Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Oleh: ASWAN NASUTION

Religi257 Views

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah [nikmat] kepadamu, dan jika kamu mengingkari [nikmat-Ku], maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [QS. Ibrahim: 7].

KEMERDEKAAN merupakan salah satu karunia besar dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Ia merupakan mikmat urutan kedua sesudah nikmat kehidupan. Namun ia tetap berada pada satu urutan di bawah nikmat termahal, yakni nikmat keimanan.

Sebagaimana nikmat-nikmat lainnya Allah Swt memerintahkan kita untuk mensyukurinya. Sebab mensyukuri nikmat akan menghasilkan pelipatgandaan nikmat itu sendiri. Sedangkan kufur nikmat akan menyebabkab nikmat itu berubah menjadi sumber bencana bahkan azab.

Sesuai dengan firman Allah : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah [nikmat] kepadamu, dan jika kamu mengingkari [nikmat-Ku], maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [QS. Ibrahim: 7].

Bagi umat Islam, anugerah kemerdekaan ini selayaknya dijadikan momentum untuk mengasah rasa syukur kita kepada Allah Swt dengan tentunya menggunakan nikmat rersebut kearah tujuan penciptaan manusia, sesuai dengan definisi syukur yang didefinisikan oleh para Ulama:

“Syukur merupakan segala bentuk aktivitas seseorang hamba dalam rangka mendayagunakan semua nikmat yang Allah berikan kepadanya menuju tujuan manusia itu diciptakan yaitu beribadah kepada Allah Swt.”

Sesungguhnya Islam lahir membawa misi kemerdekaan dan kebebasan serta ingin mengantarkan segenap manusia kembali kepada fitrah mereka yang suci. Misi kemerdekaan dan kebebasan yang diperjuangkan oleh Islam merupakan inti dari idiologi yang benar yaitu: “Membebaskan manusia dari penghambaan dan pengabdian yang totalitas kepada Tuhan sang pencipta makhluk sealam jagad ini.”

Apabila kita sebagai suatu bangsa pandai memanfaatkan nikmat kemerdekaan dengan menjalani kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara penuh dengan berbagai program ketaatan kepada Allah Swt, niscaya nikmat tersebut akan Allah tambah kepada kita semua.

Namun sebaliknya bilamana kemerdekaan itu kita sikapi dengan menjalani kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara jauh dari tuntunan Ilahi, maka sudah sewajarnya nikmat kemerdekaan malah terasa menjadi sumber bencana dan bahkan azab.

Adalah suatu ironi bila sebagai suatu bangsa yang berjuang berabad-abad mengusir penjajah Inggiris, Portugis, Belanda dan Jepang dengan semangat Takbir Allah Maha Besar… [Allahu Akbar], lalu saat meraih kemerdekaan justru membesarkan faham materialisme, sekulerisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Masihkah kita perlu heran mengapa setelah hidup di alam kemerdekaan berpuluh tahun justru kita sebagai bangsa semakin terpuruk? Bukankah apa yang sedang kita alami sekarang ini hanyalah sebuah bukti kebenaran firman Allah tersebut?”…dan jika kamu mengingkari [nikmat-Ku], maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Mengingkari nikmat maknanya di sini adalah tidak memanfaatkan nikmat kemerdekaan di jalan Allah Swt yang sebenarnya.

Oleh sebab itu kita sebagai pewaris kemerdekaan mempunyai tanggung jawab memeliharanya agar semangat api kemerdekaan itu tidak semakin menjadi pudar. Kita isi kemerdekaan ini dengan cita-cita kemerdekaan yaitu mewujudkan negara yang adil dan makmur dalam limpahan rahmat dan ridha Allah SWT.

Marilah kita tingkatkan terus darma bakti kita dalam mengisi kemerdekaan ini. Kita tempatkan diri kita sesuai dengan kemampuan dan posisi kita masing-masing. Bagi pelajar dan para santri. Belajarlah dengan tekun dan sungguh-sungguh guna mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya, sehingga bermanfaat dunia dan akhirat, bagi seorang pegawai maka bekerja dan mengabdilah dengan penuh rasa tanggung jawab, bagi seorang pemimpin, maka pimpinlah dengan penuh kasih sayang dan niat yang tulus.

Mari kita tunjukkan dan buktikan diri kita kepada Allah Swt, bahwa kita adalah bangsa yang bersyukur atas segala nikmatnya terutama nikmat kemerdekaan ini, janganlah sampai kita berkhianat terhadap negara kita, berkhianat terhadap tugas kita, berkhianat terhadap rakyat yang telah memilih kita sebagai pemimpin dan berkhinat kepada Allah Swt yang tak terlepas atas rahmat dan ridha-Nya jua kita bisa merdeka seperti sekarang ini,

Karena sesungguhnya pengkhianatan adalah bentuk kekufuran atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt sang pemberi rahmat atas Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta ini. Mudah-mudahan kita semua tidak pernah menyerah untuk mewujudkan Negara yang Adil dan Makmur, kita mohon kepada Allah semoga melimpahkan anugerah dan ridha-Nya kepada seluruh bangsa Indonsia semuanya. Amin. Wallahu ‘alam bish shawab.

Baca Juga :  Membahagiakan Anak Yatim di Akhir Tahun