Warga Desa Montog Baan, Jaga Lingkungan Melalui Bank Sampah

Bank sampah ini suatu terobosan baru yang mampu untuk memelihara lingkungan terutama pencemaran lingkungan.

BERBAGI News – Lingkungan adalah salah satu isu yang paling penting untuk di bahas karena banyaknya orang yang tidak peduli dengan lingkungan. Padahal jika kita membiarkan lingkungan rusak, maka dampak yang akan dirasakan sangat merugikan kehidupan manusia. Terkadang seseorang mengabaikan masalah lingkungan karena kebiasaan buruk yang mereka lakukan, seperti membuang sampah sembarangan.

Kita tahu bahwa tanpa lingkungan yang baik, akan banyak wabah penyakit dan semua aktivitas kita akan terhambat. Jangan sampai hal itu membuat kita menyesal nantinya.

Selama kita memiliki kemauan dan ketekunan untuk mencintai lingkungan, kita dapat mengatasi kepedulian terhadap lingkungan ini.

Sampah masih menjadi masalah nomor satu yang sulit untuk dikendalikan, baik oleh pemerintah maupun perseorangan. Sampah telah menjadi residu dalam setiap kehidupan manusia yang bisa menyusahkan atau sebaliknya menguntungkan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia dalam berbagai sektor kehidupan turut andil dalam proses penumpukan sampah ini.

Pertambahan penduduk adalah salah satu pemicu munculnya masalah-masalah lingkungan diantaranya pencemaran lingkungan akibat sampah. Tingginya angka pertambahan penduduk berbanding lurus dengan volume sampah yang dihasilkan.

Sampah adalah salah satu penyebab pencemaran lingkungan. Seiring dengan kenaikan angka urban, intensitas sampah yang dihasilkan khususnya daerah perkotaan pun semakin meningkat.

Solusi yang efektif amat dibutuhkan dalam rangka mengelola sampah adalah ide pembuatan bank sampah. Salah satu alternatif solusi untuk mengatasi penumpukan sampah dengan pendirian bank sampah, sampah yang dihasilkan tiap hari bisa dikumpulkan sehingga dapat dipilah dan diolah.

Seperti halnya Bank sampah yang ada di Desa Montong Baan, Kecamatan Sikur, kabupaten Lombok Timur. Sebagai bentuk kesadaran masyarakat untuk menanggulangi lingkungan akibat sampah, mendorong pendirian bank sampah di tengah masyarakat, baik sampah organik maupun anorganik.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN Terpadu Unram Berikan PMT di Posyandu Desa Merembu

Semakin banyak sampah akan menimbulkan semakin banyak masalah, oleh karenanya diperlukan pengolahan seperti membuat sampah menjadi bahan yang lebih berguna. Pengelolaan sampah dengan  sistem bank  sampah ini  diharapkan mampu  membantu pemerintah  dalam  menangani sampah  dan  meningkatkan  ekonomi  masyarakat.

Pada prinsipnya sistem kerja bank sampah mengadopsi sistem kerja bank pada umumnya. Hanya saja bentuk tabungan bank sampah bukan uang melainkan sampah. Bank sampah menerima tabungan berupa sampah dan dapat kembali dalam bentuk uang.

Bank sampah mampu mengubah sampah yang tidak berharga menjadi bernilai ekonomis. Pendirian bank sampah tidak saja berdampak secara ekonomi, lebih dari itu bank sampah juga ingin menyebarkan semangat kepedulian untuk melakukan konservasi lingkungan. Partisipasi masyarakat secara aktif sangat dibutuhkan untuk kelangsungan bank sampah.

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 pasal 1 ayat 2 tentang pedoman pelaksanaan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) melalui bank sampah yaitu “Bank sampah adalah  tempat  pemilahan  dan  pengumpulan  sampah  yang  dapat  didaur  ulang  atau digunakan  ulang  yang  memiliki  nilai  ekonomi”.  Bank sampah adalah  tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah.

Bank Sampah telah mengembangkan potensi yang dimiliki kaum perempuan sebagai penggerak konservasi lingkungan. Pengolahan sampah yang dilakukan melalui bank sampah oleh sekelompok perempuan didasari nilai-nilai feminimitas. Nilai-nilai yang diasosiasi sebagai karakter yang melekat pada perempuan seperti memelihara, menjaga, merawat, berbagi, kerjasama, relasional, solidaritas merupakan sesuatu yang mengagumkan sebagai dasar konservasi lingkungan di Desa Monting Baan.

Relasi perempuan dan alam dapat dijadikan dasar untuk model melakukan konservasi alam.Tradisi yang selama ini telah dikembangkan oleh perempuan mempunyai nilai yang paling baik untuk bisa dimanifestasikan dalam konservasi lingkungan. Ekofeminisme memberikan kesadaran kepada perempuan dalam memperlakukan alam utamanya untuk melakukan konservasi lingkungan melalui pendirian bank sampah. Lebih dari itu, Teori ekofeminisme mendorong perempuan untuk menyadarkan lakilaki agar turut serta dalam upaya konservasi lingkungan. Nilai-nilai feminimitas perlu diasah dan diasuh terus menerus agar melekat dihati masyarakat. Nilai-nilai feminimitas yang mewarnai Bank Sampah Berlian terbukti mampu memberdayakan masyarakat sekitar.

Baca Juga :  Inovatif, Mahasiswa Promer UTS Bacth 7 Desa Labuhan Sumbawa Manfaatkan Ikan Tongkol, ini jadinya

Menjaga lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab kolektif, selama permasalah sampah belum dapat di selesaikan, maka seluruh elemen masyarakat wajib untuk terus berusaha mengulanginya, baik laki-laki atau perempuan tenpa terkecuali mempunyai kewajiban untuk melakukan pengeolan sampah sebagai upaya konservasi lingkungan.

Bank sampah ini suatu terobosan baru yang mampu untuk memelihara lingkungan terutama pencemaran lingkungan akibat sumpah. (zam)