Kesadaran Kolektif Masyarakat Desa Kekait Olah Sampah Jadi Pupuk dan Barang Keperluan Rumah Tangga

Oleh: Wardatul Humairoq, Sosiologi Agama UIN Mataram

BERBAGI News – Pola pembentukan kebiasaan dapat mengantarkan suatu perubahan untuk kebiasaan baru seseorang. Pola tersebut adalah acuan dasar untuk penerapan kesadaran kolektif dalam masyarakat baik itu pada penerapan kebersihan lingkungan.

Karena pada saat ini untuk menciptakan lingkungan yang bersih masih menjadi permasalahan yang sulit untuk dibiasakan, hal tersebut terlihat jelas di wilayah Desa Kekait secara khusus, sebab sampah masih menjadi pemandangan yang kerap menyapa hari-hari kita, pemandangan jauh dari kata bersih akan membuat risih, ditambah lagi dengan kemacetan yang mencekam, polusi udara yang kurang sedap dihirup, akan merangsang adanya rasa jengkel tersendiri.

Fenomena ini akan berdampak bagi kesadaran individu yang menganggap bahwa pemandangan kumuh telah menjadi kondisi yang wajar dikarenakan terlena oleh keadaan lingkungan tersebut. Pentingnya menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat untuk terciptanya lingkungan bersih, karena kesadaran kolektif masyarakat dan terciptanya lingkungan bersih ialah suatu hal yang relevan, sebab dengan adanya kesadaran kolektif masyarakat akan menghasilkan lingkungan bersih dalam jangka waktu yang lama.

Karena kurangnya kesadaran kolektif masyarakat pada kebersihan lingkungan, maka tidak heran jika masalah sampah telah menjadi masalah global yang tidak kunjung selesai hampir di seluruh Indonesia secara umum dan secara khusus di Desa Kekait.

Permasalahan sampah merupakan kesenjangan yang sangat kompleks karena akan menghadapi banyak karakter atau perilaku masyarakat yang beragam. Perilaku masyarakat perdesaan yang relatif berbeda dalam menyikapi masalah kebersihan erat relevansinya dengan pendidikan atau pengetahuan tentang kesehatan yang tidak merata. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang sudah berjalan dalam waktu yang lama tanpa adanya aturan atau sanksi yang bisa membuat jera. Masyarakat yang mempunyai kebiasaan buang sampah bukan pada tempatnya membuat kondisi desa menjadi memprihatinkan, baik dari segi kebersihan, keindahan, kerapihan dan begitupun dengan kesehatan masyarakat pada umumnya.

Baca Juga :  Sirup Gula Aren Olahan KKN Unram, Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Desa Mekarsari

Menurut teori Ekologi politik muncul saat ahli lingkungan mengandalkan konsep ekonomi politik dimana berasal dari kepedulian struktualis materialis. Para ahli akan menelusuri dengan teliti tentang kaitan masalah degradasi tanah dan masalah yang lebih luas seperti kemiskinan dalam masyarakat di bidang lingkungan sumber daya mereka.

Teori ekologi politik mengutarakan bahwa pola-pola pengembangan sumberdaya muncul dari interaksi antara sistem alam dan sistem sosial. Kajian ekologi politik merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan ekologi manusia dan sosiologi lingkungan oleh Haeckel pada tahun 1866, dengan kata lain ini adalah ilmu yang memiliki konsep tentang hubungan manusia dengan alam. Pada perkembangannya, ekologi manusia berevolusi menjadi sosiologi lingkungan yang berkembang menjadi ekologi politik.

Perkembangan tersebut dapat memberikan banyak alternatif terhadap berbagai persoalan ekologis yang dihadapi manusia dan alam. Permasalahan manusia dengan alam pada saat ini berdampak bagi kelangsungan hidup manusia. Contohnya seperti kelangkaan minyak fosil dan ancaman alam terhadap manusia (banjir, longsor, dll). Hal ini akan membawa pada kehancuran alam secara besar-besaran. Ekologi politik memfokuskan pada masyarakat yang lemah/miskin, kemudian dihubungkan dengan lingkungan yang melahirkan suatu konflik. Saat itulah muncul suatu persepsi tentang permasalahan lingkungan. Berkaitan hubungan alam dan manusia yang bermasalah. Saat politisi, birokrat dan pengusaha menjadi suatu kekuatan yang besar yang tidak dapat tertandingi, akan dapat mengalahkan kekuatan- kekuatan lain.

Fenomena yang terjadi di sekitar wilayah kekait ialah pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga kualias air menurun dan air pun tercemar. Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan.

Baca Juga :  Guna Mengangkat Perekonomian Desa, KKN UNRAM Edukasi Pembuatan Kerupuk Berbahan Pisang Mentah

Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam, limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, pemutih pakaian) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat fisika dan kimia dari air.

Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.

Keterkaitan teori dengan fenomena yang terjadi di wilayah kekait mengenai permasalahan pencemaran lingkungan dan pencemaran air yang di sebabkan karena membuang sampah sembarangan karena ulah manusia yang menjadi ekosistem yang utuh untuk menjadikan ekosistem yang lain berfungsi sesuai dengan ekosistem yang utuh tanpa harus menimbulkan permasalahan dengan cara mencemari lingkungan dengan itu manusia seharusnya bertanggung jawab karena apabila lingkungan tidak sehat, tanah tidak sehat, air tidak sehat dan itu akan kembali kepada diri kita sendiri oleh sebab itu kita akan terjangkit suatu penyakit yang berdampak dari rasa tidak bertanggung jawab kita terhadap lingkungan kita sendiri.

Tetapi melalui Dengan adanya program Bank Sampah Kekait Berseri  sebagai acuan untuk peduli lingkungan, dilain sisi juga dapat diartikan sebagai intervensi untuk pemerintahan Desa kekait. Program Bank sampah disini mengajarkan bagaimana cara mencintai lingkungan yang bersih dengan mendaur ulang sampah-sampah dapur menjadi pupuk dan barang keperluan rumah tangga.

Baca Juga :  Penguatan Nilai Kearifan Lokal “Kemalik” Desa Sade-Lombok sebagai Upaya Pelestarian Hutan

Di samping itu juga sosialisasi antar dusun untuk meminimalisir membuang sampah sembarangan dengan cara menyediakan tempat sampah dan mengajarkan cara memilih sampah yang organik dan non organik sehingga nantinya timbul akan kesadar kolektif mengenai cinta lingkungan yang bersih.

Dalam permasalahan sampah didesa pemerintahan desa pun harus ikut andil dalam mendemokan cinta lingkungan dengan cara mengelola sampah dan tidak hanya itu perlu juga awig-awig desa yang harus mengatur mengenai aturan membuang sampah di kali, membuang sampah di selokan agar jera mengenai aturan dan pelanggaran yang di langar.

Dengan adanya bank sampah kekait berseri merupakan salah satu cara untuk mengwujudkan program pemerintah yaitu Zero Waste yang menjadi ikon Lombok Barat. Dengan itu sangat membantu pemerintahan desa kekait dalam menanggulangi permasalahan sampah dengan cara mendaur ulang sampah untuk menciptakan lingkungan bersih tanpa harus membakar sampah yang membuat polusi udara.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran kolektif sebagai suatu yang penting untuk menciptakan lingkungan bersih kita harus menerapkan teori Ekologi politik  yang menekankan hubungan manusia dengan alam yang menekankan bahwa manusia harus lebih bertanggung jawab terhadap alam karena apa yang dilakukan kepada alam berupa membuang sampah sembarangan maka akan mencemari lingkungan dan itu akan berdampak bagi diri kita sendiri.

Oleh sebab itu cintai lingkungan kita dan sadar diri kita sebagai manusia mempunyai peran penting untuk melestarikan lingkungan. (**)