BERBAGI News – Pulau Sumbawa adalah sebuah pulau di provinsi Nusa Tenggara Barat.pulau Sumbawa didiami oleh beberapa suku diantaranya; ada suku Asli yaitu suku samawa selain suku asli tersebut pulau Sumbawa juga didiami oleh banyak suku pendatang seperti;Bima, Lombok, Bali, Jawa, Bugis, Arab Dan Makassar.
Dengan masuknya suku suku pendatang ini merupakan suatu tantangan dalam mempertahankan keaslian bahasa daerah Sumbawa ditambah lagi pengaruh perkembangan sosial media di era digitalisasi saat ini, yang di khawatirkan akan memudarnya khasanah bahasa daerah melihat semakin mudahnya masyarakat memilah milah bahasa yang mereka sukai untuk berkomunikasi dengan sesama dikarenakan yang lebih suka menggunakan bahasa-bahasa gaul yang mereka anggap lebih keren, dengan begitu pelan-pelan tapi pasti enggan menggunakan bahasa daerah sendiri lantaran gengsi atau khawatir dicap kolot dan kurang gaul.sehingga dialek dan semboyannya masing-masing daerah cenderung terasing dan terlupakan oleh sukunya sendiri.
Seperti suku yang lain, suku Sumbawa yang memiliki Bahasa Sumbawa (Basa Samawa) yaitu bahasa yang dituturkan dibekas Wilayah Kesultanan Sumbawa yaitu Wilayah Kabupaten Sumbawa Dan Kabupaten Sumbawa Barat Dengan Semboyan Khas Yaitu Silamo.
Ucapan “Silamo “ secara bahasa merupakan kata perintah yang halus baik itu dalam menyuruh, dan mengundang dengan hormat.sedangkan Kata Silamo secara filosofi menjelaskan kata “ Silamo “berarti Silakan sedangkan dari arti kata terdiri dari dua suku kata yaitu kata “Sila“ dan “Mo“ sehingga membentuk kata “Silamo“ yang berarti Silahkan dan juga makna lainnya Mari, kata “Silamo“ jika dihubungkan dengan kata lain maka akan membentuk makna mengikuti kata berikutnya sebagai contoh ; “Silamo Tokal“ artinya silahkan duduk, “Silamo Mangan“ artinya silahkan makan, “Silamo Nginum“ silahkan minum dan lain sebagainya.
Ucapan “Silamo“ ini sebagai salah satu kata yang sering digunakan ,sebagai bentuk sapaan dan ucapan yang bernilai penghormatan dan keramahan dalam interaksi social masyarakat baik dalam menyuruh,mengajak,mengundang tamu, menyajian makanan dan minuman.
Namun Sebagaimana yang kita ketahui dahulu bangsa Indonesia dikenal karena moral rakyatnya yang berbudi pekerti luhur santun dan beragama demikian pula khususnya suku Sumbawa sayangnya citra baik ini tidak dijaga karena akhir-akhir ini terjadi kemerosotan moral seperti terjadinya disintegrasi sosial yang membentuk sikap individualisme pada masyarakat.masalah moral ini menjadi perhatikan dari banyak pihak terutama Pendidik ., Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat Dan Orangtua yang sekaligus merupakan pihak pihak yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan atau mengatasi berbagai kemerosotan moral tersebut yang terjadi di tengah masyarakat .
Sebagai pihak yang bertanggungjawab maka para Pendidik, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat Dan Orang Tua perlu melakukan beberapa hal untuk mengantisipasi kemerosotan moral hendaknya semua pihak dengan cara diantaranya menghindari salah pergaulan dengan memilah dan memilih teman dekat, sedangkan peran orang tua khususnya diharapkan bisa memberikan perhatian yang cukup , ,mengajarkan nilai-nilai akhlak yang baik , serta mengajarkan anak untuk tidak terbawa akan arus budaya barat .memperluas wawasan dan pengetahuan akan nilai-nilai luhur tata krama sopan santun dalam berinteaksi ditengah masyarakat, dan membiasakan anak- anak dalam Ucapan Bahasa Sumbawa Asli dan Khas Sumbawa , yaitu “Silamo“
Karena realitanya saat ini Ucapan ini hampir hilang di telan zaman yang di pengaruhi oleh gencar pengaruh media social sehingga budaya- budaya barat lebih dominan mempengaruhi sikap masyarakat masa kini yang cenderung negative jauh dari nilai nilai luhur budaya yang telah di tanamkan oleh para pendahulu , sebagai contoh dalam pergaulan sekarang tata kerama sopan santun dalam berintraksi ketika mengajak orang lain bukan lagi dengan ucapan “ Silamo “ tapi dengan mengatakan “Kemon“ / Ayo, demikian pula beberapa sikap lain seperti realitanya kita bisa melihat sikap disintegrasi yang menyebabkan sikap individualisme pada masyarakat pada para remaja kita.
Berdasar pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa filosofi di balik Ucapan “SILA MO“ merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam aktivitas sehari hari oleh masyarakat Sumbawa sebagai bentuk sapaan hampir disetiap interaksi sosial, dan sebagai ucapan yang bernilai penghormatan dan keramahan dalam interaksi dengan sesama baik dalam menyuruh,mengajak,mengundang tamu, menyajian makanan dan minuman. sehingga Ucapan “SILA MO“ ini menjadi ucapan khas suku Sumbawa .
Diharapkan agar Ucapan “SILA MO” sebagai ucapan yang bernilai pernghormatan dan keramahan dalam berinteraksi social dengan sesama untuk tetap dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. (**)