk berzikir sebanyak-banyaknya dan menyampaikan munajat ke hadirat Allah SWT.

Kita harus memahami, apa tujuan kita berangkat keTanah Suci ini? Bukan sekedar umrah wisata. Sayang, banyak orang lebih sering terjebak pada manasik fiqhiyah, ketimbang manasik ruhiyah.

Padahal esensi hijrah itu dari manasik ruhiyah ketimbang fiqhiyah. Akhirnya yang bergerak hanya jasad, sedangkan ruhnya masih di Indonesia.

“Labbaikallahumma labbaika, itu bukan hanya ‘aku datang memenuhi panggilan umrah atau haji, tapi aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku siap untuk taat, aku siap untuk memperbaiki diri.”

Umrah merupakan kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk meraih hal-hal terbaik dalam hidupnya. “Salah satu hal yang paIling berharga dalam hidup ini adalah ketenangan. Namun bukan sembarang ketenangan, melainkan ketenangan yang dicapai dengan sebab hidayah Allah SWT.

Umrah pun merupakan kesempatan terbaik bagi setiap jamaah untuk menyampaikan maksud dan hajat kepada Allah. “Suasana lahir dan bathin yang berada pada puncak spritual dan keberadaan jamaah di tempat yang sangat dimuliakan oleh Allah, yakni Tanah Suci, sangat kondusip untuk memanjatkan doa kepada Allah.

Baik untuk menyampaikan hajat maupun mohon pertolongan agar bisa keluar dari permasalahan hidup yang dihadapi.” Adapun Umrah Munajat dimaksud adalah untuk memberi bobot ibadah tersebut, tidak hanya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi upaya mencari solusi atas setiap masalah dan hajat jamaah.

Seperti misalnya yang sangat sederhana, “Jika Anda mempunyai utang yang tidak kunjung terbayar, piutang yang tidak kunjung tertagih, hajat dan keinginan yang tak kunjung terkabul, sampaikanlah segala persoalan dan hajat tersebut kepada Allah, antara lain melalui Umrah ke Tanah Suci Makkah Al-Mukaramah.

Karena orang yang mengeluarkan biaya untuk pergi haji dan umrah, sama dengan orang yang berjuang di jalan Allah [fi sabilillah]. “Orang yang besedekah juga merupakan orang yang berjuang dijalan Allah. Jadi ada korelasinya antara umrah dan sedekah.”

Karena orang yang berjuang di jalan Allah itu merelakan diri dan hartanya untuk kepentingan agama, maka jarang sekali orang yang pergi haji maupun umrah setelah pulang ke Tanah Air menjadi miskin. Sebaliknya, mereka justru diberikan berbagai macam kemudahan, karena mereka telah menafkahkan hartanya melalui ibadah umrah tersebut.

“Jangan kamu pergi keluar [berpergian], kecuali kepada tiga masjid-Ku, yaitu Maajidil Haram [Makkah], Masjid Nabawi [Madinah], dan Masjid Al-Aqsha [Palestina].

Hadits di atas menegaskan, hendaknya setiap Muslim berupaya mengunjungi ketiga masjid tersebut. “Dan itu bisa dilakukan dengan berumrah. Apalagi, diantara dua umrah, adalah kafarat atau penghapus dosa”. Wallahu a’lam bishshawab.

[Dikutip dari berbagai sumber].
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Wassalam, Al Faqir Aswan Nasution, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat [NTB].

Baca Juga :  Muslimat Al-Washliyah Ziarah Ke Makam Pendiri NW di Lombok