Manusia dan kepentingannya pada tatanan Ekosistem Dalam Teori Etika Lingkungn Antroposentrisme

Oleh: Nurul Aulya Adiatma

BERBAGI News – Manusia diciptakan sebagai khalifah pada muka bumi ini yang dimana dapat diartikan bahwasanya manusia merupakan penggerak apa saja yang ada di muka bumi ini dapat dijadikan sebagai objek bagi manusia untuk Memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya. Allah swt menciptakan manusia beserta dengan alam semesta ini dengan berdampingan yang dimana manusia sbagai subjek dan alam sebagai objek. Artinya manusia merupakan pusat Sebagai Pengelola, serta penggerak dalam berbagai hal yang ada di muka bumi ini.           

Seperti halnya dengan yang saat ini dapat kita lihat pada lingkungan hidup di sekitar kita itu merupakan sala satu contoh dari perbuatan manusia baik dalam hal yang positive maupun hal yang negative. Dalam teori etika lingkungan khusus nya pada teori etika ligkungan Antroposentrisme yang merupakan salah satu teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari system alam. Artinya bahwa manusia merupakan makhluk produktivitas Yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang tinggi dan terus meningkat sedangkan, alam merupakan suatu objek yang dijadikan manusia sebagai pemenuhan kebutuhan serta keinginanya Sedangkan alam memiliki keterbatasan dalam ketersediaannya jika tidak dibarengi dengan keseimbangan yang baik dalam pengelolaannya.

Kerusakan alam akan terus meningkat dan bertambah seiring dengan tingginya laju pertumbuhan yang membuat kebutuhan serta keinginan manusia semakin meningkat dan berubah ubah setiap saat. tidak adanya keseimbangan yang baik antara hubungan manusia dengan alam serta lingkungan hidup Akan mengakibatkan terjadinya bencana alam. Contohnya, adanya penebangan pohon,pembakaran hutan, pencemaran air karena limbah pabrik,Pencemaran tanah akibat dari Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan, dan pencemaran udara akibat dari polusi kendaraan manusia itu sendiri. Bahkan di beberapa kota terdapat beberapa pegunungan yang dijadikan sebagai lahan untuk bertani, bahkan tidak sedikit yang menjadikan pegunungan sebagai tempar pembangunan hotel perumahan dan lain lain.

Baca Juga :  Peduli Abrasi Pantai, KKN Unram Tanam 500 bibit mangrove di Sekotong

Manusia di ciptakan seharus dapat menjadi sumber atau pusat yang dapat mengelola alam dengan baik dan benar sesuai dengan yang seharusnya tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Maksudnya disini adalah manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin yang dapat mengelola alam semesta ini dengan baik. Namun manusia dengan sifat serakah nya yang dapat mengelola serta menciptakan sesuatu, menjadi sangat serakah dan tidak puas atas segala pencapaianya. Hal inilah yang kemudia menjadi sebab terjadinya kerusakan alam dan lingkungan karena ulah manusia yang tidak dapat dikendalika dengan baik terlebih lagi, ulah para pemimpin,penguasa, serta kelompok kelompok yang memiliki kuasa serta kekayaan yang sama sekali tidak memikirkan alam dan manusia lain yang memang tak memiliki daya dan kuasa. Dapat kita simpulkan bahwasanya apapun kerusakan alam dan lingkungan maupun sebaliknya itu adalah ulah dari manusia itu sendiri yang akan kembali pada diriya sendiri.