Tenda Tradisi Madak Ganggu Keindahan Pantai Kuta Mandalika

Pariwisata488 Views

Lombok Tengah, BERBAGI News – Tenda tradisi Madak atau Madek Mare (Mencari Ikan di Laut) mewarnai sepanjang posisir Pantai Kuta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah.

Salah satu wisatawan Lokal warga NTB, Samsul mengatakan, destinasi Pantai Kuta ini sangat indah dengan pasir putihnya dan kebersihan air lautnya serta pemandangan perbukitan, namun dengan adanya tenda di sepanjang Pantai tersebut cukup mengganggu pemandangan.

Keberadaan tenda warga yang dibuat dari bambu, pelepah kelapa dan terpal itu dinilai menganggu keindahan alam Pantai Kuta KEK yang dikelola ITDC.

Salah satu wisatawan lokal warga NTB, Samsul mengatakan, destinasi Pantai Kuta ini sangat indah dengan pasir putihnya dan kebersihan air lautnya serta pemandangan perbukitan, namun dengan adanya tenda di sepanjang pantai tersebut cukup mengganggu pemandangan.

“Kalau menurut saya cukup mengganggu pemandangan,” ujarnya kepada wartawan. Jumat (08/10/2021).

Ia juga mengatakan, kenapa tidak ditata keberadaan tenda warga yang melaksanakan tradisi madak tersebut, sehingga tidak mengganggu keindahan Pantai Kuta.

“Kenapa tidak ditata atau dikemas dengan baik kegiatan yang menjadi tradisi warga ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, Tradisi Madak merupakan tradisi turun temurun suku Sasak yang dilaksanakan dalam setahun tiga bulan berturut selama tiga hari tiga malam per bulan bersangkutan.

Selama tradisi itu berlangsung, warga menginap bersama keluarganya dengan mendirikan tenda selama tiga hari tiga malam di kawasan Pantai Kuta, karena warga menangkap ikan saat air laut sedang surut.

Sementara itu, pihak Humas PT ITDC selaku pengelola kawasan, Anggun mengatakan, mengenai kegiatan Madak Mare di area KB bisa dikonfirmasi kepada Pemerintah Daerah.

“Bisa menghubungi pihak Pemerintah Daerah Lombok Tengah, karena terkait tradisi yang dilakukan masyarakat adat Desa Rembitan,” pungkasnya.

Baca Juga :  PROJO NTB Surati Presiden Jokowi Ganti Dirut ITDC atas Puluhan Warga Terisolir

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Lalu Lendek Jayadi yang dikonfirmasi belum bisa memberikan penjelasan, karena ada kegiatan.

“Masih rapat di Mataram,” singkatnya. (ANT/MTR)