Sampah jadi Berkah, Gerakan Ekofeminisme Wanita Desa Tempos Lombok

Oleh: Bintan Khumairo, Pengkaji Studi Sosiologi Lingkungan Prodi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Universitas Islam Negeri Mataram.

BERBAGI News – Perempuan merupakan agen perubahan dan memberi pengaruh besar terhadap kualitas lingkungan hidup. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perempuan terkait hubungannya dengan pengelolaan lingkungan, termasuk ketertarikan perempuan untuk memanfaatkan sampah atau limbah rumah tangga menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Peran penting keterlibatan perempuan dalam organisasi sosial di lingkungan tempat tinggal mereka pun menjadi hal yang penting bagi perempuan. Salah satunya yaitu dengan melibatkan perempuan dalam kegiatan sosial di desa dalam hal ini tentang pengolahan   sampah.

Kesadaran mereka akan pentingnya lingkungan yang bersih membuat perempuan tertarik untuk ikut aktif dalam pengelolaan sampah. Selain itu, kesadaran akan bahaya yang ditimbulkan oleh sampah itu sendiri memberikan pelajaran bagi perempuan untuk melakukan suatu tindakan nyata dalam menjaga lingkungan. Kesadaran akan lingkungan sekitar dipenuhi sampah membuat perempuan berinisiatif untuk mencari cara terbaik untuk menangani masalah mereka di Desa Tempos.  

Selain itu, jenis sampah yang mereka olah juga tidak hanya sampah berbahan plastik namun juga sampah sisa makanan atau sampah organik. Sampah-sampah tersebut kemudian mereka olah menjadi barang yang bernilai guna, seperti misalnya sampah plastik mereka olah menjadi dompet, tas, vas bunga.

Sementara itu sampah dari sisa sayur atau sampah organik mereka mengolahnya menjadi biogas dan pupuk kompos. Selain nilai ekofeminisme ternyata nilai ekonomis juga didapatkan dari kegiatan pengolahan limbah. Perempuan sebagai sosok yang teliti dan telaten, dapat menjadikan permasalahan sampah menjadi peluang ekonomi dengan cara memanfaatkan sampah menjadi barang yang dapat digunakan lagi setelah melalui proses daur ulang. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengatasi permasalahan sampah karena dapat mengendalikan dan mengurangi sampah di Desa Tempos.

Baca Juga :  Sambut Wisatawan Asing, KKN Unram gelar English Class bagi anak-anak di Desa Kembang Kuning

Anggota komunitas tidak hanya mengolah limbah menjadi kerajinan bernilai ekonomis, namun juga membuat usaha bernilai ekonomis dari limbah pupuk cair. Hasil yang didapat dari usaha tersebut diakui sangat membantu perekonomian keluarga.

Dukungan keluarga juga menjadi sangat penting bagi keberlangsungan keterlibatan perempuan dalam menjaga lingkungan. Perempuan sebagai bagian dari masyarakat harus mampu ikut berperan dalam pengawasan timbulnya kerusakan lingkungan hidup yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab harus juga menjadi perhatian kaum perempuan.

Bentuk komitmen kaum perempuan adalah aktivitas kepedulian dalam menyelamatkan dan melestarikan fungsi lingkungan hidup, dengan mencegah pencemaran dan perusakan yang diakibatkan oleh kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Di mana kegiatan tersebut secara langsung berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup.

Pemasalahan yang ada di Desa Tempos yaitu kondisi lingkungan yang kurang sehat dan cenderung kotor. Kondisi lingkungan suatu masyarakat akan mengikuti kebiasaan dari masyarakat itu sendiri. Lingkungan yang kotor disebabkan oleh masyarakat sendiri yang tidak sadar lingkungan dan begitu juga sebaliknya, apabila masyarakat lebih memahami lingkungan maka keadaan tempat tinggal juga akan bersih. Lingkungan yang kotor disebabkan oleh sampah yang dihasilkan oleh masyarakat sendiri.

Masyarakat di Desa Tempos memiliki kebiasaan membakar sampah khususnya sampah plastik bahkan membuangnya sembarangan. Masyarakat Desa Tempos tidak mengetahui akibat dari kebiasaan buruk yang dilakukan akan menyebabkan munculnya bibit penyakit, pencemaran udara, rusaknya jaringan tanah setelah pembakaran, dan sebagainya.

Mengatasi hal tersebut tidaklah mudah, perlu diusahakan penyadaran kepada masyarakat untuk mau menangani sampah-sampah plastik tersebut. Sampah dapat dikelola dan dimanfaatkan agar lingkungan menjadi bersih dan sehat, selain itu sampah juga dapat diolah menjadi pupuk kompos, menjadi barang kerajinan dan lain-lain yang sering diistilahkan dengan 3R, Reduce (pengurangan), Reuse (penggunaan kembali) dan Recycle (daur ulang).

Baca Juga :  Konservasi Penyu di Pantai Nipah Lombok

Gerakan ekofeminisme melalui Pemberdayaan perempuan merupakan salah satu usaha sadar yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dengan tujuan agar perempuan dapat lebih mandiri dan produktif. Seperti halnya yang sudah dilakukan oleh perempuan di Desa Tempos selama tiga tahun terakhir ini.

Kelompok perempuan ini membuat suatu kegiatan positif yang tentunya mempunyai banyak manfaat bagi semua lapisan warga masyarakat di Desa Tempos. Akan tetapi tidak semua kegiatan yang dilakukan oleh perempuan, namun banyak juga kendala yang dihadapi selama aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah yaitu dengan kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya padahal sudah disediakan tempat sampah dimasing-masing dusun namun masyarakat masih sering membuang sampah sembarangan terutama di sungai. Hal ini dikarenakan memiliki aliran sungai yang baik serta mengalir sepanjang tahun.

Langkah yang ditempuh oleh perempuan di Desa Tempos untuk mengatasi  kendala yang mereka hadapi dalam pengelolaan sampah yaitu dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat sampah dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan yaitu dengan cara membagikan karung dan keranjang kepada setiap rumah Hal itu dilakukan agar mereka mengumpulkan sendiri sampah di depan rumah dengan karung tersebut dan kemudian sampah yang sudah dimasukkan ke karung diambil oleh perempuan-perempuan pengolah sampah. (bin)