Dampak Sampah Terhadap Pencemaran Pantai Labuhan Haji

Oleh: Puspita Sari, Pengkaji Studi Sosiologi Lingkungan, Prodi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Universitas Islam Negeri Mataram.

BERBAGI News – Perilaku masyarakat adalah suatu tindakan atau sifat yang sehari-harinya menjiwai kehidupan masyarakat tersebut baik dalam kehidupan sosial maupun dalam kehidupan sendiri-sendiri sebagai kebiasaan yang membentuk cara berinteraksi dan cara hidup masyarakat.  

Kebiasaan masyarakat Lombok pada hari libur banyak yang pergi liburan berwisata untuk menghilangkan segala hal yang melelahkan paska bekerja. Sehingga dengan demikian salah satu pantai rekomendasi yang sangat bagus murah dengan segala keuntungan masyarakat dapatkan yakni pantai Labuhan Haji terkhusus masyarakat Lombok Timur. Hanya saja disekitar bibir pantai terdapat beberapa sampah yang berserakan yang harus diselesaikan seharusnya, hal ini tentu saja mengganggu estetika keindahan pantai.

Minimnya pemahaman masyarakat Desa Labuhan Haji mengenai kesadaran wisata. Jadi masalah sampah di pantai Labuhan Haji ini masih belum bisa teratasi. Selain dari sampah wisatawan yang ditinggalkan, di musim hujan seperti saat-saat ini, selain air yang deras, sungai juga membawa banyak sampah ke lautan. Sampah di lokasi wisata pantai Labuhan Haji yang dinilai sangat mengkhawatirkan bagi Biota Laut. Sumber sampah yang tidak diketahui asal usulnya tersebut menjadi ancaman tersendiri bagi kehidupan di laut. Sampah itu terbawa ombak dan mengakibatkan berserakan di lokasi sekitar pantai. 

Dengan demikian dikarenakan dengan adanya sampah tersebut tidak sedikit pengunjung terganggu dengan adanya sampah di tepi pantai. Akibatnya, Seorang nelayan kerap mengakui kesulitan ketika saat pergi maupun pulang melaut. Baling-baling mesin kapal yang digunakan sering terlilit sampah. Kegiatan bersih pantai hanya dilakukan seumur jagung kemudian hilang. Sampah ini memang sangat kita sayangkan, meskipun sampah kiriman dari sungai. Tapi semestinya ada penanganan dari pemerintah, minimal desa.

Sampah yang terdapat di Pantai Labuhan Haji beragam, mulai dari sampah plastik dan limbah rumah tangga. Hal ini tidak hanya menjadi momok bagi masyarakat setempat, melainkan juga bagi pengunjung, selain itu sampah-sampah tersebut berada hal ini disebabkan lantaran terbawa arus hingga terdampak di bibir Pantai Labuhan Haji.

Baca Juga :  “DOMER”, Hasil Olahan KKN Terpadu Unram Desa Pusuk Lestari

Selain itu dampak dari banyaknya sampah di bibir pantai tidak hanya berdampak pada tingkat kunjungan dari objek wisata itu sendiri melainkan pula sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekosistem laut. Apabila suatu pantai terbebas dari sampah, maka pertumbuhan ekosistem laut semakin baik. Minimnya kesadaran dan penanganan masyarakat sehingga menjadi persoalan serius di pantai. Pantai menjadi titik akhir sampah dari sungai.

Seperti yang kita ketahui bahwa pantai Labuan Haji adalah salah satu destinasi wisata yang strategis di Lombok Timur yang memiliki sebuah keindahan dan keunikannya sendiri yang membuat banyak wisatawan yang berkunjung ke pelabuhan ini. Pantai ini juga terkenal akan indahnya pemandangan saat matahari terbit dan para wisatawan biasanya mengunjungi kawasan wisata ini pada waktu subuh dengan membawa kamera untuk mengabadikan momen saat matahari mulai terbit.

Selain keindahan pemandangan matahari terbit, di pantai labuhan haji juga memiliki pasir hitam yang tidak kalah menariknya, memiliki karakter pantai dengan pasir hitam dengan ombak yang cukup tenang karakter ini dimiliki oleh hampir semua pantai yang berada di wilayah pesisir bagian timur Pulau Lombok. Di sekitar pantai juga terdapat beberapa pedagang yang ramai menjajakan dagangannya selain itu, terdapat beberapa tempat yang dapat digunakan untuk berteduh dari panasnya terik mentari jadi para wisatawan tak perlu khawatir kepanasan dan bingung cari tempat untuk membuka bekal piknik.

Suasana pantai yang tenang membuat Labuan Haji sangat cocok untuk bersantai dan menikmati matahari terbit dan terbenam dan konon, menurut sejarah dari pantai labuhan haji inilah masyarakat umat muslim melakukan ibadah haji ke mekkah pada era belanda dan jepang. Selain itu, karena pelanbuhan haji yang cukup besar maka juga dijadikan sebagai tempat perdagangan berbagai bangsa seperti China, hal ini dapat ditemukan disekitar daerah ini tepatnya di Penedagandor terdapat banyak kuburan cina.

Baca Juga :  Pentingnya Pemanfaatan Lahan Kosong, KKN Tematik Unram gelar Workshop di Desa Tegal Maja

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti mencoba mengkaji masalah ini menggunakan teori fikih lingkungan. Fikih lingkungan adalah ketentuan-ketentuan Islam yang bersumber dari dalil-dalil yang terperinci tentang prilaku manusia terhadap lingkungan hidupnya dalam rangka mewujudkan kemashlahatan dan menjauhkan kerusakan. Fikih lingkungan merupakan hubungan timbal balik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lainnya dan manusia dengan lingkungan jadi lingkungan secara langsung juga menjadi hajat kebutuhan umat manusia dalam menjalani kehidupan dan mempertahankan eksistensinya karena itu, kehidupan umat manusia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan alam lingkungannya. Terdapat hubungan saling mempengaruhi antara perilaku kehidupan umat manusia dengan kondisi alam lingkungan. Kualitas lingkungan hidup sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan umat manusia.

Melestarikan lingkungan sama maknanya dengan menjamin kelangsungan hidup manusia dan segala yang ada di alam dan sekitarnya tapi sebaliknya, merusak lingkungan hidup apapun bentuknya merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup alam dan segala isinya tidak terkecuali manusia karena itu, tanggungjawab menjaga dan melestarikan lingkungan hidup menyatu dengan tanggungjawab manusia sebagai makhluk Allah yang bertugas memakmurkan bumi.

Fenomena di atas adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap dampak sampah, masih ada masyarakat yang tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya, masih banyak dari masyarakat yang membuang sampah ke sungai dan kali yang membawa sampah itu ke bibir laut, tak jarang pula kita melihat dari banyaknya pengunjung wisawatan yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Ironinya, manusia kurang mampu mengemban amanat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan tersebut.

Pencemaran lingkungan terutama yang diakibatkan oleh sampah plastik sudah sangat memperihatinkan. Pembersihan sampah di bibir pantai pun masih kurang di lakukan, hanya di lakukan oleh komunitas yang kebetulan sedang berkegiatan di sana, itupun satu tahun sekali kata salah satu pedagang yang ada di sekitar pantai. Masyarakat umumnya baru menyadari pentingnya menjaga lingkungan ketika telah terjadi kerusakan yang berdampak pada kerugian materi dan non materi.

Baca Juga :  Tantangan Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Oleh karena itu diperlukan strategi khusus agar sampah sampah bisa diminimalisir ke pantai, jadi selain membangun kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah dari rumah tangga, hal ini memerlukan aksi nyata semua pihak oleh karena itu kegiatan pembersihan sampah tidak cukup efektif jika tidak ada tindakan tegas kepada masyarakat yang membuang limbah ke sungai, menutup pabrik yang membuang limbah ke sungai dan menata ulang kawasan di tepi bantaran kali. Jadi pemerintah daerah juga harus tegas memberikan perintah agar tidak membuang sampah ke kali atau sungai, memberikan fasilitas tempat sampah dan pengangkutan sampah bagi masyarakat. (**)